2. Saint side

202 24 18
                                    

Namanya Perth. Dia adalah satu pria yang tidak melirikku.

Bukan karena aku sombong ya, tapi kenyataan yang membuat aku berkata jika setiap pria yang melihatku pasti akan selalu melihatku pada akhirnya. Namun dia tidak. Berkenalan dan bertatap wajah dengannya hanya sekilas angin, itu membuatku heran. Apa wajahku bukan tipe nya? Atau memang aku kurang cantik?.

Aku terbiasa ditatap, dan dikagumi. Kali ini, hanya ada satu pria yang tidak melihatku membuatku penasaran. Aku yang salah atau dia?

"Saint Suppapong", ucapku mengangkat sebelah tangan kedepan pria itu. Kulihat dia tersenyum ramah menatapku. Dan ini adalah pertama kalinya dia tersenyum padaku. Kami sering berpapasan namun dia tidak pernah meliriku. Sekalipun teman-temannya menggodaku namun dia hanya menatapku sesaat bak angin lalu, tidak ada expresi apapun yang bisa kutangkap dan kuartikan jika dia terpikat olehku.

"Perth", balasnya masih dengan senyum manisnya. Tangannyapun membalas menggenggam tanganku sejenak sebagai tanda perkenalan. Dan untuk pertama kalinya, hatiku tergerak aneh. Perasaan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Yah...perkenalan ini hanya sekilas. Setelahnya, ia kembali asik berbincang dengan teman-temannya yang bisa kudengar seputar mesin mobil.

Dia mengucilkanku?
Tidak. Karena memang tidak ada topik apapun yang mengharuskan kita berbincang layaknya teman dekat. Namun kenapa rasanya kosong sekali saat ia kembali menolehkan wajahnya pada yang lain?

Kutatap wajahnya dari samping. Lekuk wajah tegas dengan alis yang sedikit tebal dan rapih. Senyum yang sangat manis, bahkan terkadang bisa kudengar kekehan keluar dari belah bibirnya. Terasa menggelitik sekali dihatiku.

Ya Tuhan...rasanya ada yang meleleh didalam dadaku.

"Saint, aku akan pulang sekarang. Kau ikut denganku?", ucap jessy sahabat terbaiku.

Jessy adalah alasan aku bisa berkenalan dengan Perth sekarang.

Tapi bukan berarti aku meminta pada Jessy untuk dikenalkan pada Perth ya. Jessy tidak sedekat itu dengan Perth. Hanya saja, kekasih Jessy itu salah satu teman dekat Perth. Dan kali ini adalah waktu tepat yang selama ini aku tunggu untuk bisa berkenalan dengan Perth.

Sesusah itu ya?

Ya.. Karena biasanya yang meminta berkenalan denganku adalah para pria duluan.  Mereka yang bergerak mendekatiku namun kali ini, aku yang bergerak duluan. Tidak salah kan jika wanita yang bergerak lebih dulu?

"Aku akan meminta Mike untuk mengentarmu lebih dulu. Sopirmu belum datang kan?", tanya Jessy.

Biar ku kenalkan diriku dulu. Aku adalah anak kedua dari keluarga Suppapong. Keluarga konglongmerat yang bisa dibilang hartanya tidak akan habis tujuh turunan. aku tidak akan menjabarkan bagaimana kaya nya keluargaku namun aku akan bilang jika aku adalah anak orang kaya yang disegani. Sekali lagi, aku tidak sombong.

Dari kecil, aku sangat dimanja. Membuatku tumbuh menjadi wanita yang memang sedikit manja dan lemah.

"Itu akan merepotkanmu Jess, lebih baik aku tunggu sopirku saja. Sebentar lagi juga datang", jawabku. Bukan alasan ingin berlama-lama berada disamping Perth yang bahkan tidak melihatku namun aku memang tidak mau merepotkan temanku yang jelas akan berkencan dengan kekasihnya itu.

"Apa tidak apa?", ucap Jessy ragu.

"Kau tidak berpikir buruk pada teman-temanku kan?", tanya Mike pada Jessy.

Aku hanya diam melihat sepasang kekasih yang masih saling tatap. Sedikit lucu melihat Jessy yang selalu khawatir padaku, padahal ini siang hari dan ditempat umum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perth | First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang