Rafaela menatap gedung Istana Kekaisaran dengan wajah malas. Ini hari minggu, satu hari dimana harusnya ia menikmati hari libur yang menyenangkan, tapi mengapa iajustru terjebak dalam Istana Kekaisaran seperti ini. Rafaela sibuk dari hari senin hingga sabtu sebagai seorang healer di sebuah Rumah Sakit milik Jezter (keluarga kerajaan). Biasanya Rumah Sakit itu hanya untuk para Ksatria Khusus Trivenia dan masih berada dalam kompleks Istana. Meski sering keluar masuk kompleks Istana lima bulan terakhir, jangan berpikir Rafaela sering mengunjungi Istana utama kerajaan Trivenia. Sejauh ini, ia hanya fokus untuk bekerja.
"Selamat datang di Istana Kekaisaran Nona Latrien, Permaisuri Azure telah menunggu," itu dia dalang di balik adanya Rafaela di sini, Permaisuri Azure De Jezter. Entah Rafaela harus bersyukur atau malah sial, bagaimana bisa ibunya bersahabat dengan ibu dari salah satu pewaris tahta Kekaisaran? Pelayan itu membawa Rafaela menemui sang penguasa Istana.
Rafaela datang ke Istana bukan tanpa alasan, ibunya seorang desainer perhiasan dan Permaisuri beberapa minggu lalu memesan sebuah kalung dengan desain khusus untuk ia kenakan di pesta dansa untuk pertunangan Putra Mahkota Cifereon De Jezter dengan Putri dari keluarga keluarga bangsawan yang cukup berpengaruh di Trivenia saat ini. Katanya mereka sudah berteman sejak lama, jadi wajar jika mereka punya hubungan lebih serius.
Rafaela datang menggantikan Ibunya mengantar kalung pesanan Permaisuri.
"Selamat datang di Istana Rafaela," sambut seorang wanita yang sepertinya seumuran dengan Ibu Rafaela. Diakah Permaisuri Azure? Kenapa dia masih begitu cantik ketika ia mungkin seumuran dengan ibu Rafaela? Zarena cantik, namun tidakkah Permaisuri adalah sosok yang punya karakter kuat dan memiliki penampilan lebih elegan? Dia berkelas.
Untuk sesaat Rafaela menahan napas, lalu perlahan mengumpulkan keberanianya untuk balik menyapa. "Salam saya, Yang Mulia." balas Rafaela dengan menunduk hormat padanya.
Permaisuri tersenyum manis pada Rafaela, lalu wanita itu berdiri dan meraih tubuh Rafaela untuk masuk dalam pelukannya. Rafaela cukup terkejut namun selembut mungkin ia membalas pelukan itu. Permaisuri melepaskan pelukannya setelah beberapa saat. "Berapa lama aku tidak melihatmu? Itu sejak kau masuk akademi," katanya menarik Rafaela untuk duduk di sebuah kursi yang sebelumnya ia duduki.
"Iya, Yang Mulia," balas Rafaela dengan tenang, meski ia sama sekali tak mengangingat kapan pernah bertemu dengan Permaisuri, Rafaela mencoba bersikap dengan sopan, lalu mengambil duduk di hadapannya.
"Kau lebih cantik dari yang terakhir kali kulihat," pujinya. Rafaela menunduk malu, oh ayolah, dia tipe gadis yang mudah terlena ketika dipuji.
"Terima kasih, Yang Mulia. Oh ya, Ibu bilang saya harus menyerahkan ini pada Yang Mulia, kalung ini didesain sesuai dengan karakter Permaisuri yang bijaksana dan Yang Mulia sangat menyukai bintangkan? Permata biru dari liontinnya terbuat dari batu meteor, Ibu mendapatkannya dari pasar lelang di Guild Yve, Ibu juga bilang itu belum cukup sesuai dengan apa yang telah anda berikan untuk kehidupannya sekarang," jelas Rafaela dengan senyum ramahnya.
"Terima kasih,"
"Sama-sama," balas Rafaela cepat.
"Oh astaga, apa kau memang secantik ini?" katanya lagi.
"Ibu selalu bilang bahwa saya memang cantik," jawab Rafaela dengan nada bercanda.
Permaisuri terdiam namun masih dengan senyumnya yang tertuju pada Rafaela. Melihat Rafaela membuatnya mengingat masa lalunya sebelum menjadi Permaisuri.
"Kau tahu, sangat menyenangkan kau datang. Kau mirip dengan Ibumu, mudah membuat orang lain nyaman hanya dengan berbicara, orang-orang Istana sangat kaku, kalau aku ingat tidak memiliki suami dan anak-anak yang kucintai maka aku adalah orang pertama yang mati bosan di sini," ucapnya. Rafaela mengerti, Permaisuri dan Ibu Rafaela berteman dengan baik sejak mereka kecil tidakkah itu menunjukan kepribadian mereka? Zarena adalah tipe perempuan yang tidak mudah dikekang harusnya sifat permaisuri tidak jauh-jauh dari itukan?