E

7 11 0
                                    

"Jeslin? kamu mau kemana sayang?!" Melisa memanggil dengan sedikit berteriak melihat Jeslin melangkahkan kakinya terburu-buru.

Jeslin menghentikan langkahnya kemudian menghampiri meja makan. "Aku mau kerkom, bilang ayah." Ujar nya singkat lalu kemudian kembali terburu-buru keluar rumah.

"Kamu nggak sarapan dulu?" Tanya Melisa namun tidak di dengar oleh sang empunya.

"Ngapain, sih mah?" Tanya si anak sulung.

"Hm?"

"Itu mamah, ngapain juga peduli sama dia? dianya aja kaya gitu." Ujarnya tak suka seraya menyeruput susu yang baru Melisa buat.

Melisa menggelengkan kepala sambil terkekeh. "Dia juga anak mama, wajar dong? emangnya kenapa? cemburu ya kamu?" Tanya Melisa.

Zelia memutar bola matanya malas, gadis itu mengambil sandwich yang tepat berada di depan matanya lalu melahapnya. "Ywa bukhan-

"Kunyah dulu, dek." Potong Jendra cepat sambil menyumpal mulut adiknya dengan sandwich yang baru.

-

"Tumben ga ngaret?" Jeslin mendudukkan bokongnya, gadis itu melihat sekitarnya. sepi.

Orlion hanya menatap Jeslin jengah, kemudian kembali mengetikkan sesuatu di dalam handphone nya.

Jeslin yang merasa diacuhkan hanya mengangkat bahu, hal ini memang sudah biasa ia dapatkan dari manusia di depannya ini.

"Wish.. tumben banget lo pada gak ngaret?" Avendra datang dengan tangan kanan yang memegang plastik besar.

Jeslin mutar matanya jengah. "Biasanya gue kali yang dateng awal!" Balasnya ngegas.

Avendra duduk di sebelah Orlion, cowok itu membuka plastik yang ia bawa lalu mengeluarkan banyak snack dari dalamnya lalu menata nya di meja yang cukup besar itu.

Aleina yang melihat itu langsung menepis tangan Avendra sebelum cowok itu mengeluarkan snack semakin banyak lagi. "Ck! lo mau kerja kelompok, apa mau makan-makan?!! singkirin gak makanan lo?!" Ujar Aleina sambil mengambil satu-satu snack dari meja untuk di taruh kembali ke dalam plastik.

Avendra menggeram marah, ia mengacak-acak rambut Aleina sedikit kasar sambil berdecak. "Lo-

"Jangan acak-acak rambut gue!!" Teriak Aleina marah sambil menepis tangan Avendra dari kepalanya.

Avendra menatap Aleina sinis lalu kembali ke duduknya. "Lo sih! itu tuh buat persiapan beberapa jam kedepan!"

"Yaudah nanti aja, malah di tata di meja!"

"Ya gapapa lah! suka-suka gue!"

"Dih?! emang lo siapa?!"

"Kalian mau terus ribut? gue pusing denger nya!" Orlion menyahut, cowo itu tampak melayangkan tatapan tajam kepada dua mahluk yang sedang adu mulut.

"Noh! Avendra duluan!" Adu Aleina kepada Orlion sambil mengeluarkan setumpuk buku dari tasnya.

"Udah ah! yang ada ga beres-beres kalau kalian berdua ribut mulu!" Ujar Jeslin sambil membuka tutup pulpennya lalu mulai menuliskan sesuatu di kertas dua lembar.

"Kalian aja yang ngerjain, ya. Ntar gue bagian presentasi nya aja." Ujar Avendra begitu enteng seraya membuka snacknya.

"Gabisa gitu, lah!-

"Lo gabole protes! Jeslin sama Orlion aja ga protes tuh!" Potong Avendra cepat sebelum Aleina mengomel lebih panjang.

Aleina menghela nafas panjang. "Terserah!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang