Seseorang yang pergi dengan amarah tidak akan kembali,
Tetapi seseorang yang pergi dengan senyuman tidak akan pernah kembali
Sebuah tulisan kecil yang kau isyaratkan hari itu
Perpisahan paling rela
Tidak ada beban dan berupaya untuk lapang
Nirwana, hari itu hujan yang deras disertai mendung paling kelabu
Apakah aku membawa luka padamu?
Sejak hari itu Langkah kita tak lagi berirama
Tak juga lagi ingin jumpa, paling tidak sampai luka ini usai
Sebab dalam matamu, ku tahu seluas apa perasaan yang kau simpan dalam-dalam
Jelaga hitam mengepung kejujuran
Hampir kelu dan tak menemukan ujung, ku beranikan diri mengatakan padamu
Aku menunggumu lebih dari sewindu
Kedatanganmu hampir tak jemu ku tunggu
Nirwana, saat ku sadari kau tak akan lagi ada di sini
Ku putuskan untuk menjadi buih, sebab nyatanya aku bahkan tak pernah ada dalam deras doamu
Namaku padam? Atau tak pernah kau nyalakan?
Saat ku ungkap tangan halus mengangkatku dari kesukaran
Terlalu patah dan tidak berkehidupan
Seakan kau baru menyadari kepergianku adalah kehilangan yang saat ini kau tangisi
Api membara telah padam, hujan hari itu menutupi sisa luka kita
Aku memafkan ketidak hadiranmu selama ini
dan kamu meneriaki dirimu sendiri
Hari di mana kau temui kebahagianku nanti adalah isyarat paling besar bahwa kita telah menerima diri kita masing-masing.
Meski sulit, sebab kau adalah luka dan juga penawarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH JENDELA DI KALDERA
Poetrymenatap bayang-bayang, dan kerinduan hanya fana yang menjelma kemudian kita lekas binasa