Pagi telah tiba, matahari telah menunjukan cahayanya dengan sedikit malu-malu, cahayanya yang silau membangunkan seorang gadis dari tidur nya, gadis itu sesekali menggeliat dan perlahan mengerjabkan matanya untuk menyesuai kan cahaya yang masuk ke dalam indra nya.
Setelah selesai mengumpulkan nyawanya, dia langsung bergegas ke kamar mandi dan melanjutkan ritual mandinya,mengganti pakaiannya dengan pakaian santai, dia tidak ke sekolah karna dia terlambat bangun.
"Bang ryan"
Orang yang merasa terpanggilpun menoleh.
"Apa?"sahutnya."Abang sibuk ga? Bisa to-"
"Gak, gue gamau apapun yang menyangkut kehudupan lo ngerti!" Potong ryan Tegas.
Icha menatap nanar sang abang.
"Bang?""Gue ga peduli"tegas ryan dan berlalu pergi meninggalkan icha yang diam mematung.
Itu kata yang cukup menggores hatinya.Namun,icha terlalu terbiasa untuk menahan perihnya kata-kata kasar itu. Dia menatap nanar punggung kakak nya yang mulai menghilang.
Apaini? Kenapa abang, ayah dan teman- temannya begitu membencinya?,apa salahnya dia bahagia?, apa kebahagiaannya akan menyakiti orang lain?
Icha berjalan gontainke ruang tamu, di sana terdapa randi--ayah icha.
"Ayah" lirih icha menatap sendu ke arah ayahnya.
Randi yang merasa terpanggil pun menoleh ke belakang dan mengernyitkan dahinya.
"Apa?"ketus randi tanpe mengalihkan pandangannya.
"Kenapa yah? Kenapa abang benci icha? Apa ichaa punya salah?" Tanya icha dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Entah kenapa memang sedari kecil icha sudah di benci dan di musuhi oleh teman-teman dan keluarga nya, dia tidak tau apa penyebab pestinya tapi yang jelas itu pristiwa yang buruk.
Randi hanya terdiam dan menatap datar icha yang sangat meharapkan jawabannya.
"Ayah, cintai aku meski hanya sesaat, prioritaskan aku meski hanya tipu daya. Meski bukan kenyataan setidaknya aku merasakan kehangtan walau hanya kepalsuan." Lirih icha dengan air mata yang sudah mengalir.
Randi masih menatap datar icha tanpa berniat membalasnya, kebencian di hatinya dan ego yang begitu besar telah menguasainya.
Tanpa basa-basi lagi randi beranjak dari tempatnya dan meninggalkan icha sendiri yang masih menangis dan mengharapkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya.
Beginilah kenyataan kehidupan seorang icha, di benci abangnya, tidak di pedulikan oleh ayahnya,di khianati sahabatnya,rasanya semuanya palsu, semua hanya pura-pura dan dia lelah.
Icha pov~
Aku capek, aku lelah,tuhan di mana bahagian yang kau janjikan,apa bedanya aku dengan merekan, kenapa kau mengambil semua bahagia itu tanpa menyisakannya sedikit pun aku lelah tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
happy with pain
Sonstigesmeceritakan tentang soarang gadis yang berjuang sendirian melawan penyakitnya.