Chapter 2

527 83 21
                                    

.


TYPO IS BONUS
.
Cerita ini murni dari hasil imajinasi dan kehaluanku..

Jadi klo ngaco di maklum sajalah

Hope you like it and Enjoy..

NO SIDERS!!!!

Happy Reading^^

.

.

                             ------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
                             ------------
.
Alunan melodi dari petikan sebuah senar itu mengalun dengan indah
Jemari lentik itu terus menari-nari di atas garis-garis senar yg melintang.
Sang pemain musik itu terpejam menikmati alunan nada yg di mainkannya.
Bulu matanya yg lentik terlihat menjadi lebih jelas ketika terpejam.
Para pelayan istana yg mendengar alunan itu,ikut terpejam seakan terhipnotis
Menggerakan tubuhnya seirama dengan melodi yg mengalir sejernih air,semua terlena dengan alunan yg selembut sutra itu.
Renjun menghentikan gerakan jemarinya,matanya perlahan terbuka
Seirama dengan langkah kaki di depannya yg kemudian berhenti.
"Kenapa berhenti?" Suara berat itu membuat Renjun sedikit terkejut,namun sedetik setelahnya Gadis itu bangun dari duduknya dan segera menyingkirkan alat musik yg di mainkannya,kemudian berlari menubrukan tubuhnya ke tubuh yg lebih besar darinya itu.
"Kakak..." Ucapnya terlihat sangat bahagia
Orang yg di panggil kakak itu terkekeh pelan,kemudian merangkul tubuh itu kepelukannya,dan menepuk-nepuk punggung sang adik dengan sayang..
Sungchan menjauhkan tubuhnya dan memegang pundak Renjun dengan kedua tangannya
"Kenapa kau masih menggunakan penutup di wajahmu,ketika berada di istanamu sendiri" tanya sang kakak sedikit risih
Di balik kain yang menutupi setengah wajahnya itu Renjun tersenyum.
"Hanya terbiasa.." ucap Renjun kemudian melepaskan kain itu.
SungChan tersenyum kemudian menepuk kepala Renjun dengan lembut
"Kenapa belum bersiap? Ku dengar pangeran Mahkota dari kerajaan Baekje akan melamarmu hari ini"
Renjun tidak menjawab,ia seakan tak berminat membahas hal itu.
Gadis itu berjalan ke arah meja dan mengambil sesuatu,kemudian kembali pada sang kakak
Menuntun kakaknya itu untuk duduk di kursi yg ada disana.
Renjun menarik tangan Kakaknya itu,dan segera mengoleskan salep ke tangan SungChan yg terluka.
Sebuah bekas sayatan pedang melintang di  sepanjang tangan Kakaknya itu,bahkan luka itu masih sedikit mengeluarkan darah.
"Bagaimana perangnya?" Tanya Renjun mengalihkan pertanyaan kakaknya tadi
Sungchan terdiam untuk beberapa saat
Kemudian tersenyum
"Aku berhasil menaklukan dataran timur" ucapnya bangga
"Kau tidak usah khawatir,Kakak sangat hebat,300 ribu tentara bukan apa-apa untukku,mereka bukan tandinganku" ucapnya memamerkan kehebatannya.
Renjun terkekeh,kemudian segera membungkus lengan kakaknya itu dengan kain,melilitkannya agar menutupi luka itu.
"Aku tau... Tapi,lebih berhati-hatilah"
Ucap Renjun mengingatkan
Sungchan menganggukan kepalanya.
Renjun menatap kakaknya serius
"Ayahanda sudah mengatur pernikahanmu"
"Ya..aku tau.."
"Kau senang?" Tanya Renjun memastikan
Sungchan balas menatap Renjun
Kemudian tersenyum dan mengalihkan tatapannya,seperti salah tingkah
"Jangan mencoba menggodaku" ucapnya,kemudian berdiri dari duduknya.
Renjun terkekeh
"Bagaimana mungkin kau tidak senang,ini adalah Putri dari Kaisar di Chang'an, wanita yg kau idam-idamkan"
Sungchan sedikit tersenyum mendengar penuturan adiknya itu.
"Sudahlah..aku tak ingin membahasnya
Aku lebih menghawatirkan adik tersayangku ini..
Kapan kau akan menikah dan berhenti menolak lamaran para pria?
Hampir semua Raja dan putra Mahkota di negri ini kau tolak mentah-mentah..
Aku takut tak ada lagi yg tersisa untukmu"
Ucap Sungchan
"Maka aku tak akan menikah" ucap Renjun enteng
"Huss! Jaga ucapanmu itu tuan putri"
"Aku hanya ingin mengabdikan diri ini pada Kerajaan Silla Kak,tidak masalah jika aku tidak menikah,aku hanya akan merawat Ayahanda,Ibunda dan Kau! Itu sudah cukup" ucap Renjun
Sungchan hanya menggelengkan kepalanya,kemudian membenarkan jubah pakaiannya.
"Terserah saja.. tapi jangan pernah berpikir malam ini kau akan mengacaukan segalanya lagi,Ayahanda pasti kebingungan mencari alasan apalagi untuk menolak calon suamimu itu dan aku sudah memperketat keamanan dan menambah penjaga di pintu gerbang agar kau tak bisa keluar lagi,aku akan pergi menemui Ayahanda dan Ibunda dulu... Bersiaplah,berhiaslah yg cantik" ucap Sungchan mengedipkan sebelah matanya,kemudian beranjak pergi dari sana.

Red Rose //Noren//GS//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang