Bab 3

1.1K 114 188
                                    

Tidak seperti yang Chayoung bayangkan, di hari berikutnya dia sama sekali tidak menemukan Sijin. Pria itu tidak berusaha bertemu ataupun mengganggunya. Semestinya Chayoung senang tapi rasanya ada yang aneh. Kecewa? Mana mungkin tidak ada dalam kamus seorang Hong Chayoung.

Sudah 3 hari berlalu, keberadaan Sijin masih dipertanyakan.

Meskipun menampik dengan keras tidak memikirkan pria itu nyatanya kini Chayoung tengah melajukan sepedanya ke dekat markas Sijin. Tubuhnya sendiri yang bergerak secara otomatis. Kemana Hong Chayoung yang sering mengeluh kakinya pegal?

Beberapa tentara sedang melakukan latihan tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Sijin. Mengapa Chayoung mencarinya? Dan mengapa pria itu menghilang begitu saja.

"Syukurlah tidak ada yang menggangguku lagi"

Berbeda dengan ucapannya, Chayoung kini asik menyembulkan kepala di sela-sela pagar, matanya menelusur kesana kemari meskipun nihil. Sijin seperti ditelan bumi.

Puk puk

Seulas senyum terlukis indah di wajah Chayoung saat merasakan seseorang menepuk bahunya. Chayoung bernapas lega, karena pria itu tidak menghindari bertemu dengannya.

"Sepedaku kempes, bisakah kau mengantarku pul..."

Sekali lagi, kalimat Chayoung tidak tuntas, bukan karena ada yang menginterupsi hanya saja saat membalikkan badan bukan Sijin yang dirinya lihat melainkan Daeyoung.

Pria itu tersenyum lebar, kontras dengan Chayoung yang kehilangan senyum sesaatnya.

"Sepedamu kempes nona?"

"Eoh"

"Kau butuh tumpangan?"

Chayoung mengintip ke balik tubuh Daeyoung berharap ada Sijin disana tapi tidak.

"Kapten Yoo tidak ada disini"

"Bukan urusanku" ucap wanita itu terdengar acuh

"Aku tanya sekali lagi, kau butuh tumpangan? Bukankah kau ada urusan di balai desa?"

"Ah kau benar boleh antar aku kesana?"

"Tentu"

Hampir saja Chayoung lupa kalau hari ini ada pertemuan di balai desa untuk membahas masalah pembelian tanah. Dengar-dengar pengacara dari orang yang ingin membangun tempat itu ingin bertemu dengan Chayoung.

"Kau yakin nona ingin mengambil alih masalah ini?" tanya Daeyoung saat keduanya sudah berada dalam mobil.

"Hmm, kasus mudah sudah biasa ku tangani ha ha ha" bukan Chayoung kalau tidak percaya diri.

"Sepertinya aku harus percaya dengan mu"

"Nona Hong, kau yakin tidak ingin tau keberadaan Kapten Yoo?" goda Daeyoung.

"Tidak"

"Ya sudah" Daeyoung terkekeh sedangkan Chayoung tampak kesal, mungkin memang pria itu menghindar darinya.

"Hmmm boleh aku tanya sesuatu"

"Eoh"

"Apakah kaptenmu bersikap aneh setelah terakhir kali aku ke markas?" ucap Chayoung ragu

"Ne, dia bersikap sangat aneh seperti kerasukan sesuatu, membuatku merinding"

Chayoung mengernyit

Apakah berciuman dengannya berdampak sampai seperti itu? Apa jangan-jangan Sijin semakin membencinya? Seburuk itukah? Chayoung larut dalam pemikirannya sendiri.

🌱🌱🌱

Tak terasa waktu yang dihabiskan oleh Chayoung terlewati begitu saja. Hasil diskusi panjang mengenai pembelian tanah tentu saja bisa dia tangani dengan baik. Meski dengan membawa nama perusahaan Seri untuk menipu mereka. Tak di sangka power dari perusahaan besar itu sungguh mengerikan bahkan mungkin bisa mengalahkan perusahaan sekelas Babel.

ZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang