Nenek Theora

4 7 6
                                    

   Aku tidak bisa membayangkan tinggal di rumah Nenek selama 3 bulan lamanya, ditambah Ma melarang aku menggunakan gawai selama berada di sana. Aku mengemas pakaian dengan wajah malas sedari tadi. Sejak Ma mengatakan ide gila ini aku sudah sekian kali mengutarakan alasan demi alasan tapi tak satu pun di dengarnya. Di dapur Ma dan Pa berbincang-bincang mengenai penelitian gila yang akan mereka lakukan, mereka nampaknya antusias sekali entah penelitian apa lagi itu, aku tidak tahu menahu yang kutahu hanyalah 'mereka pergi ke Brazil' selama 3 bulan penuh.

Aku telah selesai mengemas pakaian ke dalam koper, Ma mendekat ke tempatku sekarang.
"An, ayo pergi kami akan mengantarmu ke rumah Nenek," kata Ma padaku.

Hanya aku balas anggukan, lalu aku membawa koperku menuju mobil, Pa membantu. Aku dan Ma masuk kedalam mobil, dan kami mulai berangkat. Di mobil suasana nampak hening, di antara kami bertiga tidak ada yang memulai percakapan, aku sendiri memalingkan muka melihat pemandangan pepohonan yang semakin jauh semakin lebat, rumah Nenekku ini di pedesaan yang masih sangat kental.

15 menit kemudian, tibalah kami di sebuah rumah berwarna coklat terbuat dari kayu bertingkat dua dengan desain zaman dahulu yang masih ketara dengan jelas, menurutku rumah itu terlihat sangat bagus dan nampak kokoh berdiri hingga puluhan tahun. Nenek menunggu di depan gerbang dengan utas senyum di pipinya yang sudah kendor, pun kubalas senyuman kemudian ku peluk Nenek. Pa dan Ma mengiring di belakang, mereka masuk ke rumah sebentar untuk meminta izin pergi, dan untuk menjagaku dengan baik.

"Tentu saja akan Mama jaga An dengan baik, kalian tidak usah mencemaskan dia, perhatikan saja kesehatan kalian ya Ayana juga Kesa," ucap Nenek.

Ma dan Pa lalu menghampiriku, bilang jangan menyusahkan Nenek ku balas anggukan saja. Lalu mereka menyalimi Nenek berkata 'Jangan segan memarahi ku jika aku bandel dan tidak mau nurut' [Tentu saja]. Raut wajah Ma terlihat seperti mencemaskan aku, tapi asal kau tahu sepenuhnya tidak begitu.

---🐍---

  Se-jam yang lalu Pa dan Ma pergi. Sekarang aku sedang membantu Nenek menanam bunga di kebun belakang rumahnya. Belum juga lama, aku sudah merasa bosan setengah mati. Siapkan pot, masukkan tanah, bibit bunga, siram dengan air. Singkatnya begitu.
  Kebun belakang rumah nenek ku ini amat luas, banyak sekali di tanami bunga-bunga, sayur mayur, serta beberapa buah-buahan. Seharusnya tinggal disini akan mengasyikkan, apalagi aku di temani hewan-hewan yang Nenek pelihara contohnya seekor kucing tua si penguasa dapur itu.

Nenek memanggilku mengajak masuk ke dalam untuk makan. Tentu saja aku bergegas, perutku ini sudah berbunyi sedari tadi seharusnya Nenek Panggil lebih cepat.

Di dapur aku di buat terkejut dengan seekor kucing hitam yang menjilati kakiku.
Aku hendak menendang kucing itu, tetapi Nenek lebih dulu memanggil.
"Anna, cepatlah Nenek amat lapar."

Ku jawab Iya, Lalu kutanyakan pada nenek perihal kucing hitam tadi, "Nenek pelihara kucing baru lagi?" ku duduk di kursi makan berhadapan dengan Nenek Theora.

Kedua alisnya nampak bertautan. "Tidak kok, Nenek cuma pelihara satu kucing yaitu Pip."

Aku tertegun, jelas-jelas kucing itu tadi menjilati kakiku, tidak mungkin jika itu kucing tetangga, Nenek tidak mungkin membiarkan kucing liar ataupun milik tetangga masuk begitu saja, Jadi kucing itu tadi milik siapa....?
'Ah tidak mungkin' Fikirku.

Aku cepat-cepat menghapus fikiran itu, segera mengambil nasi, aku menikmati makananku. Oh ya, belum ku ceritakan padamu lauk makan siang ku ini, lauknya adalah Burung goreng. Itu lumayan aneh, tapi ini adalah lauk kesukaan Nenek, Aku tak tahu jenis apa burung itu tapi, tak usah khawatir Burung itu bisa dimakan. Di rumah ini, Nenek di bantu oleh tiga orang :
Bik Ayu, Bagian bersih-bersih rumah, Laundry dan semacamnya.
Bu Sri, Bagian memasak makanan.
Dan pak Ree, Tukang kebun dan bagian urusan hewan peliharaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EscapadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang