Chapter 01

5.9K 372 35
                                    

1890

Lalisa Manoban.

Gadis berusia dua belas tahun itu tengah bersembunyi di bawah tempat tidurnya.

Jantungnya berdebar dengan kencang saat mendengar ayahnya, Tuan Manoban perlahan menaiki tangga menuju kamarnya. 

Malam itu, hujan turun dengan deras dan itu hanya membuat rasa takutnya semakin besar.

Lisa sadar jika dirinya telah melakukan kesalahan karena berencana untuk melanggar larangan Ayahnya yang tidak memperbolehkan siapapun untuk masuk ke dalam ruangan dingin dan gelap yang terletak di loteng rumahnya.

Sebelum pergi ke tempat itu, Lisa terlebih dahulu memastikan jika Ayahnya benar-benar tertidur dengan lelap diatas kursi yang terletak di depan perapian.

Kemudian gadis itu pergi ke lantai tiga dan siap untuk menaiki tangga tua yang kotor menuju loteng rumahnya. Namun, nasibnya tidak beruntung karena saat menaikki anak tangga kelima, kakinya tiba-tiba tergelincir.

Itu membuat Lisa jatuh dan menimbulkan suara benturan yang keras. 

Gadis itu sedikit meringis karena pinggangnya terasa sakit. Namun ia segera mengabaikan rasa sakit itu ketika mendengar derap langkah kaki ayahnya yang menggema.

Lisa dengan cepat bergegas lari ke kamarnya dan bersembunyi di bawah tempat tidur yang gelap.

"Kau tidak bisa berbohong karena Tuan Manoban tahu segalanya."

Tubuh Lisa gemetar saat mengingat ucapan Nyonya Pi, wanita berusia 53 tahun yang memiliki dua anjing kurus berwarna hitam yang merupakan tetangganya.

Wanita itu mengakui jika dirinya lebih takut pada Tuan Manoban daripada kematiannya sendiri. 

Lisa masih ingat saat Nyonya Pi  memberitahu jika Ayahnya adalah anak Iblis. Namun, gadis berusia dua belas tahun itu tidak pernah mempercayainya. 

"Lalisa Manoban." Lisa mendengar suara serak memanggil namanya. Kemarahan dalam suara Ayahnya membuat tubuh gadis itu merinding dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Lisa tiba-tiba menyesal karena mencoba untuk masuk ke ruangan yang didalamnya mungkin hanya berisi barang-barang bekas yang sudah tak terpakai. 

Lagi pula, apa pentingnya bagi Lisa untuk menggeledah ruangan pengap itu? Jelas itu tidak terlalu penting.

Tetapi bagi Ayahnya itu bukanlah hal yang sepele. 

Saat langkah kaki Ayahnya semakin mendekat, Lisa bisa mencium aroma tembakau dan wiski yang keluar dari tubuh pria itu. 

Lisa berharap Ibunya yang tengah memesan gaun di rumah Nyonya Kim akan segera pulang kerumah.

Tetapi hujan yang turun semakin deras memberitahu Lisa jika Ibunya tak akan pulang dalam waktu dekat.

Jadi, Lisa hanya bisa menanggung konsekuensinya.

Konsekuensi yang menyakitkan.

"Apa kau lupa peraturan tentang Loteng itu?!" Tuan Manoban berkata dengan kasar, membuat Lisa semakin ketakutan.

Gadis itu semakin masuk ke bawah tempat tidur dan ia merasakan bendungan air mata sudah terkumpul di kelopak matanya.

"Jika kau tidak menjawabku, aku akan memaksamu untuk menjawab!"

Lisa bergidik, Ia bisa merasakan keringat mengalir di dahinya, membuat poninya basah sehingga rambutnya menempel di dahinya.

Jantung gadis itu berdebar dengan kencang sampai-sampai ia yakin ayahnya akan mendengar detakan jantungnya.

DEVIL'S TOUCH (G!P) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang