2.

8 1 0
                                    

25 Mei 2008

Setelah acara pernikahan itu sakusa mengurung dirinya.

Komori sudah berusaha membujuk sakusa untuk keluar seperti bermain volly atau pergi jalan jalan.

Tapi tetap hening tak ada jawaban dari orang di dalam kamar itu.

Hari ini Komori berusaha lagi membujuk sakusa untuk keluar dari kamarnya.

"Sak, please keluar gua bawa makanan kesukaan lu loh? Gua gatau gimana kabar lu di dalem, please keluar gua gabisa liat lu patah hati terus kaya gini"

Hening..

Sama seperti hari hari sebelumnya, manusia di dalam kamar itu tidak menjawab sepatah kata pun dari Komori.

Saat ingin melangkahkan kakinya pergi tiba tiba pintu itu terbuka dan menampilkan manusia yg sudah mengurung dirinya selama 2 Minggu.

"Sak.. akhirnya"

"Masuk, makan, terus keluar"

"O-oke"

Komori masuk, kamar sakusa sangat dingin, AC nya nomor berapa sih? Udah kaya di kutub Utara.

"Sak apa lu gk mati kedinginan sama suhu segini? Gila ini dingin banget"

"Biarin aja"

"Hufftt, sakk.. gua tau lu patah hati, gua tau lu sakit hati tapi gk gini juga caranya, biarin atsumu bahagia sama pilihannya, lu harus bisa move on dari dia, gimanapun atsumu udah punya pilihan nya sendiri."

"Udah Kom jangan dibahas ambil piring trs makan ini, gua gamau ngebahas itu lagi"

Komori cuma ngusap mukanya frustasi, emang ya ngadepin orang patah hati itu susah.

Komori ngambil piring di dapur sakusa lalu balik ke kamar sakusa.

Mereka makan dengan tenang, hanya ada suara piring dan sendok.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Udah, nanti gua yg beresin lu keluar dari kamar gua"

"Oke, jangan patah hati terlalu lama sak, pikirin kesehatan lu juga"

Sakusa nutup pintu dan buka hp nya.

Udah 2 Minggu hp itu dia anggurin, dia sibuk nonton film sama tidur.

Baru buka ig saja sudah patah hati lagi lihat postingan atsumu yang lagi berpelukan sama Terushima.

Dan komennya pada mendukung mereka, kan sakusa makin galau.

"Ck, gua ngapain sih"

Sakusa lempar hp nya ke kasur lalu tiduran lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini tidak seperti biasanya, sakusa sudah rapi dan siap siap akan keluar.

Sakusa mengunci pintu apart nya dan menuju parkiran.

Outfit sakusa benar-benar menggambarkan orang yang sedang patah hati.

Semuanya serba hitam mulai dari Hoodie hitam, masker hitam, celana jeansnya gak hitam sih tapi warnanya gelap, sama sepatu juga hitam.

Sakusa niatnya mau belanja bahan makanan.

Dia mengendarai mobilnya dan tancap gas ke supermarket.

Kenapa mobil? Tempatnya jauh, sakusa udah langganan disana, selain harganya murah kualitas nya terbaik dan kebersihannya pasti terjaga, makanya sakusa rela mengendarai mobilnya jauh jauh demi ke situ.

Sekalian refreshing sih, udah hampir tiga bulan sakusa gk keluar apart.

Setelah sampai disana, sakusa memarkirkan mobilnya dan turun.

Sakusa masuk ke supermarket itu dan belanja segala yang dia perlu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Singkatnya dia sudah selesai belanja dan otw pulang.

Jujur setelah belanja dia merasa lebih 'lega?'

Seperti beban di pikirannya hilang semua gitu.

Dia memutar lagu di mobil nya, mengendarai mobil itu sambil bersenandung kecil.

Sudah berapa lama dia tidak merasa lebih tenang seperti ini.
.
.
.
.
.
.

Di dalam mobil sakusa menyetel lagu berjudul "The One That Got Away".

Sakusa mengendarai mobilnya sambil bersenandung kecil, dia menyerap semua makna lagu itu, makna yg sangat dalam.

Tanpa sadar sakusa melamun, dia galau kembali karena menyetel lagu itu.

Saat lagi enak enaknya ngegalau, truk bermuatan pasir melaju kencang ke arahnya.

Ternyata truk bermuatan pasir itu mengalami rem blong yang menyebabkan mobilnya terus melaju tanpa henti, supirnya sudah mengklakson berkali kali agar sakusa minggir tapi sakusa tak menggubrisnya, dia bagaikan tuli saat itu.

Suara tabrakan kencang mengisi indra pendengaran orang orang di sekitar tempat kejadian.

Kecelakaan tak bisa dihindari oleh kedua belah pihak, Sakusa dan mobilnya yang ditabrak sudah terpental jauh ke arah jalan raya, sementara truk bermuatan pasir itu menabrak tiang listrik hingga tiangnya rusak dan dikabarkan supir itu meninggal di tempat.

.
.
.
.
.
.

'In another life, i would be your man'

Sakusa membuka matanya, darah mengalir dari pelipis serta tangan sakusa, ia merasa seperti melayang di udara lalu jatuh dengan keras.

Dia tidak merasa sakit atau apa, pikirannya kosong kejadian itu berlalu begitu cepat sehingga otak sakusa tidak mampu merespons.

'ah pusing, kepala gua kok sakit ya? Apa gua bakal mati disini?'

Perlahan lahan kelopak matanya menutup, hal terakhir yang sakusa lihat adalah seorang polisi yang mendekati mobilnya dan dirinya mendengar beberapa suara sirine ambulance sebelum akhirnya ia tak sadar total.



















"Pemirsa, dikabarkan telah terjadi kecelakaan fatal antara supir truk dan pengendara mobil di jalan ***, kecelakaan tersebut memakan 1 korban jiwa sementara 1 orang lainnya kritis, polisi mendapat bukti dari warga sekitar bahwa rem truk bermuatan pasir tersebut blong yang menyebabkan truk menghantam sebuah mobil dan tiang listrik hingga tak berbentuk lagi. Menurut saksi, mobil yang ditabrak tidak berusaha menghindar, diduga pengemudi sedang mengalami depresi, setelah ditelaah korban merupakan pekerja kantor perusahaan K.M berinisial S.K, sementara supir truk yang meninggal sedang diautopsi."

Berita di layar tv itu menampilkan foto pemuda berambut ikal yang Komori sangat kenali.

Gelas yang dibawanya sudah lepas dari genggaman, kedua matanya terbuka lebar menatap layar tv yang menampilkan berita itu.

"S-sakusa?.."








































TBC

🙏🏻🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meet You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang