2

45 7 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Saya tidak menyangka bila pertemuan saya dan Anda akan seperti ini, Tuan Khun."

Netra biru terbelalak kaget, dengan cepat paras elok sang pria ia tolehkan ke sumber suara. itu benar-benar Bella, wanita yang hampir membunuhnya sewaktu ia baru beberapa hari bangun dari kematiannya.

Khun tak pernah berpikir akan bertemu Bella di tempat seperti ini. Pasalnya tempat yang dimaksud hanya sebuah kafe di pinggir kota, posisi terletaknya kafe berada di lantai yang Khun yakini bahwa para High Ranker jarang sekali menginjak kaki di sini. Ya walaupun High Ranker ataupun Ranker biasa berada di sini, paling tidak mereka tak akan pergi ke pinggir kota.

Melihat raut wajah yang ditunjukkan oleh teman kecilnya, membuat si wanita tersadar akan posisinya. Bella akhirnya bangun dari kursi yang ia duduki. Tubuhnya sedikit ia bungkukkan, memberikan tanda hormat kepada salah satu anak dari Sepuluh Keluraga Agung.

"Maaf atas ketidak sopanan saya telah menyapa Anda seperti tadi." Ucap Bella penuh penyesalan.

Lima menit telah berlalu, Bella masih belum meneggakkan tubuhnya. Melihatnya saja sudah membuat Khun berdecak kesal. Sebuah ucapan menyakitkan yang tak pernah luput dari Khun Aguero Agnes, akhirnya keluar. "Kau ini... sangat menyebalkan dan tak berguna sekali."

"Saya anggap perkataan Anda sebagai pujian."

***

Sungguh, ini sangat merepotkan. Melihat wanita di depannya dengan santai menyeduh secangkir teh; layaknya seorang yang sudah terlatih cukup lama, tanpa peduli pada keadaan orang yang ia ajak untuk duduk di kuris hadapannya, di meja yang sama, dengan alasan ingin membicarakan sesuatu. Khun yang diajak dilanda kebingungan atas situasi ini.

Bibir sudah terbuka, siap untuk menanyakan sebuah pertanyaan, namun kembali ditutup. Akibat sebuah harga diri yang begitu tinggi, semua ucapan yang ingin dikeluarkan menjadi terhalangi. Dan entah sejak kapan perasaan ini terus menempel pada jiwanya; rasa tak nyaman untuk memulai percakapan dengan Bella.

Khun Aguero Agnes menyadari hal itu. Insting mengatakan, jangan sekalipun memulai percakapan dengan si wanita. Jika ia menentang, pasti akan ada terjadi suatu bencana buruk. Ia tahu ini terdengar dilebih-lebihkan tetapi perasaan ini tak semudah itu untuk dihilangkan.

Kalau saja si Buaya berada di sini, Khun yakini jika Buaya itu juga akan melakukan hal yang sama dengannya.

Selama bergelut dengan pikiran sendiri, tanpa Khun sadari secangkir teh yang diseduh oleh Bella sudah berada tepat di depannya. Paras Khun tertunduk untuk melihat perkerjaan yang dibuat Bella. Aroma bunga yang tercampur dalam cairan kecoklatan itu tercium sampai ke indra penciuman. Dan itu membuatnya cukup membuatnya terkesan.

Jemari lentik perlahan mengangkat cangkir hingga bertemu dengan bibir. Khun meneguknya perlahan, ia pikir rasa yang terdapat dalam teh akan hambar, nyatanya tak begitu. Malah seperti ada bunga yang memasuki mulutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LilacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang