Prolog

104 12 2
                                    

"tidak." Pria manis dengan rambut coklat itu menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan berulang kali.

"Ayolah Zhong, sekali ini saja setelah itu kami tidak akan meminta mu melakukan tugas sialan itu lagi." Mohon teman di depannya Bernama Haechan.

"Apa kalian gila?! Jelas-jelas kemarin data ku hampir di hack kembali sama mafia Park itu dan sekarang kalian mau menyuruhku mencuri data haramnya lagi?! tidak, terima kasih." wajah pria manis itu mulai memerah menahan emosi tak lupa dengan mata melotot miliknya yang membuatnya terlihat menggemaskan.

"Kami mohon Chenle.. setelah itu, kami akan ikut liburan ke China dengan mu." mata Pria manis yang bernama Chenle itu lantas menunjukkan wajah antusias nya.

Sebelumnya, Chenle memang ingin mengajak ketiga sahabatnya itu jalan-jalan ke China namun ketiga nya menolak dengan alasan kerjaan mereka masih banyak yang harus segera di selesaikan di Korea.

ke-tiga sahabat Chenle ini adalah anggota FBI di antaranya bernama Renjun yang paling tua dan sama-sama berdarah China dengan Chenle. Walaupun Renjun ini memiliki tubuh mungil dari yang lain, bukan berarti dirinya lemah kadang Chenle dan kedua sahabatnya lebih memilih mengalah daripada menghadapi mulut ketus milik Renjun.

Kedua, ada Haechan. Entah makhluk darimana Haechan ini berasal kadang memikirkan tingkah lakunya yang di luar akal manusia normal membuat Chenle menghela nafas pasrah, namun saat bertugas Chenle akui Haechan itu genius.

Terakhir, Jaemin. Anaknya sebelas duabelas dengan Haechan hanya saja terkadang Jaemin tau waktu kapan dirinya harus bersikap normal dan tidak normal. Jaemin ini cerewet mirip seperti ibu-ibu dan anaknya terlalu santai menghadapi beban hidup tapi jangan salah, otot milik Jaemin ini tidak ada tandingannya.

Chenle hanya seorang mahasiswa di Korea, dirinya juga bingung bagaimana bisa berteman dengan 3 anggota FBI itu.

"Tapi lele ku, kalau mau masuk FBI itu-"

"Aku sudah mengatakan ini puluhan kali, aku tidak mau bergabung di FBI." ucapan Jaemin terpotong dengan suara cempreng milik Chenle membuat Jaemin menghela nafas pasrah.

"Chenle dengarkan hyung.. data mereka tinggal sedikit lagi kau retas agar kami bisa menangkap mereka dengan cepat, buat apa? itu demi keselamatan dirimu juga lumba-lumba ku dan Jangan lupakan status mu yang masih menjadi buronan mereka."

Chenle memutar bola matanya malas setelah mendengar Haechan mengoceh. ya, dirinya saat ini buronan mafia park dan dirinya hanya menunggu waktu yang tepat untuk di tembak kepalanya.

"Itu juga karena kalian memaksa ku untuk mencuri informasi-"

"Astaga, aku baru sadar ternyata semua yang ada disini wanita. " ucap Renjun ketus melihat ke-tiga teman nya itu sedang berdebat.

"Aku tidak mau. " final chenle lalu mengemaskan buku serta laptop miliknya ke dalam tas.

"Terserah, aku sudah mengingatkan. " Haechan menghela nafas pasrah melihat Chenle yang keras kepala.

"Mau kemana? Ini sudah malam, menginap saja di apartemen kami. " Jaemin berpikir ini sudah malam, akan sangat berbahaya jika membiarkan Chenle pulang yang note bate nya masih menjadi buronan mafia itu.

chenle langsung menggeleng pelan meyakinkan para Hyung nya bahwa dia akan baik-baik saja lagipula besok pagi ada kuis di kampus nya.

Pikir Chenle, jika menginap disini dirinya tidak akan bisa tidur melainkan bermain video games bersama mereka hingga pagi berakhir dirinya yang bangun siang.

"Dasar, keras kepala. " umpat haechan setelah melihat Chenle menghilang di balik pintu.

"Tenanglah, apartemen Chenle tidak terlalu jauh dari sini. Kalaupun harus berjalan kaki, paling hanya 15 menit. " ucap Renjun menenangkan Jaemin dan Haechan.

OBSESSION (CHENJI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang