1 ; keluarga - gabriel

2 1 0
                                    

Keluarga memang tempatnya bahagia. Namun tak semua anak menerima kebahagiaan dari keluarga tersebut, dalam masing-masing keluarga memiliki hal rahasianya tersendiri.

Tak terkecuali hal yang dialami oleh remaja bernama Gabriel jenandra ini. Saat ini dia harus menghadapi kedua orangtuanya.


Baru saja, ayahnya; Aryan mahendra mengatakan bahwa dirinya baru saja mengangkat seorang anak perempuan yang dirinya temui di pinggir jalan saat beberapa hari yang lalu.

Sang ibu; Desinta raini pun menyetujui keinginan suaminya itu. Gabriel tidak bisa melawan, dirinya hanya menyetujui semuanya dan masalah hidup dirinya bertambah. Dia tidak bisa berbuat banyak kecuali bercerita kepada neneknya yang berada jauh diluar kota.

Dia sebelumnya berdebat panjang dengan kedua orangtuanya mengenai adik barunya itu, tentu saja perdebatan itu dimenangi sang ayah dan juga gabriel mendapat tamparan keras pada pipi kanannya. Sehingga gabriel berlari menuju kamarnya dan segera menelepon neneknya.

Dia menunggu sang nenek mengangkat sembari duduk dimeja belajarnya.

"Hallo cucu nenek. Ada apa sayang?"

Gabriel tersenyum tipis setelah mendengar suara neneknya. Dia menghela nafasnya kasar kemudian bersuara dengan senyumnya

"Nenek sehat kan??"

"Nenek selalu sehat. Terus gimana sama cucu nenek ini?? Kamu ngga apa apa kan??"

"Ayah nek, ayah sama bunda angkat anak perempuan. Dia bakal jadi adik el nek tapi el ngga mau el takut" ucapnya sambil menunduk menahan air matanya yang akan keluar

"Ohh iya, ayahmu sempet telpon nenek kemarin. El ngga nyaman nya kenapa nak??"

"Ayah jahat nek, dia bisa aja angkat perempuan itu buat di keluarga ini cuman buat di manfaatin sama mereka sama kayak el"

"Maafin nenek ya el, nenek ngga bisa bantu banyak. Tapi kalau mau el bisa tinggal sama nenek disini aja, izin dulu sama ayah sama bunda juga ya"

Gabriel menyeka air matanya kasar. Dan mengangguk walau sang nenek tak akan melihatnya sekarang ini.

"Iya nek, el pasti izin kok sama ayah sama bunda juga. Oh iya nek Reina masih jadi tetangga nenek kan disana??"

Terdengar sang nenek tertawa sehingga gabriel mengembangkan senyumnya dan terkekeh ringan

"Dasar, masih aja ya sempet sempet nya nanyain reina. Tapi iya reina masih tetanggaan sama nenek baru aja dia kesini ngasih brownis buatannya. Enak lho el kamu harus cobain ini"

"Jangan dihabisin nek. El juga mau"

"Iyaiyaa cepet cepet kesini. Nanti nenek suruh reina buatin lagi waktu el dateng, yaudah el nenek matiin ya. Pokoknya kalau el mau kesini dan dibolehin bilang dulu sama nenek ya biar nenek sekalian urus semua pindahan el dari sana kesini"

"Hehe iya nek. Makasih banyak"

Setelah itu dia mematikan ponselnya dan melemparnya ke arah kasur yang berada tepat dibelakangnya.

Night RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang