✨ Bab 29 : Pesta Olahraga ✨

0 0 0
                                    

Hari ini adalah pesta olahraga raga diadakan, semua guru dan siswa sibuk dengan persiapan.

"Untuk peserta lomba lari apakah sudah siap?" tanya Alfan kepada penanggung jawab lomba.

"Sudah, Ketua! Bahkan pesertanya sudah berada di lapangan," jawab penanggung jawab lomba.

"Oke, bagus!" kata Alfan sambil tersenyum puas kemudian ia melangkah ke arah dimana Alan sama Alvin berdiri.

"Vin, gimana anak-anak lokal kita udah siap ikut lomba," tanya Alfan ke Alvin.

"Siap dong, tentunya." Alan yang membalas pertanyaan tersebut sambil membusungkan dadanya, bangga. Alvin yang melihat itu pun hanya mendengkus sebal.

Setelah memeriksa semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk lomba, Alfan celingak-celinguk sambil mencari keberadaan seseorang.

"Fan, Lo cari siapa?" tanya Alan yang melihat Alfan celingak-celinguk.

"Biasa gue cari anak asuh gue yang super duper bandel," jawab Alfan cemberut saat tidak menemukan seseorang yang ia cari.

"Maksud lo, Aila?" tanya Alvin sambil menatap Alfan dengan wajah datarnya.

Alfan menganggukkan kepalanya sebagai tanda jawaban.

"Sejak kapan dia jadi anak asuh, Lo?" tanya Alan setelah sadar dari keterkejutannya.

"Sejak gue disuruh guru ngawasin dia lah," kata Alfan pura-pura akan memukul kepalanya Alan. Alan yang merasa akan dipukul segera melindungi kepalanya, kemudian ia mendengar gelak tawa di sebelahnya.

"Lan, lo ngapain?" tanya Alfan tertawa melihat kekonyolan Alan.

'Huh, gue di permainkan.'

...
Sedangkan, Aila yang sudah di tunggu-tunggu oleh Alfan di sekolah, masih tertidur pulas di atas ranjangnya.

Penyakit insomnia yang di derita Aila semakin hari semakin membuat ia tidak bisa tidur. Kalau pun tidur itu pun sudah menjelang pagi hari. Sehingga sering kali Aila telat bagun pagi.

Bi Inah yang sudah lelah bolak-balik kamar Aila dari pagi, untuk membangunkannya hanya bisa pasrah menunggu nonanya bangun sendiri.

Tepat jam 08.00, Aila terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk.

"Astaghfirullah," katanya mengelus dada dengan cemas dan melihat jam yang ada di sampingnya mata Aila terbelalak kaget.

"Aaaaaa," teriaknya membahana, sehingga membuat seisi rumah panik mendengar teriakkan Aila.

"Ada apa, Non?" kata para pembantu yang lain.

"Gue telat ke sekolah," jawab Aila bergegas ke kamar mandi.

Para pembantu yang lain hanya menggelengkan kepalanya, saat melihat kelakuan nonanya yang satu ini.

Aila turun dari kamarnya dengan pakaian sekolah yang sudah rapi kemudian pergi ke ruang makan untuk sarapan pagi.

"Bi, kenapa bibi gak bangunin, Aila," tanya Aila saat melihat Bi Inah meletakkan makanan di atas meja dengan cemberut.

"Bukannya bibi gak bangunin, Non! Non, aja yang tidurnya kek kebo, udah bibi bangunin beberapa kali, nonnya, gak bangun," kata Bi Inah keceplosan kemudian menatap Aila dengan perasaan bersalah.

"Maaf, Bi. Mungkin Aila capek jadi gak denger suaranya, bibi," kata Aila sambil tersenyum canggung.

Setelah sarapan Aila langsung berangkat menuju sekolah.
...

Sesampainya di sekolah Aila langsung mendapatkan plototan tajam dari kakak kelasnya, Alfan.

"Maaf, kakak. Gue ketiduran," kata Aila berkata dengan jujur.

Please, Love Me!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang