Chapter 10 ~ Memang Hanya "Dia"

1.5K 158 13
                                    

Boboiboy terduduk sesak melihat Reverse berlari ditengah hujan. Pikirannya terus berputar antara benar atau tidaknya keputusan yang dibuatnya.

Amato melirik Boboiboy dan menaikkan alisanya. "Keputusan bagus,Nak." Kata Amato.

Boboiboy mengangguk kecil lalu naik ke kamarnya.
Ditatapnya puluhan awan gelap berisikan hujan dari jendela mungil yang ada dikamar.

Boboiboy membuka sedikit jendela kirinya untuk melihat kemana Reverse pergi. Masih dapat ia lihat,Reverse terduduk mendekap di pinggir jalan.

Reverse memejamkan matanya seperti orang tengah tertidur. Boboiboy meneteskan air mata melihat keadaan Reverse.

Ia melamun sebentar sambil menatap orang yang ia anggap sebagai 'Kakak'. Pikirannya kini mencari alasan kenapa Dirinya tidak bisa langsung membenci Reverse setelah ia tau bahwa Reverse yang membunuh Tok Aba.

Sekarang menggema kalimat Reverse sebelum Reverse pergi membelah hujan. "Aku melakukan sesuatu dengan alasan. Bukan tanpa alasan"

Kalimat yang terus menggema itu membuat kepalanya sakit. Boboiboy turun kebawah hendak meminta obat sakit kepala pada si Ayah.

Sampai dibawah,bukan obat yang ia dapatkan,melainkan kebenaran yang sebenarnya.

"Aku bisa menjauhkan agen dari Boboiboy. Dia yakin aku amato." Boboiboy tidak sengaja mendengarkan perkataan orang yang tengah menelepon di ruang tamunya itu.

Mengesampingkan rasa terkejutnya,dengan tanpa suara, Boboiboy mengendap endap mengambil pisau dan menikamnya dari belakang.

"Siapa kau!" Teriaknya. Orang itu mematikan ponselnya perlahan dan berbalik. "Sudah tau ya. Aku yang membunuh atok mu. Bukan si pengkhianat itu." Jawab orang itu.

"Perkenalkan,aku IC dari klan Bayangan Putih" sambungnya. Boboiboy mengangkat alisnya dan menggali ingatannya apakah tau klan yang disebutkan orang itu.

"Tidak tau ya? Yasudah. Sampai jumpa" kata 'IC' sebelum menghilang dengan kabut. Boboiboy menggosok matanya yang sedikit kemasukan debu.

Setelahnya ia berlari keluar dan mencari Reverse.
Tidak jauh dari rumahnya,Reverse mendekapkan diri di depan sebuah gerbang rumah yang cukup besar.

Bibirnya pecah pecah. Sepertinya karna kedinginan. Wajahnya putih pucat. Meski tidak menggigil,tapi tangannya yang tidak tertutup hoodie terasa lebih dingin dari es.

Boboiboy mengguncang tubuh Reverse. Reverse membuka mata perlahan. "Ukh, Boboiboy?" Lirih kecilnya.

Melihat Boboiboy,Reverse berdiri dan membuka jacketnya yang basah kuyup dan mengangatnya ke atas kepala Boboiboy. "Cepat pulanglah,sepertinya hujan akan menjadi badai" kata Reverse yang terlihat panik.

Boboiboy kesal dengan Reverse yang tidak sadar diri dengan keadaannya. Ia menarik Reverse menuju rumah.

Didudukannya Reverse di sofa ruang tamu. Boboiboy membuatkannya segelas teh hangat yang manis,semanis senyumnya.

Reverse dengan bingung mengambil teh yang disodorkan Boboiboy. Setelah tehnya diterima, Boboiboy pergi keatas dan turun lagi dengan selimut tebal.

Boboiboy membuka paksa hoodie Reverse dan menggantinya dengan Hoodie kering miliknya lalu membalutkan selimut yang dibawanya.

Reverse semakin bingung dengan gelagat panik Boboiboy. Tiba tiba saja, Boboiboy berlutut didepannya dan mengepalkan tangan.

"Maaf! Aku..Aku salah duga!" Teriaknya tegas. Reverse seperti jantungan mendengar teriakkannya. Padahal suara Boboiboy hampir hilang ditelan suara hujan.

Identitas Yang Telah TiadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang