BAB 1

481 35 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


---- One Night With Mr. Vegas ----

***

Bangkok, 20.15

Di depan meja bartender, terlihat dua gigolo tampan sedang asyik mengobrol. Dua gigolo itu adalah Porsche si gigolo peringkat kedua dan di sebelahnya ada Kiin---gigolo nomor satu di kota Bangkok.

"Hari ini sudah berapa wanita yang kau tiduri?" Pertanyaan tanpa sensor itu lolos begitu saja dari mulut Porsche.

Kiin melirik sekilas ke arah pria manis yang duduk di sampingnya, lalu kembali menatap cairan bening yang berada di dalam gelas digenggaman tangannya.
"Lima."

Porsche hampir menyemburkan wine yang berada di dalam mulutnya saat mendengar jawaban Kiin. Menelan dengan susah payah wine sebelum memekik, "What?!! Dalam sehari?!!!"

Melihat reaksi Porsche, Kiin menjadi gemas. Pria manis itu terkadang membuat Kiin ingin memeluk dan mencumbunya. Namun, saat mengingat kembali bahwa dirinya masih normal, pikiran itu segera ia enyahkan. "Ya, lima. Di tempat yang berbeda," terangnya.

Ekspresi syok sekaligus kagum tercetak jelas di wajah pria manis itu. "Kau gila, apa kau tidak takut terkena penyakit AIDS, huh?"

Kiin menyemburkan tawa, "Hahaha, aku tidak sebodoh itu, kawan. Tentu saja aku selalu menggunakan alat pengaman."

Pria manis itu mendecih lirih. "Sial, apa kau sehebat itu di atas ranjang sampai bertahan dengan lima wanita?"

"Sebanyak tiga ronde," imbuh Kiin dengan bangganya.

Ucapan Kiin kali ini berhasil membuat pria manis itu tersedak wine. "Uhukk, uhukk, fuck, uhukk!!"

Kiin menepuk punggung Porsche dengan pelan. "Hei, hati-hati, jangan tergesa-gesa, manis," ledeknya.

Porsche menampik tangan Kiin yang masih mengelus punggungnya. "Don't touch me, dasar gila."

Masih terkekeh karena berhasil menggoda si pria manis, Kiin menambahkan. "Apa kau mau mencobanya denganku lain waktu, sweet heart?"

Mendengar ucapan laknat itu, Porsche spontan mengetatkan lubang analnya. Matanya melotot,  memberi kesan mengancam.  "Fuck you, Kiin. Jangan pernah berpikir untuk melakukannya," desis Porsche.

Kiin segera menaikkan kedua tangannya sejajar dengan bahu, membentuk tanda menyerah, berbanding terbalik dengan seringaian mesum di wajahnya. "Aku hanya bercanda, Pochi, janganlah marah. Kau akan terlihat tua kalau kau marah seperti itu," goda Kiin.

"Woii, jangan memanggil namaku sembarangan!!"

Kedua gigolo tampan itu terus bercanda, tidak menyadari kehadiran seseorang di belakang mereka.

"A-anu ... Tuan Kiin .... "

Panggilan itu menyita perhatian keduanya, lantas menoleh ke belakang bersamaan. Seorang pria berseragam pelayan tengah berdiri di belakang mereka.

One Night With Mr. Vegas (VegasKiin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang