Tangan ramping Sakura yang terus menyeretku mengelilingi pasar membuatku kewalahan untuk mengimbangi langkahnya, dia terlihat begitu bersemangat. Entah karena apa, karena berbelanja denganku ataukah karena ia bisa menghabiskan uang Sasuke secara cuma-cuma? Bukankah seorang gadis akan sangat bahagia jika membeli sesuatu dengan uang dari orang yang disukai? Entah kenapa aku malah merasa sungkan dengan uang yang Sasuke berikan.
"Sedari tadi kau hanya diam saja, apa tak ada yang kau ingini?" Bibir Sakura mencebik dengan alis dan mata berkerut menatapku, ia tengah memilih pakaian diantara baju-baju yang tergantung rapi di dalam toko.
"Apa Sasuke banyak uang?" Aku melihat ekspresi Sakura yang berubah.
"Haaa~ Setidaknya cukup untuk menghidupimu selama kau tinggal di dunia ini." Sakura mengatakannya tanpa beban, membuatku menatapnya bingung.
"Kenapa Sasuke yang menanggung kebutuhanku?" Aku masih tidak mengerti.
"Dia yang membawamu, dia juga yang harus bertanggung jawab."
"Kau... Tidak cemburu?" Tanyaku hati-hati.
Sakura terdiam sesaat sebelum ia memberikan seulas senyum, senyum seakan semua baik-baik saja. Padahal menurutku senyum itu menyerupai ilmu andalan Sai.
"Tidak perlu khawatir, apa yang telah di tetapkan akan tetap berjalan." Ucapku membuat Sakura balik menatapku dengan tatapan menyelidik.
"Sepertinya kau memang tau banyak hal." Dia terkekeh.
"Apa kau mau terspoiler?"
"Ah, tidak. Terimakasih."
"Ya, hidup tidak akan seru jika kita tau akhir dari kisah kita."
"Akhir dari semua mahkluk hidup adalah kematian." Sakura mengambil satu stel baju lalu mencocokkan dengan ukuran tubuhku.
"Iya, tidak buruk." Gumamku.
Aku berjalan sempoyongan dengan beban berat di kedua tanganku, sakura membawa barang belanja lebih banyak lagi tapi gadis itu tidak merasakan lelah sama sekali. Ini cukup tidak adil untukku.
"Tidak biasanya dia seperti itu." Aku mengikuti arah pandang Sakura dan mendapati Sasuke yang tengah berdiri bersandar pada salah satu dinding kayu pertokoan.
"Dia sedang mengawasi, bagaimana kita menghabiskan seluruh uangnya." Celetukku membuat Sakura dan aku tertawa kecil.
Baik aku maupun Sakura hanya memberikan cengiran tak berdosa pada Sasuke yang mendengus begitu kami sampai dihadapannya. Tatapan Sasuke jatuh padaku dalam waktu yang lama, dan itu membuatku merasa tidak nyaman. Aku melirik Sakura yang sepertinya menyadari hal itu, dan entah apa yang dipikirkannya.
Saat menjelang petang, kami menghabiskan waktu untuk makan bersama di sebuah kedai dekat penginapan. Suasana begitu cerah saat Naruto dan lainnya melakukan hal konyol dengan Sai sedikit berpartisipasi lalu berakhir dengan bogem mentah dari Sakura, hanya Sasuke yang pendiam diantara mereka. Lagi-lagi aku merasakan tatapan yang mengarah padaku, aku berusaha untuk mengabaikan meskipun kini tubuhku berefek menjadi kikuk dan tak nyaman. Aku yang duduk diantara Naruto dan Sakura harus sering waspada dan bertindak gesit Naruto memicu gerakan liar dari tangan Sakura.
"Jika kau merasa tak nyaman, kau bisa pindah di sisiku." Usulan Sasuke yang tiba-tiba membuat semua perhatian terpusat padanya, kami terdiam mencerna perhatian Sasuke kepadaku.
"Hei... Ada apa ini?" Naruto tersenyum aneh seraya melirikku, aku membuang muka dengan memasukan daging panggang kedalam mulutku sebagai pengalih rasa tidak nyaman yang saat ini aku rasakan.
Suasana terasa canggung bagiku, aku tak berani melirik Sakura, takut jika hal itu bisa membuatku berubah menjadi batu jika melihat ekspresi Sakura sesuai ekspektasiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
休む Yasumu (SasukeXreadeR)
Fanfiction(16+) Karena disini kalian sebagai pemeran utama. Disclaimer: Naruto shippuden milik Masashi Kishimoto.