Warning ‼️
Ciuman yang terjadi secara tiba-tiba membuatku kurang persiapan untuk melawan, alhasil kini aku kalah telak dibawah kungkungan tubuh Sasuke setelah ia berhasil membalikkan posisi kami dengan menindihku.
Bau sake yang menguar dari dalam mulut Sasuke membuat aku ikut merasakan pusing dan mual, aku mencoba mendorong tubuhnya menjauh dariku disaat bibirku masih ditawan oleh bibirnya. Bagai mendorong tembok, Sasuke tak bergeming sedikitpun dan masih gencar mengeksploitasi bibirku dan berusaha untuk menerobos kedalam. Mati-matian aku menutup rapat mulutku, namun itu tak bertahan lama ketika tangan Sasuke dengan kurang ajarnya meremas dada kiriku.
"Eehhhmmm...." Aku mencoba berteriak namun malah terdengar seperti erangan, bahkan aku hanya bisa mengumpat dalam hati ketika gigi kami bertabrakan hingga terasa ngilu.
Sekuat tenaga aku menarik rambutnya, menjambaknya kuat dan menggigit lidahnya yang bergerilya di dalam mulutku. Aku berhasil terlepas, kakiku langsung menendang dada Sasuke hingga ia terjungkal kebelakang dan jatuh dalam pose tidak elit.
Dengan napas terengah-engah aku melongok melihat keadaan Sasuke dilantai, dahiku mengerut ketika melihatnya terlentang dengan lengan kanannya menutupi mata dan sebagian wajahnya, hingga membuatku tak bisa melihat ekspresi apa yang ada dibalik lengan itu.
Aku melempar selimut dan bantal ke arahnya meskipun ia masih tak bergeming.
"Jangan dekat-dekat denganku, mesum!" Ancamku sebelum menyembunyikan seluruh tubuhku dalam balutan sprei yang membuatku menjelma menjadi kepompong.
Malam terasa sangat panjang ketika aku tak bisa tidur, perasaan was-was dan waspada membuatku tak bisa memejamkan mata. Sayup aku mendengar suara nafas teratur yang kutebak dari arah Sasuke. Aku kembali membuka sprei yang menutupi kepalaku, lalu melongok Sasuke yang tidur di bawah. Sialnya dia belum tidur dan malah melototiku.
Wajahnya memerah, mungkin karena efek sake. Itu cukup menyusahkanku hingga terjadi ciuman laknat yang terasa nikmat itu.
Eh?
Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal atas pemikiranku yang bodoh. Bagaimana mungkin aku menikmatinya?
Gawat!
Aku fokuskan pandanganku dan balik menatap Sasuke sengit. Menunjuk hidungnya dan hendak memakinya.
"Hei pantat ayam! Dimasa depan kau adalah suami Sakura. Jangan bertingkah aneh, aku tidak ingin menodaimu!" Aku tahu jika dia dipengaruhi sake, namun tetap saja...
"Siapa pantat ayam?"
Sepertinya Sasuke tidak menyukai julukannya.
"Bagaimana bisa kau menodaiku?" Tangannya terjulur menarik jari telunjukku yang mengarah padanya, membuat badanku tertarik sedikit.
"A.. aku bisa menjadi brutal." Sial, kenapa aku jadi gagap.
"Lakukan sesukamu."
"Ha?"
"Bertidak brutal kepadaku. Bukankah tidak akan ada kesempatan untuk lain kali?"
Lihat orang ini mulai gila!
"Sepertinya kau masih mabuk." Setelah itu aku menarik jariku darinya dan kembali merebahkan tubuhku dengan posisi tengkurap. Tak ingin dia menyerangku lagi meskipun setan dalam pikiranku menginginkan sebaliknya.
Tak ada jawaban darinya lagi hingga tanpa terasa aku sudah jatuh ke alam mimpi.
.
.
.
.
.*
.
.
.
.
.
Aku terbangun disaat matahari sudah bersinar terik, aku tak mendapati keberadaan Sasuke dikamar hingga membuatku bergerak enggan untuk mencari sosoknya.
Terdengar bunyi ketukan pintu lalu aku bergegas membukanya dan mendapati pelayan semalam yang menunduk kikuk padaku.
"Nona, Tuan Sasuke menunggu anda di kedai."
Setelah mendengar pesan Sasuke aku bergegas merapikan diri dan menuju kedai dimana Sasuke berada. Saat memasuki pintu kedai pandanganku langsung tertuju pada Sasuke yang duduk membelakangiku, namun setelahnya perhatianku tersita pada tiga orang yang duduk dihadapannya. Sangat kebetulan sekali.
"Pagi semua." Sapaku ramah, namun mereka hanya menatapku aneh.
"Ini sudah tidak bisa dikatakan pagi." Sai mengoreksi, aku hanya bersikap acuh tak acuh seraya memamerkan senyum palsu seperti dia.
"Kau terlihat baru bangun tidur. Apa kalian melakukan hal yang menyenangkan semalam?" Ucapan sembrono Naruto membuat Sasuke tersedak minumannya hingga ia terbatuk.
Sedang aku hanya bisa melotot pada Naruto dengan tampang tak berdosanya. Bahkan pemuda yang memiliki khodam ekor sembilan itu tak merasakan tatapan membunuh dariku.
Ctak
Suara sumpit yang diletakkan sedikit keras membuat perhatianku teralih pada sakura yang memancarkan aura gelap hingga membuatku keringat dingin, bayangan akan kejadian semalam melintas seenaknya hingga membuatku kesusahan dalam menelan ludah.
Jangan sampai Sakura mengetahuinya!
"Ne... Sakura. Kapan kau datang?" Aku mencoba mengalihkan topik.
Suara helaan nafas membuatku sedikit was-was hingga suara renyah Sakura sedikit mengobati rasa takutku.
"Hokage telah mendapatkan informasi mengenai keberadaan kucing hitam itu, Cakra yang dipancarkan kucing itu sangat kuat sehingga mudah terdeteksi bagi para Anbu." Penjelasan Sakura membuatku mendapatkan kesimpulan.
"Jadi, keberadaan kalian disini apakah karena kucing itu berada disini?"
"Tepat sekali." Kali ini Sasuke yang menjawabku.
"Baguslah. Aku akan segera pulang kampung." Ucapku sedikit senang.
"Ya, dan dunia ini akan baik-baik saja." Naruto bersemangat, sepertinya dia tidak begitu keberatan berpisah denganku. Tentu saja aku hanya orang numpang lewat untuknya, kenyataan itu membuatku kesal.
Aku melirik Sasuke yang berada disampingku, entah mengapa aku merasa wajahnya terlihat muram.
"Sebaiknya tidak perlu mencarikannya dengan keras, kucing itu akan datang sendirinya pada pemiliknya. Oleh sebab itu saat ini dia berada disekitar wilayah ini." Kata-kata Sasuke mengingatkanku pada neko-baa.
"Sebelum kau benar-benar pergi, apa kau tidak ingin mencari cindera mata?" Sakura tersenyum lebar padaku.
Mataku menatapnya penuh minat, perempuan mana yang tidak suka jalan-jalan dan menghabiskan uang?
Sasuke meletakkan dompet miliknya di depanku membuatku mengernyitkan dahi, dia tidak mengatakan apa-apa selain menyuruhku untuk pergi setelah makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
休む Yasumu (SasukeXreadeR)
Fanfiction(16+) Karena disini kalian sebagai pemeran utama. Disclaimer: Naruto shippuden milik Masashi Kishimoto.