01

48 2 0
                                    

Taeyong menghela nafas pasrah, ia sudah sangat lelah dengan semua ini.

"Kenapa setiap ada pria yang mendekatiku mereka akan menghilang dan beberapa hari setelahnya mereka di kabarkan sudah tiada?" gumamnya.

Ia melamun cuup lama hingga tak menyadari sudah ada sosok lain yang mendekatinya.

"HAAA!"

Taeyong berjengit kaget lantas menukik alis merasa kesal.

"Haiss ten? kau mengagetkan ku.." gerutunya pelan bahkan--sadar atau tidak-- bibirnya mengerucut lucu membuat ten memekik gemas.

"Astaga hei hei hahaha maafkan aku, aigoo kenapa kau menggemaskan sekali sih"

"Entahlah ten, aku sedang bingung"

"Kenapa?"

"Tentang semua orang yang mendekatiku.."

Ten mengangguk mengerti "Aku juga merasa aneh, menurutku ada seseorang dibalik semua ini? entahlah aku merasa seperti itu.."

"Aku juga, uhm- ten maukah kau membantuku mencari tau tentang semua ini?"

"Baiklah, aku juga sangat penasaran"

"Apakah sebaiknya kita ajak yang lain juga?"

"Ide bagus"

Selebihnya mereka hanya mengobrol dengan topik ringan tanpa sadar bahwa seseorang tengah mengawasi mereka dengan senyum miring andalannya.

•••

"Kenapa?"

"Uhuk! Aku sedang sakit, izinkan kepada Kim Noona bahwa aku tidak bisa berangkat ya?"

"Baiklah.. saat pulang nanti aku akan menjengukmu, jangan kemana-mana, pakailah baju yang hangat, jika perlu buat teh hangat, istirahatlah dan minum obat! Oh atau kau ingin aku belikan sesuatu? Sup hangat?"

"Iya iyaaa kau bawel sekali sih, kau tidak perlu pesan apa-apa karna aku bisa membuatnya sendiri," Taeyong merotasikan matanya jengah.

"Hei! Kau sedang sak-"

"Aku hanya sakit bukan lumpuh astaga, UHUK! sudah, aku akan menutup panggilan ini, dah~"

"Oh tuhan, kenapa kau memberikanku sahabat yang sangat berisik dan galak, tapi dia sangat peduli sih.." gumam Taeyong setelah panggilannya terputus.

"Ouh kepalaku jadi semakin sakit memikirkannya" Taeyong memijat pelipisnya pelan.

DUK!

Taeyong melirik kearah balkon apartemennya ketika mendengar suara kaca seperti di pukul.

"Apa itu?" Gumamnya pelan.

DUK! DUK! DUK!

Taeyong memberanikan diri untuk mendekat, mencoba membuka sedikit tirai yang menghalangi kaca, sesaat ketika matanya menangkap seorang pria tinggi dengan surai yang sudah mencapai belakang lehernya, Taeyong panik saat tau pria tersebut hendak membobol kaca balkonnya.

"Oh tidak, apakah dia pencuri?"

Taeyong mencoba mengintip kembali, semakin panik saat pria tersebut menatap matanya, tersenyum miring dengan seramnya.

Taeyong panik mencoba melarikan diri, ia mendekat kearah pintu mencoba keluar, namun semua percobaannya sia sia, pintu apartemennya tidak bisa dibuka.

"Aish kenapa?!?!" Paniknya mencoba menelpon bantuan, namun semakin takut saat mendengar kaca yang pecah.

"Oh tuhan.." Taeyong berlari kearah kamarnya, menutup pintu kemudian menguncinya, ia menangis dalam diam.

"Huks... aku harus apa?" Melihat ke sekitar, lantas masuk kedalam kamar mandi dan menguncinya dari dalam, merogoh saku dan menemukan ponselnya, mencoba menghubungi siapapun termasuk sahabatnya.

"Oh ayolah Ten bantu aku!!!" Dumalnya ketika sahabatnya tak kunjung mengangkat panggilannya.

Saat Taeyong mencoba menghubungi orang lain tiba-tiba ponselnya mati, "Sialan! Baterainya habis, Ibu... Ayah... tolong hiks"

Tangisnya memelan saat mendengar suara dobrakan, ia yakin bahwa pria tadi berhasil membobol pintu kamarnya juga, Taeyong membekap mulutnya saat merasa derap langkah kaki semakin mendekat kearah tempatnya berada.

'Kumohon jangan..' Memejamkan matanya sambil meremas bajunya.

DUK! DUK! DUK!

"Hiks.. Ibu.." Isak Taeyong pelan memejamkan matanya.

BRAK!

Taeyong membuka matanya yang langsung bertemu dengan mata pria tadi, senyum miring tetap ia berikan kepada Taeyong, langkahnya mendekat, Taeyong semakin mundur hingga tubuhnya menabrak tembok dan jatuh terduduk, "Kau siapa? J-jangan membuatku takut.."

Pria tadi semakin mendekat, berjongkok lantas memegang dagu Taeyong yang langsung ditepis oleh empunya, "Jangan menangis cantik.. harusnya aku mengadakan pesta karna sudah menemukanmu.." Taeyong menatap pria itu sebelum semuanya gelap karna pria tersebut membekapnya menggunakan sebuah kain.





.
.
Tbc

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang