seharusnya aku tidak mengatakan itu.

78 19 1
                                    

Kring....kring....kring....

Hay aku Jayden Addison, kalian bisa memanggilku Jay.

"Jay ayo ke kantin"

Ah dan itu Owen Morwen, sahabatku yang paling ganteng, kami sudah bersahabat selama 2 tahun, lebih tepatnya kami bersahabat dari saat pertama kali memasuki SMA.

"Jay kamu kenapa malah melamun sih, ayo keburu mejanya penuh"

Oke yang satu ini agak istimewa, namanya Samuel Feldrick, dia juga sahabatku, dia yang paling peduli padaku, Karna itu dia sedikit istimewa.

"J-jay ayo cepet, aku ngak mau kehabisan roti coklat lagi"

Nah ini nih kesayangan ku, kalian jangan salah paham yah, dia sudah kuanggap adikku sendiri, dia sedikit pemalu dan manis, oh andaikan aku mempunyai adik perempuan seperti nya, oh iya, namanya Julian Christin dia satu-satunya sahabat perempuan yang aku punya...

Dengan mereka di samping ku, kehidupan sekolah yang penuh dengan kedamaian ini jadi lengkap, dan aku tidak akan kesepian.

Aku memilih mereka secara khusus, ternyata pilihan ku memang tidak  salah, tidak hanya tidak mencolok, mereka juga tidak sombong dan baik hati.

Huh, betapa sempurnanya kehidupan sekolah ku, seperti yang aku rencanakan.

"Hey apa lagi yang kamu lamunkan, kita udah sampai nih" kata Owen sambil menepuk bahuku sedikit keras.

"Ouch... Kau harus menghilangkan kebiasaan memukul pundak seseorang ketika berbicara, dan juga jangan pakai kata 'kamu' tapi 'kau', itu terdengar sedikit aneh" kataku dengan wajah tidak terima, oh ayolah bahuku sangat sakit, apa lagi dia memiliki telapak tangan yang lebar dan keras.

"Ha ha ha Jay kau itu harus sabar menghadapi kebiasaan buruk Owen, bahuku saja sampai bengkak jika seharian dengan dia" kata Samuel dengan sedikit tawa ringan sambil mengelus pundak ku.

Hah ini yang aku suka darinya, dia paling peduli padaku.

"A-aku yang akan memesan makanannya" kata Julian tiba-tiba.

Oh ini akan berakhir buruk, terakhir kali dia memesan, itu berakhir dengan dia menangis karena ketakutan dan gugup.

Dia bukan lagi sedikit pemalu, tapi sangat pemalu, dia tidak tahan kalau sendiri di tempat ramai tanpa kita, apa lagi di kantin yang berdesak-desakan.

Oh coba ku tebak, kalian pasti berpikir karena hampir semua murid-murid di sekolah ini berasal dari keluarga kalangan atas, jadi mereka tidak mungkin berdesak-desakan di kantin.

Hoho kalian salah, disini muridnya banyak loh, kalau ngak cepat pasti bakal kehabisan.

Bagaimana yah mengatakannya, ini sedikit aneh, tapi sekolah ini tidak mengizinkan para murid membawa bekal dari rumah atau pun Snack dan minuman dari luar sekolah.

Yah soal makanan itu sudah si sediakan di sekolah, bukan berarti itu gratis, bisa di bilang sekolah ini mahal, yah karena itu, sekalian dengan biaya makan dan lainnya.

Yah tapi kalau soal Snack dan minuman kaleng/kotak/botol itu di beli dengan uang sendiri, Karna itu hanya fasilitas tambahan.

"Hey bodoh, apa sih yang dari tadi kamu lamunkan, serius banget dah" tanya Owen sambil menepuk pundak ku LAGI, dan itu sedikit mengagetkan ku.

Dan sepertinya Julian tidak jadi memesan makanan, yah karena samuel tidak ada disini, pasti dia yang pergi memesan.

"Hah..... Maafkan aku, aku hanya sedang memikirkan pelajaran sejarah tadi, itu membuat otak kecilku berdenyut kesakitan" jawabku dengan wajah tertekan..

Uaaahhh aku sangat membenci pelajaran sejarah, itu sangat menyebalkan dan membuat kepalaku gosong.

Sambil menunggu Samuel yang sedang mengantri, kami sedikit bercerita tentang pelajaran jam pertama dan kedua tadi.

Yah kami memiliki kelas yang berbeda, mereka A dan aku C, yah seperti yang sudah kalian tebak, aku tak sepintar mereka, tapi aku juga tak sebodoh yang kalian pikirkan, setidaknya nilai matematika ku 79.
_______________________________

Di saat Jay dan 2 sahabatnya sedang mengobrol sambil menunggu Samuel, seseorang tiba-tiba memanggil namanya dari belakang.

Itu juga membuat semua mata menatap ke arahnya, lebih tepat ke arah Alvin, sang ketua OSIS dan juga anak dari pemilik sekolah.

Bisa di bilang, dia adalah pusat perhatian di sekolah ini.

Dan mengapa seorang Alvin Sander berbicara dengan seseorang yang mereka ngak kenal sama sekali?.

Yah hanya satu yang di pikir kan semua murid yang bereda di dalam kantin, yaitu karena urusan OSIS atau mungkin karena anak itu melakukan pelanggaran aturan sekolah.

"Jayden" panggil Alvin sambil menepuk pelan pundak Jayden.

"Oh Alvin, ada apa Al?", Tanya Jayden dengan raut wajah bingung.

Tidak biasanya Alvin berinisiatif berbicara dengan ku, pikir Jayden yang sedikit kebingungan.

"Tidak, aku hanya ingin menyapa saja" katanya dengan wajah datar, dan kemudian lewat begitu saja, yah sepertinya dia pergi memesan makanan.

"Oh yaudah" kata Jayden dengan pundak terangkat dan kemudian berbalik untuk melanjutkan obrolan dengan kedua sahabatnya, padahal kedua sahabatnya sedang memasang wajah kaget.

"Apa kamu memang sedekat itu dengan ketos?, Kamu memanggil namanya dengan santai banget!?" Tanya Owen dengan sangat penasaran.

Para murid yang mendengar pertanyaan itu segera memasang telinga untuk mendengar jawaban yang akan di keluarkan Jayden.

"Hah apa maksud mu?, Bukannya itu wajar?" Bukannya menjawab, Jayden malah bertanya balik dengan wajah bingung.

'wajar matamu' teriak semua murid yang berada di dalam kantin tersebut, tapi tenang aja kok mereka teriakannya di dalam pikiran, jadi ngak ribut.

"WTF!!? WAJAR DARI MANA JAYDEN KU SAYANG YANG TERLOPE-LOPE, KAMU POLOS APA TOLOL SIH, COBA KAMU NANYA KE SEMUA SISWA YANG ADA DI SEKOLAH INI, TIDAK ADA SATUPUN YANG BERBICARA SESANTAI ITU DENGAN KETUA OSIS" teriak Samuel yang baru saja datang membawa makanan, yah sebenarnya dia juga sudah mendengarnya dari awal, yah lebih tepatnya dia sudah ada di situ, cuman ngak keliatan.

'Bener banget' pikir semua murid yang berada di kantin tersebut.

"Lah, yah wajarlah Kitakan pacaran, Lo nya aja yang tolol" jawab Jayden dengan santai.

Seketika semuanya terdiam.

"O-oh begitu yah" jawab Julian dengan santai...

"Eh.....EEEEEEEHHHHHJHH" teriak Julian lagi, yang sempet loading, yah otak pintarnya tiba-tiba ngeleg.

EEEEEEEHHHHHJHH" teriak Julian lagi, yang sempet loading, yah otak pintarnya tiba-tiba ngeleg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love is like this huh?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang