★ ¦| Popular : Jealous

438 56 28
                                    

.

ー・Normal POV・ー

*Jam Pelajaran Kedua.

Pada jam pelajaran kali ini tepat bertepatan dengan kelasnya Demetrian, terlihat pemuda Desmond itu tengah mengerjakan soal-soal Matematika yang diberikan sang guru di buku latihan miliknya juga untuk murid lain.

Wajahnya jelas terlihat kusut, menahan emosi karena suatu hal yang membuatnya kesal serta frustrasi karena peristiwa tadi pagi. Ya, dan itu bertepatan saat ia dan teman-temannya menghantarkan Anneliese menuju ke kantor guru untuk mengetahui dimana kelas gadis itu.

Berharap jika sang calon tunangan satu kelas dengannya, harapannya itu tiba-tiba pupus seketika saat mengetahui jika Anneliese tidak akan ditempatkan di kelas yang sama. Awalnya ia tak terlalu mempermasalahkan hal itu, akan tetapi ketika ia tahu lagi jika Anneliese ditempatkan di kelas K-10.. Demetrian sudah tidak ada harapan lagi untuk lebih dekat dengan gadis itu.

Masalahnya tentu sudah sangat jelas, dimana masalah pertamanya adalah dirinya yang tidak bisa satu kelas dengan Anneliese karena tak bisa bertarung otak vs otak bersamanya. Dan masalah kedua, kelas Anneliese bisa terbilang sangat jauh dari kelasnya, bahkan jarak keduanya bisa disebut sebagai berbeda gedung. Sudah berbeda kelas, gedung kelas pun berbeda.

Nasib Demetrian hari ini cukup sial, karena selain dua alasan itu, ia sebenarnya juga tak ingin jauh-jauh dari Anneliese semenjak bertemu dengannya. Karena tentunya ketika mengetahui jika gadis itu adalah pahlawan sekaligus tunangannya, tentu membuat pandangannya terhadap gadis itu terasa lebih spesial dari apapun.

Ya, walaupun sebelumnya ia juga sudah meminta wali kelasnya untuk mengambil hak didik Anneliese di kelasnya, tetapi itu tetap saja tak bisa dituruti karena sudah ketentuan tetap dari sekolah. Dan walaupun itu permintaan seorang Imperial Scholar sekalipun tetap tidak akan dituruti.

“Kuso! Baru sekarang aku benar-benar kesal dengan sistem sekolah ini!” Guman Demetrian kesal sambil tetap mengerjakan soal demi soal latihan Matematikanya.

Sebenarnya ia juga sedikit merasa aneh dengan dirinya, karena tepat satu minggu sebelum Anneliese datang ke Eden, ia tiba-tiba saja sudah mulai memikirkan gadis pirang itu.
Awalnya ia pikir itu hanya kebetulan karena Anneliese adalah gadis yang menarik, akan tetapi lama kelamaan daya tarik itu semakin lama semakin menariknya lebih dalam lagi hingga ia merasa hanya terpaku pada gadis itu.

Ya, hanya Anneliese seorang.

Tsk tsk tak!

Bunyi antara kertas dan bolpoin yang digunakan Demetrian beradu dengan kasar, tulisannya juga terlihat sangat tebal dari biasanya dan ada beberapa tulisan juga yang keluar dari garis buku.

“Saya sudah selesai!” Ucap Demetrian tiba-tiba hingga membuat teman-teman sekelasnya disana menatap terkejut kearahnya. Termasuk Jhon dan juga Bryan yang duduk diantara Demetrian di bangku baris ke-2 paling depan.

Guru Matematika mereka pun ikut menatap Demetrian juga tak menyangka, pasalnya belum ada 30 menit Demetrian sudah menyelesaikan tugas latihannya. “Eh? Sudah selesai? Baiklah, kamu boleh mengumpulkan hasil latihanmu.”

Demetrian yang mendengar itu mengangguk dan segera mengumpulkan buku latihannya untuk dinilai. Saat sang Guru melihat hasil kerjanya, beliau hanya membatin karena bisa-bisanya Demetrian mengerjakan soal sedetail ini dalam waktu singkat, terlebih lagi semua jawabannya 100% benar seluruhnya.

Benar-benar seorang Imperial Scholar sejati.

“Sensei, bolehkah saya izin untuk lebih dulu keluar sebelum jam istirahat? Saya ada keperluan di gedung F saat ini juga.” pinta Demetrian meminta izin. Awalnya sang Sensei ragu untuk mengiyakan karena masih ada waktu satu jam lagi di mata pelajaran miliknya, akan tetapi melihat tatapan pemuda itu yang terlihat lebih datar dari hari-hari biasa otomatis membuat nyalinya sedikit tergoyah untuk menolak.

Operation STRIX ¦| SPY x Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang