penculikan

113 7 6
                                    

Pria manis itu bergerak gelisah mencoba melepaskan ikatan di tubuhnya.

"Sial. Kalau sampai 3 manusia itu masuk kesini juga, bagaimana bisa aku keluar dari sini. "

Chenle tak sengaja mendengar sedikit rencana yang di susun oleh si penculik dengan antek-antek miliknya saat dirinya sadar tadi.

"Chenle! "

Chenle tersentak mendengar suara yang sangat di kenal nya, siapa lagi kalau bukan Haechan.

Haechan sudah berdiri tepat di depan pintu masuk bersama dengan jaemin di yang berjaga dibelakangnya.

"Jangan! Jangan kemari! Cepat, panggil polisi sekarang. Waktu kita tidak banyak." secepat mungkin Chenle mencegat kedua makhluk di depan sana agar tidak masuk perangkap.

"Kenapa? Katakan ada apa? " sialan, Haechan yang terlalu ingin tau. Persetan dengan itu, Chenle akan menjelaskannya saat mereka sudah keluar dari tempat terkutuk ini oh, atau mungkin tidak sama sekali?

"Akan ku jelaskan nanti. Sekarang, cepat panggil polisi kemari. " ucap Chenle setenang mungkin walau dirinya sedang panik sekarang.

"Kau lupa kalau kita ini anggota FBI, Chenle? " tanya Jaemin dengan nada yang teramat datar, dirinya tidak Terima dengan pernyataan Chenle barusan.

Chenle lantas menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Pasukan mereka lebih banyak sedangkan kita, hanya tiga anggota FBI dan 1 orang mahasiswa tampan?" Chenle sudah berkeringat sedaritadi, berusaha untuk tetap tenang agar tidak berteriak di depan 2 makhluk bodoh ini.

"Kau melupakan Renjun, Dear. " Haechan memutar bola matanya malas lalu mulai mengeluarkan sebuah pistol dari saku jaketnya.

"Ku bilang jangan kemari- ah sudahlah. " ucap Chenle pasrah saat Haechan sudah masuk ke dalam ruangan dimana Chenle di ikat.

"Cepatlah sedikit, Haechan. " teriak Jaemin dari depan pintu. Entah kenapa perasaan jaemin tiba-tiba berubah tidak enak setelah Haechan masuk ke dalam sana.

"Aku bahkan baru 3 langkah dari sana kesini, bagaimana bisa kau menyuruhku cepat!? Bagaimana jika ada jebakan saat aku berjalan sampai ke sana? " omel Haechan sambil menunjuk ke arah Chenle.

Jaemin memilih acuh dengan omelan Haechan. Setelah sampai dengan aman tempat Chenle di ikat, Haechan langsung mencoba melepaskan ikatan di tubuh pria manis itu.

Klik-

"Bergerak sedikit, ku tembak keluar isi kepala mu saat ini juga. " Jaemin diam saat seseorang menodongkan pistol tepat di belakang kepalanya.

"Haechan, coba kau lihat Jaemin di sana, dia-"

"Diam bodoh, aku sedang berusaha melepaskan ini. Sial, dimana pisau lipatku. " potong Haechan berusaha melepaskan tali sialan di tubuh Chenle.

Chenle menghela nafas panjang, putus asa sudah dirinya untuk keluar dari sini hidup-hidup.

"Selesai-

Klik!

"Damn-! " umpat Haechan saat merasakan ujung pistol mengenai samping kepalanya.

Haechan dan Chenle kini saling bertatapan seperti orang bodoh, Chenle yang masih duduk di kursi dengan tali yang sudah lepas dari tubuh nya dan Haechan yang tetap di posisi jongkok di samping chenle.

"Tenang, kita masih punya Renjun di luar sana. " bisik Haechan pada Chenle, mencoba menenangkan yang paling muda di sana.

"Tikus di depan sudah berhasil kami tangkap, father. " Chenle dan Haechan meringis saat melihat Renjun di depan pintu dengan kondisi yang sudah pingsan serta luka di sudut bibir dan pelipis nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OBSESSION (CHENJI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang