Kinn Anakinn adalah gigolo nomor satu di kota Bangkok. Keahliannya di atas ranjang tak diragukan lagi. Banyak wanita yang takhluk akan pesonanya. Akan tetapi, pada suatu hari, ia kedatangan pelanggan yang tak biasanya, seorang pria--- Vegas, itulah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
---- One Night With Mr. Vegas ----
***
Kiin duduk dengan tidak tenang, pasalnya pria tampan yang mengaku bernama Vegas itu terus menatapnya intens. "Rasanya ingin kucongkel ke luar kedua mata pria aneh itu," batinnya. Mencoba abai dengan tatapan mesum itu, Kiin menyesap minuman mahal di dalam gelas yang dipegangnya.
Cairan itu meluncur di tenggorokannya dengan belaian sensual. Sungguh nikmat dan memabukkan, pikir Kiin. Lidahnya menjilat sisa cairan mahal yang membekas di bibir seksinya.
"Wow, nikmat sekali," ucapnya tanpa sadar.
Seringaian sinis mengembang di bibir Vegas. "Kalau kau mau, aku akan mentraktirmu Macallan64 Year Old in Lalique itu setiap hari, My Dear."
Kiin hampir tersedak minuman berjenis wiski tersebut. Netranya menatap tajam sosok pria yang duduk di sebelahnya. "Tidak usah repot-repot, Mr. Vegas. Aku tak ingin menguras habis uangmu hanya demi sebotol minuman ini."
Suara decakan terdengar dari mulut Vegas. "Demi pria setampan dirimu, aku rela menguras habis uangku, Manis," ucapnya parau. "Asal kau mau menjadi milikku."
Tubuh Kiin tiba-tiba menegang. Matanya menatap nyalang pria kurang ajar bernama Vegas itu. "Dengar, Tuan. Sepertinya kau salah paham, aku bukan gay," tegasnya menahan emosi. Meski orang ini pelanggan terkaya, ia tak akan mau dilecehkan. Ia masih normal. Kiin hendak berdiri karena merasa jengah dengan pelanggan mesum di sampingnya ini, tetapi Vegas menahan lengannya , dan menariknya untuk duduk kembali.
Kiin hampir terhuyung ke arah Vegas, ia menyadari dengan kesal bahwa pria bernama Vegas itu kuat.
"Siapa yang menyuruhmu untuk pergi, My Dear," ucap Vegas sembari mengusap lengan Kiin dengan erotis.
Kiin menyentak lengannya dengan kuat. "Jangan kurang ajar! Aku akan memanggil penjaga agar mengusirmu dari tempat ini," ancamnya.
Namun ancaman itu tak membuat Vegas merasa ketakutan sedikitpun, pria itu kembali menyeringai sinis. "Coba saja panggil mereka, aku tidak takut."
Kiin mencoba menggeser duduknya menjauh dari jangkauan pria mesum itu, tetapi lengan Vegas bergerak lebih cepat. Pria itu melingkarkan tangannya di pinggang Kiin, lalu menariknya mendekat.
"Hei!"
Vegas mendekatkan kepala di telinga Kiin, dan berbisik parau, "Aku hanya ingin mencicipi sebuah ciuman dari gigolo tertampan di kota ini. Aku tidak meminta lebih, untuk saat ini."
"Dasar gila! Dengar, aku bukan gay!" bentak Kiin dengan berapi-api, sembari mencoba mendorong dada Vegas agar menjauh, tetapi usahanya sia-sia. Tubuh Vegas bergeming di tempatnya bersandar di tubuhnya.
"Baby, kau jangan menyanjungku seperti itu," ucap Vegas, ia menyurukkan hidungnya di sisi leher Kiin, lalu mengendus aroma parfum di sana. "Sial, kau sungguh membuatku terangsang, Baby."