Sreeeekkkkk....
Suara ketas sobek terasa begitu nyaring di telinga seseorang gadis berkuncir dua dengan kaca mata bulat bertengger di hidung mancungnya.
Gadis itu mendongkakan kepalanya melihat siapa pelaku yang berani menyobek buku yang terdapat prnya itu.
"Kenapa mau marah?"tanya orang yang merobek kertas dengan wajah tanpa dosanya.
Gadis berkuncir dua itu menggelengkan kepalanya meskipun dalam hatinya menggerutu tapi ia harus sabar.
"Heh cupu lo berani ya deketin Zen," ujarnya dengan wajah kesalnya.
"Zen?"
"Jangan pura-pura gak tau deh lo, gue tau ya lo tadi berangkat bareng sama Zen,"
"Kasih pelajar aja Lin, si Lea anak cupu ini." ujar Wina teman Lina yang melabrak Lea.
"Gue gak tau dan gue gak kenal sama yang namanya Zen-Zen itu." ujar Lea dengan bingung.
"Jangan sok polos deh lo," ujar Lina seraya menarik rambut Lea dengan keras membuat Lea memekik kesakitan.
"awsss sakit Lin," Lea merintih kesakitan.
Banyak orang yang melihat adegan dimana Lina menjambak Lea tanpa belas kasihan, mereka bukannya membatu Lea yang kesakitan malah hanya melihat adegan itu tanpa berniat memisahkan.
Brakkk...
Lina siswi itu pun membenturkan kepala Lea pada meja membuat kening Lea memerah. Tanpa Lina ketahui aksi itu menjadi tontonan media sosial juga, sungguh mengejutkan bukan.
"Lo apa-apaan Lina," teriak seseorang yang langsung membelah kerumunan dengan paksa.
"kalian gila," Bentaknya seaya membatu Lea bangun dari duduknya untuk membawa ke uks.
"Zen tapi dia berani beraninya deketin kamu," ucap Lina dengan manja.
"Deketin gimana, gue sama orang ini baru aja kenal. Dan hal ini sangat fatal, lagian gue dan lo bukan apa-apa inget itu." ucap Zen penuh penekanan.
Zen pun membawa Lea ke uks untuk segera diobati, takutnya lukanya menjadi infeksi.
"Awss..." rintih Lea saat kapas yang tuangkan alkohol itu menyentuh lukanya.
"Sakit ya?"tanya Zen dengan perhatian.
Lea hanya mengangguk tanpa berbicara sepatah kata pun, "Kenapa lo gak balas nenek lampir itu,"
"Buat apa?" tanya Lea akhirnya membuat Zen menundukan kepalanya.
Wajah mereka sangat dekat membuat jantung Zen berdetak kuat saat melihat mata hazel milik Lea dan bibir tipis warna pink alami milik Lea.
Lea bingung dengan pria didepannya ini mengapa hanya terdiam saja, "ups sorry." ucap Lea saat tak sengaja mendorong tubuh Zen sedikit keras.
"Ohh ehh, It's okay." Zen pun kembali membersihkan luka Lea dengan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Achilles Twins
Teen FictionAchilles adalah salah satu keluarga yang terpandang di kalangan pembisnis. Meskipun merka mempunyai kekayaan yang berlimpah luah tapi tidak sombong. Jangan lupa baca ceritanya!!!