03 | THE BEGINNING

696 80 10
                                    

7 minggu yang lalu ...,

Cuaca Paris sore ini cukup hangat sehingga aku berencana untuk berjalan-jalan di kota yang terkenal dengan menara Eiffelnya, sebelum aku kembali ke Korea--besok pagi.

Selama tiga hari ini aku disibukkan dengan pekerjaan, seperti photoshoot untuk campaign terbaru Ysl, wawancara dengan beberapa majalah lokal, menghadiri pesta salah satu petinggi Kering, dan terakhir hangout dengan model-model Ysl.

Rasanya benar-benar melelahkan, apalagi di hari pertama aku touch down, aku tidak bisa tidur semalaman karena jet lag. Dan untuk merayakan kerja kerasku selama tiga hari di Paris, aku akan jalan jalan santai keliling kota sekalian membeli oleh-oleh untuk orang-orang terdekatku di Korea.

"Eonnie, apakah bisa jika kau tidak ikut denganku? Aku ingin sekali berjalan-jalan sendirian." tanyaku pada manajer eonnie.

"Tidak bisa Chaeng. Kalau ada hal-hal yang buruk terjadi padamu bagaimana?" tolak manajer eonnie.

"Please, eon. Aku janji tidak akan lama dan tidak akan terjadi hal buruk padaku. Aku benar-benar butuh waktu sendiri," bujukku seraya memeluk tubuh manajer eonnie. Aku bahkan sampai ber-aegyo agar manajer eonnie luluh dan mengizinkanku berjalan-jalan sendirian.

"Terakhir kali aku mengizinkanmu berjalan-jalan sendirian, kau tersesat Chaeng. Kau lupa?" sindir manajer eonnie padaku.

Memang benar sih, apa yang diucapkan manajer eonnie tadi. Aku bahkan masih ingat saat aku tersesat di New York setelah menghadiri pemotretan bersama Tiffany & co.

Saat itu aku ingin bertemu dengan Talia dan berinisiatif untuk pergi sendiri ke tempat janjian--ya jelas dong aku kan butuh me time. Akan aneh jika aku hangout bersama teman-temanku tapi masih dibuntuti oleh manajer eonnie. Demi Hank yang sangat aku rindukan hari ini, aku buka anak kecil lagi.

Tapi ternyata kekhawatiran manajer eonnie terbukti. Aku tersesat. Dan pertemuan dengan Talia terpaksa dibatalkan karena perempuan itu telah memiliki jadwal shooting hari itu dan harus segera sampai tepat waktu ke lokasi.

Hanya saja kali ini berbeda. Aku sangat yakin jika tidak akan tersesat karena aku sudah lumayan mengenali jalan dan tempat-tempat di Paris berkat pekerjaanku bersama Ysl. Dalam satu tahun ini, bahkan sudah tidak dapat terhitung lagi berapa kali aku pulang-pergi dari Incheon ke Paris dan sebaliknya.

"Eonnie, aku sudah lumayan hapal jalanan di Kota Paris. Aku janji tidak akan pergi terlalu jauh. Dan jika terjadi sesuatu, aku akan langsung meneleponmu, eon." Aku kembali mencoba peruntunganku.

"Oke, baiklah. Asal kau berjanji tidak akan pergi terlalu jauh. Dan ponselmu harus selalu dalam keaadan hidup," perintahnya.

"Aye, aye, captain!" sahutku antusias. Aku lalu menyodorkan smartphone ku ke depan wajah manajer eonnie untuk memperlihatkan isi layarnya. "Bateraiku full. Dan ponselku tidak dalam mode silent ataupun dering."

Manajer eonnie mengangguk lalu membuat gestur seakan mengusirku. "Sudah sana pergi. Nanti keburu malam. Ingat Chaeng, jangn pulang terlalu malam. Kalau bisa sebelum jam 10 kau sudah pulang ke hotel. Besok kita boarding pukul 10 pagi."

Aku mengangguk. "Iya eonnie. Aku tidak akan lupa. Kalau begitu aku pergi dulu. Bye eon!"

Ah rasanya sangat bahagia. Sudah lama aku tidak menghabiskan waktuku sendirian seperti orang-orang normal lainnya.

 Sudah lama aku tidak menghabiskan waktuku sendirian seperti orang-orang normal lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY SHOOTING STARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang