#5

145 29 2
                                    

Hari ini merupakan hari terberat yang Ocha rasakan sepanjang dia bekerja di pelatnas. Setelah turnamen World tour final di Guangzhou banyak sekali atlet yang memerlukan terapi konseling khusus dikarenakan kondisinya yang sangat down

Pertandingan kali ini tim Indonesia harus merelakan diri untuk tidak membawa kemenangan di sektor manapun, pasalnya pasangan ganda putra yang biasa menjadi harapan Indonesia Kevin-Marcus terpaksa harus mundur dari pertandingan dikarenakan Marcus mengalami cidera dibagian leher atau yang disebut dalam istilah medis whiplash syndrome.

Kekalahan tentu bukanlah hal yang baru untuk para atlet dalam sebuah pertandingan, rasanya sudah hukum alam jika dalam pertandingan pasti ada menang dan kalah. Tetapi bukan hanya kekalahan yang membuat mereka terpuruk, adanya cemohan, kritik pedas yang menjatuhkan dari orang-orang yang tak dikenal semakin membuat mereka stress tak terkontrol, bahkan beberapa terindekasi depresi.

Segala macam cara Ocha berusaha untuk memberikan penanganan yang terbaik, mulai dari sharing session permasalahan mereka, diskusi ringan untuk meningkatkan kembali self acceptance mereka, sampai menuntun mereka untuk kembali menanamkan afirmasi positif untuk diri mereka sendiri. Untuk kasus yang lebih berat, Ocha memilih untuk menggunakan terapi hipnosis  agar mereka bisa lebih tenang.

Hipnosis terapi ini berbeda dengan hipnoterapi. Jadi, hipsosis disini mempunyai tujuan untuk membuat pasien dapat merasa rileks dan fokus sehingga mereka jadi lebih mudah menerima sugesti yang kita (psikolog) berikan. Sementara itu, kalau dalam hipnoterapi  pasien akan diminta untuk menggali ke masala lalu dengan tujuan untuk dapat mengetahui penyebab dari suatu masalah yang akarnya ada dimasa lalu, hal itu biasanya dilakukan pada pasien yang memiliki trauma.

Beberapa dari mereka banyak yang akhirnya menyalahkan diri sendiri atas kekalahan yang terjadi, bahkan tak jarang mereka akan bercerita sampai menangis untuk mengeluarkan emosi mereka yang tertahan, ini biasa terjadi pada atlet putri, tak jauh berbeda dengan atlet putri dimana pada atlet putra juga terlihat sekali wajah penuh kekecewaan yang bercampur dengan emosi marah menjadi satu. Hal-hal itulah yang membuat Ocha hari ini harus menaikkan tingkat kesabarannya menjadi 10x lipat. Rasanya ingin sekali Ocha meneriaki orang-orang yang selalu berkomentar negatif di sosial media, ketika mereka meraih kemenangan saja mereka di agung-agungkan bak pemeran utama dalah pertunjukkan, dan miris sekali saat mereka kalah, langsung bullyan lah yang keluar, bahkan tak jarang dari mereka yang ikut mengomentari permainan melebihi pelatih yang biasa mendampingi para atlet. Mereka seakan enteng sekali untuk mengetikkan hal-hal buruk, tanpa sedikitpun berfikir apa dampak dari tulisan yang mereka bagikan.

Be sure to taste your word berofe you spit them out.

Bayangkan saja betapa tidak melelahkannya hari ini, sedari pagi ruangan Ocha tidak pernah sepi, terus silih berganti untuk menangani konseling dan terapi para atlet dengan berbagai macam kasusnya. Jujur Ocha juga merasakan kesedihan itu jika harus melihat bagaimana perjuangan mereka dalam latihan yang cukup padat, tetapi kini profesinya menuntut Ocha untuk tetap profesional dan memberikan penanganan terbaik yang bisa Ocha berikan.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, ruangan Ocha sunyi dan senyap hanya terdengar suara helaan napas dari pemilik ruangan yang saat ini sedang menyandarkan tubuhnya di atas sofa dan menikmati kepulan asap yang keluar dari cangkir berisi kopi hitam yang baru saja dibuatnya. Suara ketikan keybord dan aroma kopi berbaur menjadi satu menemani suasana malam Ocha, ya setelah seharian ini Ocha menangani para atlet maka malam ini Ocha akan langsung merapihkan hasil analisis pemeriksaannya sebagai laporan.

Tok .. tok .. tok

Suara ketukan pada pintu kantor mengalihkan perhatiah Ocha dari layar laptopnya, Ocha segera bangun dan menghampiri pintu untuk melihat siapa yang datang.

ACTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang