4

9 1 0
                                    

Ruang putih

Rasa sesak sudah menggerogoti tubuh arga yang melemah di atas lantai keramik dingin, nafasnya tercekat, dadanya sakit. Pikiran warasnya hampir saja menghilang karna perasaan ini.

"Hah.. hahh.."

Mencoba meraup oksigen dengan mulutnya, menjambak rambut hitam legam dengan kasar sambil meringis kesakitan. Apakah ini yang dinamakan panik atack? Arga sudah tidak peduli lagi, dia hanya ingin rasa sakit ini menghilang.

"Siapa.. siapapun.. tolong hahh..."

Matanya memanas, menangis sambil memohon untuk di tolong, rasanya tubuhnya ingin hancur berkeping-keping. Tak lama setelah dia merasakan sakit seperti itu, tubuhnya mulai tenang, sesak dan sakit yang baru saja ia rasakan tiba-tiba saja menghilang.

Menarik nafas lega lalu mengatur nafas yang tersenggal, mengusap air mata sambil bersandar pada tembok putih. Menekuk lutut, menatap langit langit kamar dengan tatapan kosong

"Kapan ini berakhir?"

Ucapan putus asa keluar, menggelamkan wajah itu kedalam lutut yang tertekuk, isak tangis kembali terpecah. Rasa sakit seperti ini terlalu menyiksa, tanpa sadar ada sosok yang datang mendekati arga, mengelus puncak kepalanya dengan lembut sambil tersenyum

"Akan segera berakhir, kau harus bersabar"

Tangisan Arga mereda, menikmati sentuhan halus di kepalanya sambil menenangkan diri, mendongakan kepala sambil menatap kepada sosok di hadapannya

"Kenapa aku tidak bisa melihatmu?.."

dengan mata sembab dan pipi basah, Arga bertanya. Dia menghela nafas pasrah, pertanyaan yang sama setiap kali berhadapan dan menenangkan Arga

"Karna aku, tidak pernah ada disini"

"Kenapa? Kenapa kau selalu membuatku tenang? Sebenarnya.. kau siapa?"

"..."

Terdiam, lalu memeluk Arga untuk menghindari topik itu, Arga sama sekali tidak merasa terganggu. Rasanya hangat juga nyaman, dia senang karna sosok itu selalu ada dan menenangkannya

"Terimakasih"

Menutup mata sambil tersenyum, ah rasa damai ini lah yang Arga sukai, angin berhembus menerpa wajah putih pucat Arga yang sudah tertidur lelap. Dia masih tersenyum sambil mendekap tubuh Arga kedalam pelukan

"Aku.. akan mengakhiri ini untukmu, tenang saja dan bersabarlah. Arga"

Who I'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang