chapter 3

428 68 26
                                    

.TYPO IS BONUS
.
Cerita ini murni dari hasil imajinasi dan kehaluanku..

Gk ada sangkut pautnya sama sejarah ataupun berkaitan dengan kerajaan aslinya...

Mimin hanya pinjem nama saja.. selebihnya ini hasil nulis gabrutan yg gaje!!!

Jadi klo ngaco di maklum sajalah

Hope you like it and Enjoy..

NO SIDERS!!!!

Happy Reading^^

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

       ~~~~~~~



Ketika langit sudah berubah menjadi gelap,Renjun sudah di persiapkan untuk segera pergi ke festival yg telah di janjikan itu..
Ia bersama pelayan setianya itu di bimbing memasuki tandu,seperti biasa gadis itu tidak banyak berbicara
Gadis itu di baluti dengan gaun warna merah muda yg lembut,dengan topeng yg menutupi matanya,serta cadar yg menutupi bibirnya..
Masih terlihat anggun dan mempesona
Di sampingnya sang pelayan dengan pakaian sederhananya,setengah wajahnya tertutupi sebuah kain sama halnya seperti sang putri,gadis itu akan menundukan kepalanya begitu dalam ketika ia berpapasan dengan orang lain,tidak seperti biasanya memang
Namun itu tak membuat orang lain heran,sebab tujuan mereka adalah mendatangi festival lentera malam,di mana di penuhi dengan orang-orang yg menutup dan menyembunyikan wajahnya di balik topeng,seperti tradisi lama

Sang putri terlihat begitu gugup,gadis itu terus memainkan bajunya,dan menatap pelayan di sampingnya dengan tatapannya yg terlihat takut

"Agasshi... Saya tidak bisa melakukannya" ucap sang gadis
"Tenanglah Chenle-ya.. dan jangan berbicara" ucap gadis berpakaian bak seorang pelayan itu
Entah sejak kapan mereka berganti peran,namun dari wajah Chenle bgitu jelas bahwa gadis itu tertekan,namun apa daya ia juga tak bisa menolak perintah sang putri
"Chenle.. maafkan aku,tapi aku benar-benar berterimakasih padamu.." ucap Renjun tersenyum,namun ia juga merasa bersalah
"Agasshi saya takut yangmulia putra mahkota mengetahuinya,dan juga Raja.." Chenle menggeleng takut membayangkannya
"Beliau pasti akan menghukum saya.." lanjutnya
Renjun menatap pelayannya itu,kemudian memegang tangan gadis itu
"Tidak akan.. hanya untuk kali ini saja ya Chenle-ya.."

Chenle hanya mendesah pasrah,kemudian hanya menganggukan kepalanya..

Ketika mereka sampai,Chenle terus memegangi tangan Renjun,apalagi ketika melihat Pangeran Jisung yg sudah menungguinya,atau tepatnya menunggu putri Renjun..
Chenle benar-benar gugup,dia tidak tau harus berbuat apa,dia takut ketahuan dan nyawanya benar-benar terancam
"Tenanglah... Dan jangan berbicara apapun,kau tak perlu menyahutinya,hanya gelengkan dan mengangguklah jika di perlukan" ucap Renjun berbisik
Chenle hanya mengangguk,menuruti perintah sang putri
Hingga ketika Pangeran Jisung tepat di hadapan mereka,pria itu mengulurkan tangannya pada sang Putri,yg tidak diketahui pria itu adalah bahwa gadis yg menerima uluran tangannya itu tidak lain adalah Chenle,pelayan dari sang putri
"Kau selalu mempesona,seperti biasanya.." ucap Jisung ketika berhasil menggenggam tangan gadis itu
"Ayo.." ajaknya
Chenle menoleh pada Renjun dengan keraguan menyelimuti dirinya,seperti bertanya haruskah ia ikut pergi bersama pria itu..
Melihat gadis di depannya yg hanya menatap pelayan disampingnya itu,membuat Jisung sedikit tidak nyaman
"Mari..hanya kita berdua,bisakah?" Ucap Jisung lgi seakan memperjelas,bahwa dirinya tak ingin di ganggu oleh kehadiran orang lain..
Chenle membelalakan matanya semakin gugup,ia lantas menatap Renjun dengan takut,dan sedikit menggelengkan kepalanya tanda ia tak setuju
Namun Renjun hanya mengangguk,kemudian gadis itu menunduk dan memundurkan tubuhnya dan segera beranjak pergi meninggalkan Chenle dan Jisung..

Red Rose //Noren//GS//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang