The Beginning of the End

33 3 0
                                    

Do you ever be in a perfect relationship? It's like everybody look at your relationship as a reference, every couple wants to be as happy as yours. Tragically, only you can see a little black dot on the white clean paper they used to call 'couple goals'. You know why? 'Cause that's yours.

Begitulah Ethan dan Winter sama-sama tahu dimana letak titik hitam di atas kertas putih bersih milik mereka. Setelah 5 tahun berjalan, akhirnya mereka menemukan titik itu. Di saat semua orang terkagum pada kertas putih, Ethan dan Winter terdistraksi oleh sebuah titik hitam.

Titik bosan. Sebuah titik dimana mereka merasa jenuh terhadap satu sama lain. They finally found it after five years.

"Do you feel it, Win?"

Gadis bersurai hitam panjang itu tersenyum kecut menanggapi. Dua cup es krim berbeda rasa berakhir meleleh tanpa tersentuh di atas meja. Tuan dan puannya sedang sibuk dengan angan masing-masing.

Ethan memalingkan wajahnya menatap ke sembarang arah. Ada rasa ngilu di hatinya saat Winter tersenyum. "I'm so sorry, i feel it," lirih Ethan tanpa berani menatap gadis itu.

"Noo.. no need to sorry, Than," sahut Winter. Ia turut memalingkan wajahnya, tidak sanggup menatap wajah Ethan. "Gue paham kenapa lo ngerasain itu. Our relationship has been stuck since a while. If you ask me do i feel it, no, i don't feel it yet. And it means gue bakal ngerasain itu juga dalam waktu dekat. We really do need some break," ujarnya.

Setetes air mata Winter jatuh tanpa ia sadari. Bukan gadis itu sakit hati, tidak. Ia hanya sedang menghadapi kenangan yang tiba-tiba mengerubungi kepalanya.

"Win..."

Rasa tidak tega juga hinggap di hati Ethan melihat gadis kesayangannya itu menangis. "Gue gak minta kita break. Lo boleh memperjuangkan hubungan kita dan gue mau. I just— sorry, gue cuma merasa harus terbuka sama semua yang gue rasain ke lo," sesal Ethan. Pria itu mengusap pipi Winter, menghapus jejak sungai yang tercipta karenanya.

"Apa yang harus diperjuangkan? I know you well, Than. Sebelum hubungan kita 5 tahun belakangan gue juga udah kenal lo banget," ucap Winter diiringi tawa kecil.

"Kita tuh udah temenan dari jaman lo pake boxer Doraemon sampe sekarang kita di DPS Academy jadi sok english gini. Perubahan semacam ini gak berpengaruh ke pertemanan kita, kan?"

"Dari jaman lo pake singlet Dora the Explorer, ya?" Ethan balas tertawa.

"Hahaha woy anjir! Gue dulu suka banget pake itu. Kita main ke taman komplek sampe sore, pulang dimarahin mami."

"Gue juga dimarahin mama gara-gara kaki gue belang, di bagian yang gak ketutup boxer gosong."

"Weh iya, lo dulu kalo pake CD doang keliatan ada cap boxernya. Please, kayak tuyul. Hahahaha"

Winter tertawa lepas, masih dengan mata yang belum kering. Ethan menatapnya dengan senyum hangat. "So, do we really break up now, Win?" tanyanya.

"Yes! Let's turn back to 5 years ago when we walked together through the gates of DPS Academy as best friend!"

Senyum lebar yang Winter tunjukkan dengan usaha lebih ikut mengundang senyum lebar Ethan. Winter thinks that smile is worth it.

"Okay, Snow Princess. But, I would like to invite you to the last date tonight," ajak Ethan.

"Where would that be, Prince?"

"Let's turn back time to our first date! My family's bungalow, Eternal Hill."

Winter terkekeh kecil mendengar tempat itu disebut. "Am I supposed to wear that Ivory dress from you?" Ethan ikut terkekeh.

"My pleasure, Princess. I'll pick you up at 7 pm." Winter hanya balas mengangguk sembari menatap pria kesayangannya itu.

Siang itu matahari bersinar sempurna. Gumpalan awan yang biasa menggantung di depan sang Surya pergi bersama angin sepoi. Udara yang panas menyengat masih terselamatkan dengan hembusan angin yang menyegarkan. Suasana yang sangat cocok untuk makan es krim.

Meski begitu kedai es krim langganan Ethan dan Winter cukup sepi. Hanya terlihat beberapa siswa berseragam navy khas DPS Academy yang terlihat memesan take away. Mereka lebih memilih pulang ke rumah atau kembali ke gedung megah sekolah yang dari kedai hanya terlihat tampilan sampingnya.

Ya memang cuma Ethan-Winter sih, yang betah duduk di sana menghadap tembok tinggi pembatas DPS Academy yang berwarna putih bersih itu. Kalau orang lain pasti melintas saja sudah menyipitkan mata silau. Es krim juga jadi cepat leleh kalau di situ, seperti milik Ethan dan Winter.

Sepasang pemuda itu tampak tak peduli lagi dengan es krim mint choco milik Winter ataupun rainbow shorbet milik Ethan yang telah mencair sepenuhnya. Mereka lebih sibuk bertukar pandang, memutar semua kenangan yang mereka miliki untuk terakhir kali.

"Are you sure, Win?"

"Of course, Than."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

To be continue...

– S. Ivy💋

do you get deja vu? | Ethan LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang