"Ayo kak" ajak Rara
"Malah turun duluan tuh bocah, dek tungguin" ucapnya sedikit berteriak, Selfi pun berniat menyusul Rara tapi saat tangannya ingin menyentuh handle pintu, ia tak bisa meraihnya.
"Ada apa dengan tanganku?" batinnya bingung
Selfi mencoba untuk menyentuh handle nya kembali, tapi tetap tak bisa ia sentuh. Sampai Rara datang ia masih kebingungan tapi ia menyembunyikan semua itu untuk Rara, sementara Rara tidak ambil pusing.
Selama mengikuti Rara, Selfi masih dibingungkan oleh keanehan tadi, ia bahkan sempat berpikir bahwa dia sudah meninggal. Tapi yang jadi pertanyaan nya, Kenapa Rara bisa melihat dia? Dia pun hanya berpikir kalau dirinya sedang kecapean, jadi kurang fokus.
Sesampainya didepan teman-teman Rara, Selfi memberikan senyum untuk mereka tapi ia merasa sedang diabaikan, merasa mereka tak melihatnya. Sampai Rara yang memulai pembicaraan lebih dulu, barulah teman-teman Rara menoleh ke arahnya. Tapi kalimat yang ingin didengar oleh Selfi bukanlah itu.
Selfi mulai mengakui bahwa dirinya memang sudah meninggal, dan berpikir kalau Rara bisa melihatnya karena Rara memiliki ikatan darah sebagai adik kandungnya.
Selfi ingin meleraikan perdebatan kecil adiknya, tapi baru saja ingin menyentuh pundak rara, tiba-tiba
"Awsss!!" lirihnya saat tubuhnya tiba-tiba sudah terduduk di lantai
Selfi mendongakkan kepalanya, dan hal yang pertama ia lihat hanyalah bunga mawar cantik, bunga yang terpantul cahaya dari balik jendela.
Selfi beranjak bangun, dan melihat sekelilingnya yang ternyata ia sedang berada di dalam ruangan or kamar.
Selfi beranjak bangun, dan berbalik. Ia melihat sekelilingnya tapi tak ada apa-apa. Gadis itu hanya melihat cahaya dari balik pintu yang tak tertutup rapat.
Selfi melangkahkan kakinya dan membuka pintu itu, satu hal yang bisa ia rasakan adalah bau obat-obatan seperti dia sedang berada di rumah sakit.
Ia mencoba melangkah masuk ke dalam tapi gadis itu malah terpental jauh dan tiba-tiba saja, dia sudah berada di rumahnya.
"Awsss!!" rintihnya lagi
Brakkk...
"Kakak!!" Rara membuka pintu rumah dengan kasar, gadis itu langsung berlari menuju kakaknya dan memeluknya
"Kakak dari mana saja?" cemasnya
"I just.." Selfi menggantungkan ucapannya dan memeluk erat sang adik
"Kenapa kamu menangis?" tanyanya
"Bagaimana aku tidak menangis! Kakak menghilang dengan tiba-tiba! Aku mencemaskan keadaan kakak! Aku sangat takut, jika... Jika kehadiran kakak hanyalah mimpi" ucapnya sesenggukan
Selfi menepuk-nepuk punggung Rara dan menenangkan adiknya dengan lembut
"Maafkan kakak" ujarnya, Rara mengangguk sembari melepaskan pelukan mereka
"Maafkan aku juga karena menjadi adik yang nakal" ujarnya
"Kamu adik yang luar biasa untuk kakak! Kakak bahagia memiliki kamu di sisi kakak" lembutnya sembari mengusap pipi Rara
*****
Selfi memperhatikan adiknya yang tengah memasak, dia ingin membicarakan tentang insiden tadi siang, tapi dia tak enak hati mengganggu suasana hati sang adik yang begitu bahagia
"Kakak?" Rara menyadarkan lamunan Selfi
"Ada apa?" senyumnya
"Makanan sudah siap, lagi lamunin apa sih?"
"Tidak sayang, ya sudah kakak pamit ke kamar dulu ya" pamitnya seraya beranjak dari duduknya
"Gak makan dulu?" Selfi tersenyum lalu kembali duduk
"Kakak hanya akan menemanimu makan, ya. Nanti kalo kakak lapar, kakak bisa makan" ujarnya tersenyum
Rara yang mengetahui sifat sang kakak, jika tak ingin makan dia tak bisa di paksa, gadis itu pun hanya mengangguk dan tersenyum
*****
Setelah Rara pamit kekamarnya, kini tinggallah Selfi sendiri di depan kamarnya, kamar yang sudah lama dia kosongkan, tangannya begitu gemetar untuk meraih handle pintu, dia benar-benar takut jika semua kecurigaannya benar, bahwa. Bahwa gadis ini telah meninggal dan menjadi hantu
"Aku tidak bisa terus seperti ini" lirihnya
"Kakak" panggil Rara dengan tiba-tiba, membuat Selfi kehilangan keseimbangan dan jatuh menembus pintu
"Awsss!!" rintihnya
"Adek" dia tersadar dan segera menembus pintu, betapa kagetnya dia saat melihat Rara yang sudah tergeletak pingsan
"Adek.. adek adek, dek bangun... Rara bangun" khawatirnya menepuk-nepuk pipi Rara tapi dia tak kunjung bangun
Selfi begitu bingung lalu berlari menembus dinding dan begitu kagetnya dia saat dia melayang di udara, just because she came from her room upstairs
"Wow" gadis itu menggelengkan kepalanya dan kembali menembus dinding, namun hal itu kembali membuat sang adik pingsan lagi karena melihat dia menembus dinding
"Asihhhh!!!" gadis itu kesal dan segera melayang secepat kilat menuruni tangga dan pergi menembus pintu utama, di depan rumah dia kembali di buat kesal, karena posisi dia hantu, dan siapa yang bisa mendengar suara teriakan minta tolong seorang hantu?
Tidak menyerah, gadis itu pergi keluar perkarangan rumah dan pucuk di cinta dia melihat jirayut dan putri, yang mengendarai mobil mereka ke arah sini
"Syukurlah" leganya namun untuk sesaat karena tiba-tiba mobil mereka belok ke sisi lain
"What? No!" gelengnya dan menyusul mereka
Kini gadis itu berada di bangku penumpang, dan tanpa menunggu lama, dia meraih setir dan memutar setir itu
"Eh Jir Jir, lu mau ngajak gue mati? Anjirr, berhentiin mobilnya!!!" teriak Putri sembari memukul-mukul lengan Jirayut
"Heh! Bodoh!!! Liat tangan gue kgk pegang setir, lu nuduh gue sembarangan" sungutnya, namun sesaat kemudian dia dan Putri saling bertukar pandang dan berteriak
"Aaaaaaaaaaaaaa!!"
"Mamaaaaaaaaa!!!"
"Aishhh" Selfi mengusap kasar hijabnya dan
Tak
Tak
Tak"Awsss!!!" ringis keduanya
Keduanya menangis dalam pelukan, tak tanggung-tanggung mereka membuat kata kata perpisahan dan saling menguatkan satu sama lain
Membuat Selfi mengernyitkan keningnya dengan begitu bingung, sedramatis itu teman-teman adiknya?
.
.
.
.
Hey guys ini karya baru aku. Semoga suka ya. Jangan lupa vote dan share jika bagus. Dan pastinya jika kalian mau tau kelanjutannya, hehehe.