"Tidak, tidak, tolong. Haah hah hah" nafas yang berat, keringat dan tangis yg mengucur, aku yang dalam pengejaran ini tak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa berlari. Dalam balutan kemben jawa lawas, 2 jarit batik bermotif terlilit di tubuh sebagai tanda kasta membalutku. beberapa anting dan gelang yang mengganggu lari ku pun segera ku paksa lepas untuk mempermudah pelarianku. Di belakangku, semuanya hancur, dan banyak bangunan yang terbakar beserta manusia juga. Banyak teriakan, banyak tusukan, dan banyak pertikaian yang bahkan aku sudah enggan untuk menoleh ke sana kembali. Bahkan suara-suara teriakan itu masih terdengar sampai tempatku saat ini berlari. Padahal aku telah terlalu masuk kedalam hutan yang rimbun tanpa sedikitpun sorot cahaya menelisik masuk diantara pepohonan itu. Sampai kapan aku harus terus berlari?.
'Tuhan tolong aku'Bersamaan itu aku tengah dikejar tepat di belakangku. Berlarilah 2 orang tengah mengejarku, dan ingin membunuhku. Kenapa?! apa salahku? Setelah kedua orang tua ku di bunuh didepanku, kenapa harus aku?.
Tak banyak Yang bisa ku fikirkan, yang ku bisa hanyalah berlari bertelanjang kaki. Bersamaan dengan menahan rasa sakit di hati, angin dingin di pagi buta seraya menusuk kulit ku yang hanya berbalut kain jarit tipis membuat pundakku menggigil dingin yang tanpa sandang ini.Nampak sebuah gua yang terlihat tak pernah terjamah manusia, asli, dingin, lembab namun tak terasa bahaya. Suara orang-orang pengejar yang membawa arit, keris dan obor juga segera mengejar dekat di belakangku. Aku harus segera masuk.
Namun sesasat ketika aku ingin masuk, aku melihat sesosok laki-laki yang tak asing. Hanya saja wajah nya tertutupi gelapnya malam, sehingga aku tak dapat mengenali wajahnya itu. Dibawah sorot rembulan yang menelisik malu diantara ranting yang kini tak tertutupi awan lagi, aku melewatinya begitu saja.
Dalam gelap nya gua, aku bingung, resah, dan takut. Ramai-ramai orang ingin masuk ke gua. Aku putus asa, dan duduk meringkuk diri, menutup rapat-rapat mata ku yang penuh getar dan berusaha membungkam panca indra pendengaranku.
Jika memang sudah takdirku maka terjadilah, jika aku mati disini maka terjadilah. Seketika itu semua menjadi sunyi. Hanya terdengar dengingan telinga tanda kesunyian di telingaku. Tiba- tiba aku mendengar langkah kaki mendekat dan lebih dekat lagi. Semakin dekat langkah kaki tersebut, semakin aku takut dan resah."Dek?" ucap laki-laki itu lembut namun menunjukan kekhawatiran nya. Mendekap kedua rahang pipiku, membuatku menengadah ke atas dan berusaha melihat nya yang berusaha meraih ku.
"Kangmas?!.." Ucap ku yang terkejut. Namun tiba-tiba seperti terpotong layaknya suara kaset rusak dan suara layaknya dengingan mic. Semua nya semakin gelap, tempat yang asing itu dan semuanya pun semakin memudar. seperti kapal yang terombang ambing ombak, semua nya seakan buram dan tak jelas.
Hah ha hah.. dengan suara nafas berat, mataku terkesiap dan wajahku terperangah dengan tubuh yang dibanjiri keringat. Aku berusaha mengingat kembali mimpi yang selalu terulang itu, namun selalu nihil yang terus ku dapati. Aku yang masih terperangah dari tidurku, kaget bukan kepalang. Berusaha menelaah itu semua. Seketika sakit kepala menerjang mendadak layaknya ombak pasang di laut. Dadaku rasanya terbakar, jantungku rasanya seperti di tusuk jarum, pinggangku serasa berat,dan aura disekelilingku rasanya berat sekali sampai-sampai aku kehabisan nafas.
"Sekar?!, aku bangunin tapi kamu ndak bangun-bangun. Aku dah mukul pundakmu sekeras yang aku bisa loh. Bahkan guyur kamu pake air, sampai ke kaos kaki yang belum pernah dicuci, tapi masih aja ndak bangun. Kamu mimpiin kangmas mu lagi?" tanya clara. Sahabatku, atlet perempuan karate dan teman satu kos ku yang tau seluk beluk dan luar dalem ku nan bar bar ini beserta ke indihome-an ku ini.
"iya. Entah kenapa bulan-bulan ini intensitasnya jadi lebih sering. kenapa ya? Bahkan sekarang aku juga bisa ingat-ingat dikit setelah aku bangun. Padahal dari dulu aku pasti kalo habis mimpi, ya lupa mimpi apa"
" aku hanya muggle disini. Aku bukan siapa-siapa, dan hanya udara yang mengambang huahaha. Aaah, aku baru ingat!"
"Apa. Aku tidur berjalan lagi?"
"Eeeh, bukan itu. Tapi mungkin Itu karena kamu kelamaan menjomblo ngak sih? Bahkan punya pacar 1 bulan aja masih aja sibuk sendiri dan di anggurin. Ngak kasian tuh sama orang-orang yang jomblo dari lahir atau pingin nikah tapi ngak ada pasangan nya?. Sedangkan kan kamu, dapet tawaran tunangan aja sehabis lulus SMK aja sampai 7 orang, apa nggak ada yang nyantol satu gitu?"
"hahahaha, baku hantam yuk! Lagi pula mana ada jenis muggle yang kayak kamu clar. Bisa-bisa pemeran utamanya bukan potter, tapi clara potter si dobby muggle"
"kamu ngejek aku cebol dan jelek kayak kurcaci? Sini kau!" ucap clara seraya menyiapkan amunisi bantal nya yang siap diluncurkannya padaku.
"we we ngak kena~"
Begitulah keseharianku, Setiap hari aku selalu memimpikan seseorang yang sama, namun entah kenapa aku selalu melupakannya setiap aku terbangun. Berulang dan terus berulang sejak masa kecil sampai aku kuliah sekarang ini dan bertemu clara sehingga aku tak merasa sendirian lagi.
Aku selalu menangis, terisak, dan putus asa mencari orang yang ketemu saja belum pernah, bahkan wajahpun aku tak tau, apa lagi mengenalnnya sekali tatap dan menganggap itu pasanganku saja sudah pasti tidak mungkin bukan?. Apa saking jomblo nya dan ngebet pingin punya pacar, aku jadi halu gini?.
Aaah sudah lah, jadwalku padat hari ini. Pagi-pagi buta harus siap-siap magang di sekolah dasar, agak siangnya sambil kuliah sambil ngajar. Jam 11 siang sampai malam jam 10 malaman aku harus kerja part time jajanan kaki lima di pinggir jalan taman sekitar kos san tetap sambil kuliah. Belum terpaan angin, hujan, dorong grobak, tugas kampus, laporan magang, dan skripsi ku yang belum kugarap-garap karna sudah semester tua. Belum lagi masalah keluarga dan finansial yang dimana pinjaman online yang pakai atas namaku karna kepepet kebutuhan rumah dan kuliah juga. Bisakah ku mati saja? Aku lelah hidup, tapi aku juga tak ingin mati. Apa aku sudah gila?! Atau dunia nya ini yang sudah gila?! Aku hanya ingin hidup tenang, aman dan damai. Apa aku yang terlalu serakah?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekar Ayu
Historical FictionSeberapa persen kah kamu yakin cerita ini sekedar fantasi? Berkisah tentang kehidupan biasa sekar yang kemudian menjadi perjalanan alira mencari jari dirinya. Mau kah kau mendengarkan sedikit kisahku? Sejak kecil aku selalu merindukan seseorang ya...