02

19 11 9
                                    

Haii semuanya....

Terimakasih udah mau baca cerita ku. Semoga semua suka yaa^^

Sebelum baca, aku minta dulu bantuannya sama kalian buat vote dan komen di setiap paragrafnya ya^^

Maaf kalo ada kata-kata yang masih typo tolong kasih tau yaa. Makasihhh^^

Jangan lupa follow Instagram:

@siskash_06
@Laudya_Alby Haiii semuanya....

Terimakasih udah mau baca cerita ku. Semoga semua suka yaa^^

***

"PAGI BUNDA" teriak Laudya memenuhi penjuru rumah.

" Laudya sayang, jangan teriak-teriak gitu ah. Kamu kira ini di hutan?" Tanya Lusi dari arah ruang makan dengan nada lembut.

"Tentu bukan dong Bunda ku sayanggg." kekeh Laudya. Tangannya menarik kursi makan dan mendudukinya.

Helaan nafas terdengar dari mulut sang bunda."kamu mau makan apa sayang?"

"Apa aja Bunda, masakan Bunda selalu nomor satu buat Diya." Dengan senyum yang tulus ia berikan pada Bundanya.

Lusi, Dia perempuan yang paling Laudya sayangi. Bundanya itu begitu kuat dan tangguh, mampu menjalani dua peran sekaligus. Menjadi Ibu dan Ayah dalam satu waktu.

Bundanya sudah lama menjadi single parent karena Ayahnya yang memilih bercerai dan pergi dengan wanita simpanannya. Lucu bukan? Saat anak perempuan lain bilang cinta pertama seorang anak perempuan adalah Ayah nya, tapi tidak dengan Laudya. Laudya tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ayah. Laudya hanya bisa tersenyum menahan perih saat melihat anak perempuan lain bisa tertawa dan bercanda dengan Ayahnya.

Tapi Laudya tidak mempermasalahkan soal hal itu. Dia bersyukur masih mempunyai Bunda yang begitu sempurna menurut nya.

Lusi tersenyum mendengar perkataan anaknya."kamu ini bisa aja. Makan yang banyak ya sayang."

"Pustu bunda." Laudya menjawab dengan mulut yang penuh nasi.

Lusi hanya bisa tertawa melihat tingkah laku anaknya itu.

Hanya ada suara garpu dan sendok yang mengisi ruang makan tersebut. Ibu dan anak itu cukup menikmati makanan mereka dengan sedikit obrolan ringan. Hingga kegiatan makan Laudya harus terhenti karena suara pesan masuk dari hp-nya.

Kak byy ♡
Online
Syng udh siap?

Udaa kak byy


Cepet keluar
Kaka udh depan rmh

Iyaa bentar
pamit dlu sama Bundaa


y

Laudya hanya bisa menghela nafas melihat balasan chat dari pacarnya itu. Terkadang dia merasa tidak punya harga diri dihadapan pacarnya, dia harus menelan pil pahit atas semua kelakuan pacarnya.

Definisi bertahan sakit. Bersama sayang hubungan udah lama, batin Laudya.

"Bunda... Diya berangkat dlu yaa" ucap Laudya lalu bangkit dan berjalan menuju bundanya.

"Berangkat sendiri atau di jemput pacar kamu?" tanya Lusi.

"Di depan udah ada kak Byy, Bund."

"Yaudah hati-hati."

"Iya Bund. Diya pamit ya Bund, Assalamualaikum." Pamit Laudya sambil menyalami tangan bundanya dan melenggang pergi dari ruang makan.

***

"Hai... Kak Byy." Sapa Laudya pada seorang cowo dengan senyum manis.

"Hai." balas cowo itu dengan senyum tipis bahkan sangat tipis, sampai semut pun tidak bisa melihatnya.

"Kak Byy ga marah kan?" Tanya Laudya dengan kepala yang menunduk.

"why?" Cowo itu membalikkan pertanyaan pada laudya dengan menaikkan sebelah alisnya.

Laudya mengangkat sedikit kepalanya dan menatap wajah si cowo."Gara-gara telpon tadi. Terus kak Byy harus nunggu Diya keluar rumah."

"Gapapa," jawab si cowo. "Ayo cepet naik, nanti telat."

"Iya kak." Dengan cepat Laudya naik ke atas motor.

Dia ga mau membuat mood si cowo semakin buruk. Kadang Laudya bingung, dengan mood cowonya yang sering berubah-rubah seperti cewe pms. Sampai-sampai Laudya berfikir bahwa cowonya memiliki kepribadian ganda sama seperti dirinya. Ehh?!

***

Laudya & Alby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang