"Shan, beneran?"
"Heem"
"Patah hati dong aku"
Anin memasang ekspresi sedihnya di depan Shani.
"Niat hati mau deketin gracia biar bisa move on dari kamu. Eh, kalian malah pacaran"
Shani tersenyum geli mendengarnya, dan tiba-tiba memiliki ide jahil untuk mengerjai anin.
"Masih ada posisi kok buat kamu di hati aku" Kata Shani
"Oh ya, apa?"
Shani mendekatkan wajahnya ke wajah anin. Sangat dekat, lalu....
"Jadi....Selingkuhan aku" Jelas, padat, dan singkat. Membuat anin yang mendengar nya kaget, lalu reflek memukul bahu shani
"Iiiiiihhhh, shaniiiii!!! " Kesalnya
Shani tertawa di iringi usapan pada bahunya yang tadi dipukul anin.
"Dah ah, aku ganti baju dulu. Kamu juga ganti baju gih terus pulang. Atau mau aku bantu gantiin baju kamu?"
Lagi-lagi shani menjahili anin, membuat pipi anin merah merona.
"Gak, makasih!" Ketusnya pura-pura. Padahal dalam hati, anin sangat salting mendapat perlakuan seperti itu dari shani
"Yaudah, kalo gitu. Babay anin!" Shani mencubit gemas pipi gembul anin. Setelah itu shani buru-buru pergi sebelum anin memarahinya
Gimana aku bisa move dari kamu kalo perlakuan kamu ke aku aja selalu bikin salting kaya gini, shan. Batin anin yang memperhatikan shani masuk ke dalam bilik toilet
**
"Ontyyyyy" Girang gracia ketika shani sudah pulang dari theater
"Hay, kamu baru bangun tidur ya?"
Gracia mengangguk
"Gak nakal kan? Gak ngerepotin bubi ve juga kan?"
Kini gracia menggelengkan kepala
"Aku selalu jadi gadis yang baik kok. Iya kan bubi?"
Ve yang berdiri diantara keduanya tersenyum mengangguk.
"Syukurlah kalo kamu gak nakal dan gak ngerepotin bubi. Btw, kamu udah makan?" Tanya shani, dan gracia menganggukkan kepala
"Udah, disuapin bubi" Jawabnya
"Ish, itu namanya ngerepotin. Kamu kan bisa makan sendiri" Kata shani
"Tapi itu kemauan bubi ve sendiri yang mau nyuapin aku. Bukan aku yang minta disuapin. Iya kan, bubi?"
Ve mengangguk membenarkan
"Oh ya shan, bisa kita bicara berdua di sana sebentar? " Tunjuk Ve ke balkon apartemen nya
"Oh, bisa kok bubi"
"Oke, yuk!" Ajak Ve, lalu shani menyuruh gracia untuk menunggunya dan Ve selesai bicara
"Tunggu di sini ya. Gak boleh nguping, oke!"
"Oke onty, i love you!"
Shani tersenyum
"I love you, too"
Cup!
Shani mengecup cepat bibir gracia ketika Ve sedang berjalan ke arah balkon memunggungi keduanya.
Kini shani sudah berada di balkon bersama dengan Ve yang keduanya berdiri sejajar menatap pemandangan yang ada di depan.
"Shan... "
"Ya, bubi?"
"Apa benar kalau kakak kandungmu itu bernama viviyona apriani?"
"I-iya bener, emang kenapa bubi?"
"Dan apa benar kalau kakakmu itu dulu adalah seorang perawat di rumah sakit?"
Lagi-lagi shani mengiyakan apa yang Ve katakan padanya.
"Lalu, di mana dia sekarang?" Tanya Ve, membuat shani bingung. Kenapa bubinya itu tiba-tiba menanyakan tentang sang kakak
"Aku gak tau dia di mana, bubi. Bahkan untuk aku hubungi aja kak yona susah banget"
Ve memicingkan matanya ke shani.
"Kamu gak lagi bohong kan, shan?"
Shani yang takut ditatap oleh Ve seperti itu membuatnya langsung menggelengkan kelapa. Dan kali ini shani berkata jujur ke Ve kalau ia tidak tau di mana keberadaan sang kakak
"Awas kalau kamu sampai bohong!" Ancam Ve, membuat shani benar-benar bingung dengan apa yang terjadi
Bubi aneh. Ada apa dengannya?. Batin shani
Saat Ve hendak ingin masuk ke dalam, shani dengan cepat menahannya. Karena ada sesuatu yang membuat shani penasaran sejak tadi.
"Bubi, Bubi kenapa tiba-tiba nanyain kakakku. Sebenarnya ada apa?" Pertanyaan shani berhasil membuat Ve ingin mengatakannya sejak tadi
Ve berbalik badan dan kembali menatap shani yang ada di belakang nya.
"Kamu mau tau apa yang sebenarnya terjadi?"
Shani mengangguk cepat
"Oke, kalo gitu kamu liat ke arah gadis itu" Tunjuk Ve ke arah di mana gracia sedang menonton TV. Dan shani pun langsung menatap gracia dari tempat nya berdiri
"Gadis itu, dia adalah putri kandungku"
Deg!
KAMU SEDANG MEMBACA
Onty, I love you!
Teen Fiction"Orang bilang jatuh cinta itu dari mata turun ke hati. Tapi kok aku malah jatuh cinta dari mata turunnya ke payudara?? huft, cinta pandangan pertamaku gini banget sih" ~Gracia