SERIBU HARI
-rumahku sudah dibangun-Sejauh ini bertahan
Banyak kerikil yang menjadi penghalang dan menjadikan jalan berantakan
Bukankah kita manusia kuat, kawan?
Yang selalu tersenyum dibalik pahit getir kehidupanSejauh kaki memijak
Ternyata banyak asa yang merangkul saya, agar tetap berdiri tegar
Rumah saya pernah hancur tiga tahun silam
Kehilangan salah satu tiang membuat saya merasa ragu untuk kembali membangunnya
Apakah akan kembali kokoh selayaknya dulu?Semua permainan takdir, menurut saya unik
Kilas kenangan yang kini menjadi penunjuk jalan saya bertumbuh
Meski bukan raganya yang berada disisi saya
Setidaknya dekapan hangatnya pernah melindungi saya
Jemari besarnya menuntun saya menapaki dunia
Dan raganya pernah kuat untuk menjaga saya di keheningan purnamaPerginya pamit, disambut isakan manusia-manusia yang kembali tersadar
Bahwa kehidupan dunia bukan tujuan utamaSeribu hari saya sudah bertahan
Seribu hari juga saya mengenang kepergiannyaEyang, sejauh ini saya berhasil menjadi kuat
Sampai jumpa di keabadian________**
Luka terdalam adalah ketika kita kehilangan sosok yang benar-benar mendukung langkah kita.
Sajak ini bisa dinikmati di youtube channel SWARA KESAH
_zedd
19/10/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJAKITA
ПоэзияHolla! Disini kita menyelami bait-bait kehidupan yang tidak selalu lurus, tidak selalu halus. Perjalanan yang tentunya butuh usaha dan keringat dibalik setiap tarikan bibir menjadi sudut lengkung, senyum. Bersama, kita syukuri hidup, kita berterim...