The New World I Live In

144 9 1
                                    

Aku adalah seorang asisten novelis yang hidup pas-pasan. Pagi hingga siang mejadi asisten, siang sampai sore bekerja paruh waktu di restoran lokal, sore sampai malam kembali menjadi asisten, malam sampai pagi lagi bekerja paruh waktu di sebuah mini market 24 jam.

Jangan panggil aku workaholic, pamann! Panggil aku, masokis! Aku adalah masokis yang butuh uang!

Yah, mungkin karena aku sudah berada di batas kewarasanku atau karena memang lelah sampai berada di batas kewarasanku, aku bunuh diri.

Itu adalah cerita singkat kehidupanku sebelum,

SEBELUM AKU ADA DI TUBUH BAYI INI.

BAYI—

Baiklah, aku sudah melewati tiga hari pertamaku menjadi bayi ini dengan hahong. Dan aku sudah mengumpulkan beberapa poin yang aku ketahui.

Satu, aku berada di mansion yang mewah. Yang menguatkan bukti aku dari keluarga terpandang.

Dua, sepertinya bukan tahun 2022.

Dan tiga, makanan bayinya hambar, bleehh!!

Ini sudah hari keempat dan aku masih tidak percaya ini semua nyata. Tapi, aku menikmatinya!!

KARENA! tiap pagi aku dibawakan makanan oleh seorang pelayan! Aku dimandikan dan dipakaikan baju yang indah tanpa harus menggunakan otot-otot bayi ini. Aku diberi mainan bayi, dibacakan dongeng, kemudian dipuk-puk saat aku mau tidur!! Harusnya aku bingung tapi aku tidak sama sekalii!!

Apakah ini salah satu dari sekian banyaknya mimpiku yang belum terwujud? Bangun dan menjadi seorang putri??? SENANG RASANYA!

Yahh~~ aku akan menikmati kehidupan baruku yang mewah ini! Haha!

"Nona, anda terlihat bahagia sekali! Tak seperti kemarin yang pucat dan melamun seharian."

Oh, pelayan yang tadi! Ya benar aku sedang bahagia! Jika saja lidahku tidak pendek, aku akan menceritakan bagaimana bahagianya aku menjadi seorang putri!

"Auh!"

"Apa yang sedang anda sorakkan sekarang hingga hidung anda kembang kempis seperti itu?"

ARGH! HIDUNG LEBAR, JANGAN BUAT AKU MALU!

Pelayan itu terkekeh, dia sangat baik. Semua pelayan di sini baik, tapi anehnya, aku tak pernah melihat ayah ataupun ibuku.

Karena mereka meninggal jauh sebelum aku lahir...

"Athaliya, kau sudah bangun?"

Boong! Mereka masih hidup! Ehe!!

"Saya menyambut kehadiran Kaisar," ucap pelayan itu sambil membungkuk dengan sopan.

'Kaisar' wow aku memang seorang putri!! YEEAAYYY—

"Uhuk uhuk uhuk!! Waaa!!" Sialan, aku tersedak! Sakit banget, pingin nangis!

"Athaliya! Kau kenapa? Sakit?" Kaisar dengan segenap jiwa raganya berlari ke arahku yang masih mencoba bertahan antara hidup dan mati melawan tenggorokanku yang mampet. Dan puk-pukkan Kaisar di punggungku membuat batuknya menghilang.

"Hiiuh...," lega banget batuknya hilang, hampir saja aku mati lagi!

"Untung saja batukmu sudah menghilang. Tolong, jangan buat ayah khawatir lagi, ya, Athaliya!"

BUGH!

"KHEUK!"

"NONA!" "ATHALIYA!"

YANG MULIA! KALAU ANDA INGIN MEMBERI SELAMAT KARENA AKU SUDAH TIDAK BATUK, BISAKAH TIDAK DENGAN DISELIPKAN NIAT MEMBUNUH?! ANDA BUKAN SEDANG MEMUKUL ALGOJO!

Lady With A White EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang