BSS -21

92 24 1
                                    


Assalamualaikum...

Mengandung banyak unsur typo!!

Happy reading 📍📍

Eh, katanya ada yang lagi pacaran di pesantren ini?" sahut seorang Santriwati bernama, Rina.

Kedua temannya menatap Rina dengan alis yang bertautan.

"Emang benar?"

"Iya, mereka sering bertemu diam-diam!"

"Aku pernah liat mereka berduaan. Bahkan setiap mereka bertemu, kayak ada sesuatu sih."

"Jangan-jangan Zira sama Mirza, ya?!"

"Jangan Suudzon, gak baik!"

"Aku gak Suudzon, tapi memang benar kok, mereka kayaknya pacaran gitu."

"Tapi gue aneh sama Zira."

"Aneh kenapa?"

"Wajahnya! Kalian pernah liat wajahnya, enggak? Bahkan kalau mau tidur, dia gak lepas cadar!"

"Mungkin punya jerawat yang gak bisa ilang!"

"Istighfar, gih. Kalian ini sukanya gosip mulu! Sadar, kita ini juga pendosa, gak baik ngomongin sesama perempuan!"

Samar-samar, Zira mendengar bisikan orang-orang mengenai dirinya. Gadis itu berjalan melalui beberapa Santriwati yang sedang berbisik, sambil melirik kearahnya, namun ia berusaha tak peduli hingga berhasil masuk kedalam kamarnya, barulah ia menghela napas.

Memang sepanjang perjalanannya menuju asrama, ia mendengar bahwa salah satu Santriwati tengah menjalani hubungan dengan seseorang, itu membuatnya khawatir. Bahkan salah satu dari mereka terang-terangan menyebut dirinya.

Yang paling membuatnya tersinggung adalah saat mereka membicarakan tentang wajahnya yang tak pernah ia perlihatkan. Ada alasan dibalik itu, Zira tak menginginkan siapapun melihat wajahnya saat ini, walaupun itu sesama jenisnya. Teman sekamarnya bahkan pernah berkata...

"Ra, ini bahkan didalam kamar, kamu gak perlu memakai cadarmu lagi. Toh, gak ada laki-laki yang akan kesini."

Zira tak meresponnya, ia mengabaikan semua orang dan itu mengundang kecurigaan sebagian kaum hawa di pesantren.

Berbeda dengan posisi, Zira. Nafisha justru mendapatkan omongan seseorang yang langsung menuduhnya berpacaran ditempat ini. Bahkan orang itu tak segan-segan melapor kepada Ustadzahnya ataupun sampai ke Kyai Hasan.

"Kamu tau, kan? Fitnah itu perbuatan dosa besar. Kamu menuduh seseorang tanpa bukti yang jelas," ucap Nafsha.

Kedua insan sesama jenis itu tengah beradu cekcok. Gadis bernama Nainah terus memojokkan Nafisha karena gosip yang tersebar.

"Tidak ada yang memfitnah mu! Kami hanya membicarakan tentang fakta yang ada," tukas Nainah.

"Fakta apa?!" ucapan Nafisha sedikit keras dan itu membuat mereka yang mendengarnya terkejut.

Bukan Sekedar Santri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang