Azeera menatap tajam pada sepasang mata yang melihatnya penuh dengan tatapan mengintimidasi. Mungkin Azeera masih kuliah tapi dia tidak akan pernah takut pada sosok yang ada dihadapan sekarang ini.
"Jadi kamu anaknya Pak Suryo?" tanya sosok itu dengan ekspresi yang menurut Azeera sok dibuat-buat agar dirinya tertarik.
Azeera tersenyum miring, memperlihatkan kekuasaannya kepada cowok itu. "Iya. Kenapa? Om terpesona sama gue?"
Pria tampan dihadapannya terkekeh pelan, "nama saya Marcello. Kamu bisa panggil saya Kak Cello,"
Azeera terlihat menahan tawa, namun tak berselang lama dari itu dia meledakkan tawa tersebut. "Kak? Lo mau gue manggil lo kak? Usia lo tuh cocoknya dipanggil Kakek! Tau nggak?"
"Kakek? Saya masih dua puluh delapan tahun Azeera." ujar Marcello dengan ekspresi teduh.
Azeera mencibir, "lo—EH lo tau dari mana nama gue?!"
Marcello tertawa hingga kedua dada bidangnya bergetar geli. "Saya tau semua tentang kamu Azeera."
Azeera berteriak cukup shock dan tidak menyangka. "Lo penguntit?"
Marcello tersenyum tipis, mengacak rambut Azeera gemas. "Saya calon suami kamu, calon imam kamu."
"HELL NO! Gue nggak mau nikah. Om jangan gitu dong sama gue. Beneran nih! Demi Allah gue masih punya pacar nggak mung—"
"Putuskan Zer, kamu calon istri saya."
"Gila aja lo om. Cowok gue dari SMA itu, nggak mungkin gue putusin gitu aja. Makanya lo batalin aja ya perjodohan ini, biar—"
"Gemas."
Azeera mematung mendengar penuturan Marcello, dia merasa ingin muntah saking peningnya. Bukan karena baper ataupun malu yang ada dia geli. Mungkin tampang Marcello tidak buruk, tapi tetap saja mereka berbeda kasta. Azeera hanya anak kuliahan yang masih harus berjuang untuk hidupnya, sedangkan Marcello adalah pria mapan.
"Om, saya mohon..."
Marcello menggeleng. "Saya calon suami kamu Azeera Wandari." Pria itu berdiri dan menepuk puncak kepala cewek itu gemas. "Mau gimanapun saya nggak mungkin lepasin kamu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, sir!
RomanceWhat the hell?! Dijodohkan dengan om-om?? Apakah mereka sedang bercanda dengan Azeera? Dia bahkan masih duduk di semester empat. Azeera harus akui kalau om-om yang dijodohkan dengannya memang tampan. Tapi DIA TETAP TIDAK BISA TERIMA. Ini namanya pe...