11. KUMPUL BARENG?

21 10 32
                                    

〃〃〃〃✩

Kelopak mata Zeva mulai terbangun perlahan. Dia sudah ada dirumah sekarang, saat menyadari teman-teman Zeva yang sedang berbincang sesuatu. Kini mereka menyadari disaat Zeva mulai terbangun dan terduduk di sofa ruang tamu itu.

"Zev! Udah baikan?"

Zeva mengangguk pelan, sebenarnya kepalanya masih sedikit pusing, ia tak tahu kenapa bisa pusing seperti ini. Ia hanya ingat sebelumnya mereka berada di sekolah dengan Kia berdua.

"Nih minum,"

Zeva mendongak ketika menyadari suara yang sudah lama asing ditelinga nya. Tentu saja cowok yang akhir-akhir ini ia mulai lupakan, Samudra.

"Ciee yang nyuri kesempatan dalam kesempitan," celetuk Ali tiba-tiba membuat semuanya tertawa kecuali Samudra

"Ck! Itung-itung permintaan maaf lah!" sembur Queenby. Samudra mengangguk setuju, betul juga.

Zeva menerima gelas berisi air putih itu, tidak berkata apa apa, meneguknya hingga setengah, lalu menaruhnya ke meja.

Zeva melihat jam yang berada di dinding rumahnya menunjukan pukul setengah 6 sore, "Kalian daritadi nungguin gue disini?" tanyanya

"Ngga zev, baru aja sekitar 5 menit, lo udah bangun," kini Zamora yang menjawab

"Kalo lo ga bangun-bangun gak bakalan bisa pulang gue!" saut Ellmero, "dah ah pulang dulu, sorry Zev!" lanjutnya yang kemudian melangkahkan kakinya keluar, tapi Queenby menarik tas Ellmero sehingga jatuh dan tertarik kebelakang.

"Gak sopan banget si lo monyet!" umpat Queenby

"Apaan anj?" raut muka Ellmero seperti tidak merasa bersalah menyauti Queenby

"Kalo punya salah ya minta maaf, bego banget!" omel Queenby dengan suara cemprengnya itu, tepat di telinga Ellmero membuatnya meringis lalu mengusap kedua telinganya

"Buset gausah teriak napa! Budek nih gue!" kesal Ellmero kemudian ia menatap Zeva. "Iya-iya. Selo! Gue akan minta maaf!" ia mendekati Zeva kemudian bersujud dihadapannya, membuat yang lain terheran-heran karena perilaku Ellmero yang tampak ogeb seperti ini.

"MAAFKAN HAMBA TUAN PUTERI CANTIK! INI SEMUA KESALAHAN HAMBA, HAMBA MENYESAL, TUAN PUTERI. IZINKAN HAMBA PULANG KE RUMAH DENGAN SELAMAT TOLONG JANGAN BUNUH SAYA! HUHU! HIKS! HIKS-"

Ellmero berhenti seketika disaat semuanya tertawa terbahak bahak melihatnya. Tertawa lucu tapi seperti tertawa mengejek juga. Kolaborasi.

"Kenapa ketawa dah?! Cara meminta maaf yang benar itu seperti ini!" dengan kesalnya Ellmero bangkit berdiri dari sujudnya

"Bodo gue mau pulang!" Ellmero mengambil tas yang tadi terjatuh di lantai dengan kasar. Sambil menghentak-hentakan jalannya yang terlihat kesal. Kemudian tak terlihat dari pandangan teman-temannya.

Gio yang sedari tadi diam juga mulai beranjak. "Ell tunguin gue!" panggil Gio pada Ellmero yang sudah keluar itu

Belum sempat Queenby memarahinya Gio tanpa berpamitan langsung berhasil ngacir keluar.

"Yaudah gue juga pulang!" Chiko langsung berlari keluar meninggalkan mereka

Samudra melirik pada Ali yang sekian kalinya berusaha untuk kabur, namun Samudra memergokinya.

"Mau kemana lo?"

Ali yang ditanya malah ketahuan. Ali tertawa garing. "Pulang juga lah! Gue kalo disini lama-lama bisa diperbudak maung betina disini!"

"Terus gue gimana?" tanya Samudra menuntut

"Biarin di terkam maung betina disini!"

Sebelum Samudra menjawab Kia memotong, "Mending pesenin kita grabcar. Lo punya kan aplikasi nya?"

"Gapunya!" sahut Ali cepat

"Boong njir, jangan dipercaya. Gue kan pernah liat hp lo," kata Samudra. Tidak masalah jika kadang-kadang laknat 'kan?

"BOONG LU SETAN!" Queenby menoyor kepala Ali

"Cepu banget bangsul!" umpat Ali pada Samudra yang tertawa

"Yaudah nih! Gue pesenin. Berhubung anaknya lagi bae," Ali membuka hp nya dan mulai memencet mencet layar pipih tersebut. Setelah memesan, Ali memasukan Hp nya.

"Nama Mas grab nya Mas Wisnu. 5 menit lagi nyampe depan gerbang. Gausah bayar udah gue bayar pake ovo. Gue duluan yo!"

"Gue nebeng Al!" ucap Samudra

"Ogah! Bensin gue mau abis! Mending lo kelonin Zeva, sana hush hush!" Ali mengusir tanpa pamit membiarkan Samudra yang disana merasa canggung dikelilingi 5 maung buas disana.

Queenby tertawa, "Sana Sam kelonin Zeva! Yuk guys udah nyampe mas mas nya!"

Teman-temannya mengangguk dan langsung berpamitan dengan Zeva.

Tinggal Zeva dan Samudra disana, keadaan hening seketika.

"Mau ngapain disini? Kelonin gue? Ogah ya! Sana pulang!" celetuk Zeva tiba-tiba

Samudra menggaruk kepalanya. "Males banget anjir ngendarain motor," keluhnya

"Kalo males buruan ikut mereka naik mobil!" Zeva mendorong dorong Samudra untuk menyusul teman-temannya. Samudra mengikuti arahannya dan langsung keluar rumah Zeva.

Zeva ingin melihat apakah Samudra ikut, setelah hampir dekat pintu, dirinya dikagetkan ketika Samudra sudah saja berada di hadapannya.

"Gada anjir mobilnya udah berangkat!"

Zeva menahan napasnya sebentar lalu menghembuskan nya. "Kasian banget. Yaudah sana pulang jalan kaki,"

"Sialan ko jalan kaki?"

Zeva memutar bola matanya malas, "Tadi katanya males naik motor? Yaudah jalan kaki. Sekalian bawa motor lo,"

"Gada kerjaan anjir jalan kaki sambil bawa motor. Mending langsung pake motornya," Samudra menjawab

Lama lama Zeva emosi, "Ya kalo gitu tinggal naik motor lah!" Zeva menatap Samudra kesal, "Ribet banget, anak siapa sih lo anj?"

"Anak bapak Jokowi!" ejek Samudra

"Ihhh Samudra!" Zeva sontak mencubit lengan Samudra, namun beberapa saat ia tersadarkan

"Dari dulu sama banget nyebelin nya! Pulang deh! Gue mau tidur!"

Melihat ekspresi Zeva yang memang kesal, Samudra mengalah, mungkin lain kali?

"Gue minta maaf ya, buat yang tadi di sekolah. Gue pengen bikin lo kesel aja, tapi kayanya berlebihan, sampe buat lo pingsan. Lain kali ga akan parah-parah sampe kaya tadi deh. Janji," Samudra menjelaskan panjang lebar dengan polosnya

Zeva ingin sekali mencabut rambut Samudra hingga botak. Memang cowok tidak ada otak ckck.

"Be aba ce oco te! Pulang deh lo bangsat!"

Zeva langsung betindak menutup pintu rumahnya namun ditahan oleh Samudra. "Woy! Lo belom maafin gue, Zev!"

Dengan kekuatannya, ia berhasil menutup pintu itu dengan rapat, dan langsung menguncinya.

"Mampus!" seringai Zeva dibalik pintu

"Zev? Jahat banget sih ngusir nya kasar begini!" dramatis Samudra yang diluar

"Lebay lo!"

"Anjir malah dikatain lebay. Padahal niat gue minta maaf sama lo!" jelas Samudra

"Sebanyak apapum lo minta maaf sama gue gak akan gue maafin! Biar tau rasa lo!"

"Zev-"

"Bye! Hati-hati. Awas kesandung semut!"

"Woy?" Samudra menatap tidak percaya pintu rumah yang berwarna putih itu, tidak lagi mengeluarkan suara, berarti Zeva sudah masuk kedalam meninggalkan nya.

"Gini ya rasanya diusir?"





















✩tlasi✩

━━━━━━━━━━━━━












ATLASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang