12. BERKEDOK SEROKAN

29 4 0
                                    

Halooo pembaca Atlasia!! Apa ada yang kangen sama Samudra dan Zeva?? WKWKWKWKWK disini aku udah bikin part yang isinya cuma dua sejoli mereka aja lho. Biar kalian ga kangen lagi wkwkwk. Enjoy the story guys!

〃〃〃〃✩

"Serokan nya dimana?" tanya guru biologi saat merapikan bukunya bersiap untuk keluar kelas

"Tadi di pinjem sama kelas sebelah, tapi katanya ditaro nya di gudang, Bu," jawab siswi bernama Lena.

Guru itu mendecak, "Bukannya kembaliin kesini, kok malah ditaro di gudang!"

Zeva segera menyapu lantai dengan tergesa-gesa agar bukan dirinya yang disuruh mengambil serokan itu.

Tapi lagi-lagi takdir berkata lain. "Zeva kamu ambilkan serokannya di gudang. Karena hanya kalian yang ada disini," perintah guru biologi itu

Zeva tersenyum kikuk. Mau tak mau ia melangkahkan kaki malasnya itu berbelok kearah gudang sekolah. Sebenarnya kalau guru itu tidak mengawasinya ia tidak mau pergi ke gudang yang penuh dengan sarang debu itu.

"Gue takol lo setan! Cepet ambil atau gada uang saku buat lo!"

"Ck! Gue takut njing! Lo aja kali ah!"

Zeva masuk kegaduhan sumber suara. Ternyata 2 sosok menyebalkan ini sama sepertinya sedang ada di gudang.

Zeva masih memperhatikan keduanya yang sedang bergelut didalam menggunakan sapu.

"Woy itu sapu jangan dijadiin anggar! Patah ganti rugi lo!" Zeva mengambil serokan disekitaran sana lalu memukulnya kearah bokong kedua cowok itu.

Ali mengusap bokongnya yang sakit, kemudian menatap Zeva yang tengah hadir disini. "Sakit njirr!"

"Siapa suruh itu sapu dijadiin kayak anggar drakor dua lima dua satu! Mending lo berdua ke kelas sana! Mau piket kan?!"

Ali mengangguk, "T-tapi serokannya- Loh?" Ali menatap serokan yang dipegang Zeva, "Bukannya tadi ada curut disana?" kemudian beralih menatap Samudra dengan bingung

"Ck udah ngga ada anjir! Cupu lo al!" decak Samudra, lalu ia mengambil serokannya dari tangan Zeva.

Zeva melotot kemudian mengambil lagi serokannya dari tangan Samudra. "Ini serokan gue, cok. Ngapain lo ambil?" tanya Zeva seraya menerkam mata Samudra.

"Lah justru dari tadi gue lama karena ributin serokannya." adu Samudra

"Serokan ini punya kelas gue, ada yang minjem terus ditaro nya di gudang. Gausah ngaku-ngaku, cih! Bilang aja kali kelas lo gembel!" ejek Zeva

Wajah Samudra menelusuri sekeliling gudang itu, sama sekali tidak ada serokan disana. Hanya itu satu satunya.

"Yaudah, sekarang ni serokan dipake dulu sama gue. Kalo udah selesai, biar gue yang ke kelas lo ngasih serokannya. Biar ga bolak-balik." usul Samudra

Zeva berdecih tidak suka, "Ngapain juga gue nungguin lama-lama serokan gue balik! Kalo lo gada serokan, derita kelas lo lah! Jangan campurin urusan gue sama urusan lo bajingan!"

Samudra tersenyum mengejek, ia mencondongkan kedua wajahnya mencoba untuk memandang kedua netra milik Zeva. "For real?" sambil mengambil cepat serokan ditangan Zeva dengan mudahnya.

Setelah mengatakan itu Samudra kabur disusuli Ali yang pergi menjauh dari situ. Zeva yang masih berada di posisi mendongak itu kini berdiri tegap. Ia berkedip, mencoba berdiri dengan badan kaku akibat kejadian baru saja terjadi dihadapannya.

"Gapernah ngobrol sama bule aja udah sok-sokan pake bahasa inggris!"

Zeva berjalan meninggalkan gudang, sepanjang koridor hanya wajah Samudra yang tadi berada didekatnya masih terbayang.

ATLASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang