Jangan lupa voment!
"Siapa kau?"
Perempuan tersebut menghentikan langkahnya, matanya menatap tidak asing kearah lelaki didepannya dengan pandangan yang sama - sama tajam keduanya saling menatap.
"introduce my name is starla and i come from canada." Ucapnya sembari menjulurkan tangannya.
Haechan menatap kearah tangan yang menggantung lalu membalas jaba tangan tersebut.
"Jung haechan."
Starla menukik an alisnya dengan raut wajah bertanya, "Jung? Isn't that the clan, mark?" Haechan tersenyum, itu bukan senyuman biasa.
"Yes, apakah kamu mantan dari seorang mark jung starla?"
Starla tersenyum mendengarnya melipat kedua tangannya bersedekap, "yeah kau benar, aku kesini untuk bertemu dengan mantan kekasihku itu, dimana dia sekarang?" Haechan terkekeh pelan.
"Kau tenang saja, mantan kekasihmu itu pasti tengah dalam perjalanan kemari untuk menemuimu."
"That's good." Ucap starla tersenyum bahagia.
"Baiklah aku akan naik keatas, tunggulah mark datang untuk menemuimu dan duduklah dengan nyaman starla -ssi."
Starla hanya diam sembari memandang kearah haechan yang dengan santai menaiki tangga dengan bersiul kecil.
Sesaat sudah memasuki kamarnya haechan segera merubah raut wajahnya, memijat pelan pelipisnya karena pusing mendadak menyerangnya.
"Jadi dia orangnya? Astaga aku punya firasat buruk tentang hal ini." Gumam haechan.
Haechan segera merebahkan tubuhnya diatas ranjang lalu memejamkan matanya perlahan disaat kantuk mulai datang.
Selang beberapa menit.
Mark keluar dari dalam mobil dengan terburu membuat para bodyguard berjaga jaga agar mark tidak terjatuh disaat sang atasannya tersebut berlari dari parkiran menuju kedalam mansion.
Yang berada dipikiran mark saat ini hanyalah haechan, haechan dan haechan. Dirinya sedikit berharap agar haechan blum bertemu dengan starla.
Mark membuka pintu kebesaran tersebut dengan kasar membuat kedua orang yang berada didalam sana terkejut bukan main.
Nafas mark memburu menatap kedua orang berbeda jenis itu dengan pandangan tajam.
"Eric kau telat!"
Eric menghela nafasnya, "aku minta maaf mark, tapi bukankah kau tahu haechan sudah lebih dulu keluar rungan dibandingkan diriku." Jelas eric.
Starla berjalan mendekat kearah mark, tangannya yang lentik menyeka keringat yang berada didahi mark.
"Jangan memarahi eric terus menerus mark." Mark menghembuskan nafas lelahnya, dia sekarang bingung harus bereaksi seperti apa.
"Tidak mau memelukku?" Ucap starla disaat mark sudah sedikit lebih tenang dari sebelumnnya.
"Mark." Tegur eric dirasa mark hanya diam saja melihat kearah starla.
"I miss you!" Starla langsung memeluk mark dan mark membalasnya membuat eric mendecih singkat, dia harus bagaimana sekarang?!
❧❧❧
Haechan membuka kedua matanya perlahan dan terduduk setelahnya, netranya melihat kearah jam dinding yang menunjukan pukul enam sore.
"Apakah mereka berdua sudah bertemu?"
Haechan dengan perlahan turun dari ranjang dan keluar dari kamar tersebut lalu turun untuk melihat sesuatu.
Tidak ada orang sama sekali itu yang dia lihat, kecuali seseorang yang tengah duduk dengan diam sambil menonton tv lebar itu.
"Eric?"
Eric menoleh dan melihat haechan yang berjalan kearahnya, "sudah bangun?" Haechan hanya mengangguk.
"Jangan tanyakan dimana Keberadaan suamimu itu, kau bahkan sudah mengetahuinya." Ucap eric disaat tahu haechan akan menanyakan keberadaan mark.
"Mereka sudah bertemu ya?"
"Ya, apakah kau menyesal sekarang membiarkan itu terjadi haechan?" Haechan duduk dengan lemas disofa lalu menggeleng pelan.
"Entahlah, disatu sisi aku bahagia karena aku menemukan mainan baru tapi disisi lainnya aku tidak rela kalau mereka kembali bersama."
Eric kini menatap kedua manic haechan.
"Sebenarnya aku tidak ingin berada dipihak siapapun tapi kali ini aku akan berada dipihakmu, walaupun mark adalah sahabatku tapi sikap yang begini aku tidak akan membelanya."
Haechan terdiam mendengarnya.
"Oh ya haechan."
"Ya?"
"Kalo aku boleh jujur, siapkan saja dirimu mulai sekarang takdir tuhan tidak ada yang tahu." Haechan menatap eric dengan lamat.
"Eric- apa maksudmu?"
Tbc.