Epilog

144 21 0
                                    


Mencoba untuk baik-baik saja memang tak semudah yang yerika bayangkan

Hatinya hancur, airmatanya terus mengalir tanpa henti, rasa bersalah dan kecewa semakin membuat dadanya sesak dipagi hari

Kemarin sepulang dari rumah haruto, gadis itu tidak bisa tidur, ia mencoba untuk memejamkan mata dan terus berkata 'aku minta maaf' namun usahanya sia-sia, ia tidak bisa tertidur dengan lelap seperti biasanya

Yerika melangkahkan kakinya menuju supermarket hendak membeli makanan dan minuman ringan untuk haruto, gadis itu sudah menulis surat dengan sangat panjang dan rinci, dalam hatinya ia berharap haruto mau menerima bingkisan kecil darinya itu

Dikelas, sudah ada haruto yang sedang asyik bercanda dengan junghwan, yerika sudah tidak melihat kain kasa lagi di dahinya dan bersyukur keadaannya jauh lebih baik daripada kemarin malam

Langkah yerika semakin ciut saat haruto tidak menoleh kearahnya setelah gadis itu menyapa, rasanya sudah tidak ada harapan lagi untuk mendapat maaf dari lelaki itu

Helaan nafas terus keluar dari yerika, wajahnya yang natural tanpa make-up membuat kantung mata yang menghitam terlihat jelas dan ia mulai teringat jika ia membawa bingkisan yang harus diberikan sebelum guru datang kekelas

"Berani nggak berani gue harus kasih bingkisan ini buat haruto, bismillah" kata yerika dengan penuh keyakinan bahwa ini akan jauh lebih berhasil daripada menangis didepan lelaki itu

Yerika berjalan mendekati haruto, awalnya haruto tidak ingin menoleh kearah yerika tapi tangan yerika memegang lengannya dengan erat

"Kenapa lagi?" Jengah haruto lantas memutar bola matanya kearah lain

"Gue punya sesuatu buat lo, diterima ya" haruto melirik kearah paperbag yang berwarna coklat itu sekilas

"Gausah buat lo aja" ketus lelaki itu lantas beranjak dari duduknya, betapa terkejutnya ia melihat yerika bersujud didepannya sekaligus teman sekelasnya menjadi saksi

Yerika terisak pilu, haruto yang tak tega pun dengan sesegera mungkin menyuruh yerika untuk berdiri namun gadis itu tidak mau, ia bersikukuh agar tetap seperti ini setidaknya bisa mengurangi rasa bersalahnya pada haruto

"Ayo yer...jangan buat gue malu, ayo berdiri..." titah haruto lantas memegang lengan yerika hangat, yerika menatap haruto sendu begitu juga sebaliknya

"Berdiri ya, gue bakal terima bingkisan lo kalo lo mau berdiri, okey?" Yerika mengangguk dan mulai berdiri, senyumnya lebar dan airmatanya mulai berhenti menetes

"Makasih, itu tandanya lo udah maafin gue" ujar yerika lantas memeluk haruto erat sampai sang empu kehabisan nafas

"Lepasin dulu yer...gue gak bisa nafas nih" keluh haruto lalu melepaskan pelukan gadis itu

"Maaf" haruto mengangguk, walau dalam hati ia masih kesal dengan gadis itu tetap saja ia merasa kasihan melihat yerika menangis seperti tadi

"Gue masih bisa maafin lo tapi gak tau kalo bokap lo sama bokap gue-" ucapan haruto terpotong karna guru yang mengajar sudah masuk dan yerika sudah berada dikursinya

Sore ini tama tidak memukul haruto seperti biasanya, ia hanya bertanya sedikit tentang apa yang dipelajari disekolah tadi dan haruto menjawabnya dengan canggung. Yedam tersenyum karna papanya sudah mau berubah dan sedikit demi sedikit memberi perhatian untuk si bungsu

Sementara itu papa yerika dibawa ke kantor polisi atas dugaan sabotase nilai dan di penjara selama 5 tahun sementara itu guru yang bersangkutan juga ikut terseret masuk penjara

Yerika menghela nafas kala melihat sang papa berteriak minta dibebaskan, dengan langkah bergetar ia berjalan mendekati jeruji besi milik sang papa

"Papa harus terima ini semua, karna ulah papa haruto jadi kesakitan gara-gara dipukul sama papanya bukan hanya itu haruto juga sering ditendang dan ditampar, apa papa sadar? Ulah papa juga bikin haruto trauma sama papanya sendiri. Aku gatau harus bilang apalagi sama papa, aku kecewa banget sama papa!" Kata yerika seraya pergi dari tempat itu, mengabaikan panggilan sang papa

Sakit. Itulah yang yerika rasakan sekarang, orang yang selama ini ia anggap baik ternyata tak sebaik yang ia kira. Papanya tidak bangga dengan nilai dan usahanya sendiri, papa lebih bangga dengan nilai hasil sabotase, menjijikkan! Pikir yerika sembari menarik nafas dalam dan mencoba untuk menghirup udara segar di sore hari







'Usai sudah penderitaanmu haruto, teruntuk hari ini dan seterusnya kau tidak akan pernah merasakan sakit lagi. Jikalau pun ada yang berani menyakitimu aku tidak akan pernah membiarkanmu kesakitan lagi'















~•°'☆TAMAT☆•°'~

Klik tanda bintangnya ya ♡!

Dear Semesta, Watanabe Haruto√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang