waktu itu, aku kagum kepadamu.

10 1 0
                                    

aku engga tau pasti tanggal itu, tapi itu ada pada bulan Mei. waktu itu, aku ketemu di sosial media. aku mengikuti akun temanku, dan menemukan kamu. sebenarnya, aku enggak punya cukup keberanian untuk itu. terdengar cemen, tapi itu kenyataannya. lalu, aku beranikan diri untuk mengirim sebuah pesan singkat. asal kamu tau, butuh beberapa jam untuk memikirkan itu.
    "salam kenal, ya"
padahal cuma itu, tapi harus berpikir panjang. Kamu balas
    "salam kenal juga". aku cukup senang dengan balasan itu. lalu, aku menyercamu dengan beberapa pertanyaan "sampah". cuma beberapa hingga aku kembali kaku. lucu, ya. orang aneh ini ketika mencoba melancarkan misi. ini memang pertama kali, dan yasudahlah pikirku.

setelah hari itu, sebenernya aku masih melanjutkan hidupku. seperti biasanya; pagi, nongkrong di rental PS, sholat ke mesjid, dan nongkrong di tepi pantai. melakukan repetisi itu hingga hari di mana aku harus meninggalkan rutinitas itu. harus berkumpul dengan keluarga kecil ku di kota kecil pula.

di perjalanan, rasanya membosankan. juga, selain keluarga enggak ada yang bisa ku beri kabar lagi. kan, aku enggak punya tambatan hati.  selain playlist yang udah dibuat, gaada yang bisa nemenin sepanjang perjalanan. hingga di titik pemberhentian, aku berbicara dengan penumpang lain. ya, cuma itu.

singkat cerita, aku harus pergi lagi. Untuk sebentar, ke luar kota. ada urusan yang diselesaikan.

Mei 29.
pertama kali aku ketemu dengan kawan-kawan ku, lagi, setelah waktu yang lama. aku ceritain kamu dan pesan singkat kita. mereka tu ketawain aku karena ke-kakuan ku. ga sepenuhnya tertawa. pulang dari situ, aku kembali beraniin diri untuk melakukan hal itu lagi. mungkin bisa dibilang berhasil, ya. karena, kita bercengkrama cukup lama. ya, walaupun kamu slow responnnnnn banget. tapi, emang mungkin kamu gitu, ya?

butuh waktu waktu yang lama untuk berpindah dari sosial media ke aplikasi chatting itu, WhatsApp. itu pun karena kurasa kamu sedikit kasihan dengan pidato-ku malam itu. tapi, kamu bilang,
    "aku tu ga bermaksud kaya gitu, tapi aku emang gitu. kalau kamu mau, dan kamu tau harus melangkah ke mana. lakuin aja.".

aku ingat betul, malam itu aku yang bodoh ini bilang hal yang harusnya ga kubilang ke orang yang baru aku kenal hahaha. aku coba berselancar di Internet, dan benar—aku telah salah dalam melangkah. tapi, dalam setiap kesalahan pasti ada hikmahnya bukan?.
    

  

Bagaimana Ini BerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang