Conversation.

476 17 0
                                    

Jakarta, 16, Desember 2020.

Apa yang terjadi pagi ini? Jakarta dengan suhu yang sejuk lagi dan lagi? Apa ada yang aneh dengan bumi ini? Gumam Adel saat baru saja bangun dari tidur nya. Ia mengambil handphone hanya sekedar melihat jam saat itu, jam menunjukan pukul 6.00 pagi waktu yang singkat untuk siap-siap. Adel bergegas untuk mandi dan menyiapkan semua buku-buku pelajaran yang akan dipakai hari ini, tas itu terasa sangat berat, entah buku apa saja yang ia bawa hari itu. Baru saja Adel selesai dari mandi nya, ia sudah mendengar mama nya yang berteriak dari bawah memanggil nama nya beberapa kali "Reva!" Teriak mama Adel dari bawah, teriakan mama Adel sedikit membuat Adel panik, dia tidak mengambil handphone nya lagi untuk melihat jam, tidak memperdulikan jam. Adel menuruni anak tangga satu persatu, lalu sedikit berlari ke arah meja makan untuk memakan sarapan yang sudah disiapkan oleh mama nya. Hanya ada roti yang dioleskan selai coklat dan segelas cangkir susu hangat. "Memulai pagi dengan roti? Lagi?" Kesal Adel dalam hati. Bukan tidak bersyukur karna sudah disiapkan mama untuk sarapan pagi itu, iya hanya merasa bosan untuk menikmati roti terus menerus untuk sarapan, bukankah mama nya mempunyai banyak cadangan sosis dan telur? Mengapa tidak memasak nya untuk ku? Tidak ada habis nya dercakan kesal Adel yang selalu menggerutu dibatin nya. Mama nya memang perasa, ia melihat muka Adel yang terlihat kesal, tidak berani untuk bertanya mengapa Adel memakai wajah musam seperti itu, mungkin saja Adel merasa bahwa ini sudah sangat telat. Adel menyelesaikan makanan nya, bergegas mengambil kunci motor karna tidak ingin memakai mobil sudah sangat telat untuk memakai mobil.

Adel telat 5 menit untuk sampai disekolah, tepat pada 6.35 ia sampai didepan pagar sekolah nya dengan vespa yang iya pakai saat itu. Melihat Ashel dan 3 temanya di OSIS berdiri didepan pagar melirik tajam kearah Adel. Ashel menulis nama Adel didalam buku yang mungkin saja itu adalah daftar murid yang telat dihari itu. Adel yang melihat Ashel menuliskan nama nya didaftar buku murid yang terlambat hanya bisa tersenyum panik, dia menyebut hari itu dengan hari "Kesialan" yang pernah terjadi didalam hidup nya. Ashel tidak berkata sepatah katapun, hanya menyuruh teman nya untuk membukakan pagar untuk Adel, Adel memasukan motor nya dengan sedikit gemetar ditanganya, bagaimana tidak gemetar, Ashel menatap tajam mata Adel dengan pandangan yang membuat Adel takut untuk membalas tatapan itu. Mungkin, itu adalah kali pertamanya iya bertemu anggota OSIS yang terlihat sangat menakutkan hanya karna iya terlambat 5 menit untuk tiba disekolah. "Kenapasih tu OSIS orang cuman telat 5 menit, gila apa gila sih?" Kesal Adel dengan suara nya yang kecil, melepas helm dan menggantungkan helm nya distang motor nya. Entah apa yang berada difikiran Adel saat itu. Iya berjalan melewati lorong sekolah dengan kesal, memasuki kelas sembari mengetuk pintu kelas dengan pelan. "Adel, telat kenapa kamu?" Tanya guru Adel dengan melipatkan tanganya. Adel seketika membeku, ia tidak tau harus menjawab pertanyaan itu dengan apa, badan nya berkeringat, hal itu memicu tertawaan dari 5 temanya yang sedari tadi sudah memperhatikanya. Adel hanya tersenyum kecil dengan rasa panik yang masih menguasai diri nya, iya berjalan pelan menuju meja nya, terlihat jelas disana 5 temanya yang sedang menahan tawa saat melihat wajah Adel yang memerah karna menahan rasa malu nya. Mereka memang tidak tahu apa yang terjadi pada Adel saat ia datang tadi, tapi yang mereka tau Adel sudah tidak berkutik saat Ibu Cerlias memarahi nya saat ia baru saja datang. Mereka tertawa dalam diam, tidak berani untuk mengeluarkan suara saat tertawa, karna mereka tau jika mereka tertawa terlalu kencang bukan hanya Ibu Cerlias yang memarahi mereka, tetapi Adel juga pasti akan memarahi mereka saat jam istirahat sudah tiba.

Jam istirahat tiba semua murid berlari keluar kelas untuk menuju kantin, Adel, Lulu, Oniel, Olla, Zee dan Ara hanya berdiam diri didalam kelas, Lulu dan Olla membawa bekal, mereka akan menyantap bekal Lulu dan Olla saat itu juga. Lulu membawa nasi goreng, dan Olla membawa ayam goreng yang dipotong dadu, Olla membawa lumayan banyak, dan Lulu yang hanya membawa nasi goreng setengah dari kotak bekal nya, mereka semua menatap kearah Lulu, apa-apaan Lulu hanya membawa setengah dari kotak bekal nya? Lulu ingin bermain-main dengan mereka? Lulu membalas tatapan mereka semua dengan senyuman "Sisa setengah, bapak gue tadi masaknya lumayan banyak, terus gue diturunin depan sekolah jam 6 pas, sakit hati banget gue sama bapak gue, terus gue iseng buka kotak bekal gue, ga sengaja keambil sendok tuh, terus gue makan, gue makan sambil dengerin lagu, lah pas gue liat liat kok kaya berkurang mayan banyak, terus gue udahan, gue taroh dan gue balikin gitu" Jawab Lulu yang sangat aneh itu membuat mereka tertawa, Lulu menjawab itu dengan wajah nya yang terlihat sangat panik, "Lah elu, makan sambil dengerin lagu, lu luuuu" Jawab Olla yang sedikit mengejek. "Wwkwkw, udah udah, sisa nya beli dikantin aja, gue traktir dah" Ucap Zee dengan entengnya. "Eh, zee gue belum dikasih makan sama bokap gue zee, ni liat perut gue udah jeder jeder pengen mangan" balas Oniel, sembari mengelus ngeluskan tanganya di perut nya. Zee membalas ucapan Oniel dengan jijik, entah apa yang terjadi dengan anak itu? Zee melirik kearah Adel, kenapa dia? Adel biasanya menjadi anak yang selalu memulai percakapan jika yang lain sedang lengah, sekarang dia hanya diam seakan-akan sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat. "Heh" Lulu menyenggol tangan Adel dengan sedikit kencang, Adel terkejut dengan senggolan itu, Adel hanya menaikan alis nya sebagai pertanda bahwa dia sedang bertanya kepada Lulu, Adel melihat sekitar nya, temanya menatap Adel dengan tatapan yang aneh "apasi" satu kata yang keluar dari mulut Adel, membuat teman-teman nya bertepuk tangan dengan sedikit kencang "kirain mikirin osis yg marin del" Ledek Ara dengan tatapan yang mengejek Adel seolah-olah ia tau apa isi fikiran Adel saat itu. Adel tidak mengucapkan satu katapun, ia mengambil satu daging ayam dari bekal Olla, memakan dan menghabiskna satu daging ayam itu, lalu menidurkan kepala nya diatas meja, Adel mengambil uang dari saku nya, memberikanya kepada Oniel "lohhh, apanehhh?????" Tanya Oniel yang heran, mengapa anak ini tidak ada berbicara sama sekali tetapi langsung mengasihnya uang? Apa dia memberikan uang ini cuma-cuma? "Beliin gua teh pucuk dikantin, males jalan, kalau gua ketemu osis lg, bisa abis gua." Ucap Adel dengan menekan kata kalimat akhir dari ucapanya itu. Oniel tidak berani menolak, ia tau sahabatnya itu pasti sedang ada masalah dengan anggota OSIS disekolah mereka, namun, masalah apa yang terjadi sampai membuat Adel takut untuk bertemu OSIS?







K e l a r.

Little Bear.Where stories live. Discover now