Pertama juga terakhir

887 135 13
                                    

🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌻🌻🌻

Hidup Haza itu hampa, itu kata Jendra yang mengaku sebagai sahabatnya.

Terlalu monoton sampai Jendra Bingung, motivasi hidup pemuda mirip beruang itu apa.

Pemuda itu jarang tertawa, nilai nya standar, tidak terlalu pintar juga tidak terlalu bodoh.

Haza itu selalu berada di batas normal, tidak pernah lebih dan tidak pernah kurang.

Haza juga tidak begitu banyak berbicara, sejak ia mulai masuk SMA.

Temannya pun hanya Jendra tidak ada yang lain, kalaupun ada palingan hanya sekedar sapa atau bertanya.

***

Haza itu terlalu kelabu bagi Jendra.

Beribu kali pemuda dengan mata bulan itu berusaha mengajak Haza untuk berbaur.

Tapi penolakan demi penolakan setiap hari ia dapatkan.

Haza itu ceroboh, setiap hari badan pemuda itu akan dipenuhi luka, entah karena jatuh, tersandung, atau hal lainnya.

Tapi Jendra tentu tidak percaya.

***

Haza itu pembohong ulung.

Setiap Jendra bertanya dari mana luka luka yang ia dapatkan?

Haza hanya menjawab bahwa ia terjatuh.

Padahal jelas jelas luka itu tidak terlihat seperti luka jatuh, tapi justru dari benda tumpul.

Apalagi saat mereka akan mengganti baju olahraga, Jendra selalu saja melihat luka baru dipunggung Haza.

Saat ditanya, jawabannya sama.

Jawaban yang tidak masuk akal.

***

Haza itu pernah ceria, setidaknya sebelum ia memasuki bangku SMA.

Anaknya periang tapi tertutup.

Haza bersosialisasi, tapi tidak langsung mengambil teman.

Dan Jendra, sudah bersama Haza sejak mereka masih kanak-kanak.

Dan belum ada tambahan. Hanya Jendra.

***

Haza itu tidak suka keramaian, ia akan merasa pusing dan sesak.

Ia juga benci suara keras dan nyaring.

Tapi Haza tidak pernah memberitahukan itu pada siapapun.

Sejujurnya, setiap hari Haza selalu memikirkan bagaimana agar semua ini selesai.

Rasanya sakit.

Perih.

Dan tidak nyaman.

Tapi Haza tidak pernah cerita, bahkan pada Jendra.

ESOK | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang