Dua

1.4K 189 25
                                    

Jam istirahat telah tiba, Jisung merenggangkan otot tubuhnya yang terasa pegal. Ia tersentak ketika gerombolan perempuan di kelasnya menghampiri nya.

"Hai Jisung, perkenalkan aku Heerin."

"Ah, iya, hai."

"Astaga Jisung kau cantik sekali, sepertinya posisi Nayeon akan tergantikan olehmu."

"Apa kau tidak ingin memberitahu kami skincare apa yang kau gunakan?"

"Sungguh aku iri sekali melihat wajahmu."

Jisung hanya tersenyum canggung, "Ah, aku-"

"Jisung ayo ke kantin." Jisung menoleh pada Chenle yang sudah bangkit dari tempat duduknya.

"Tunggu. Maaf, mungkin lain kali aku akan memberitahu kalian." Jisung memasang raut tidak enak lalu bangkit dan menyusul Chenle, meninggalkan mereka yang mendesah kecewa.

Jisung menghembuskan nafasnya lega setelah berhasil keluar dari kelas.

"Terimakasih Chenle, kau telah menyelamatkan ku."

Chenle tersenyum tipis, "Kau perempuan, tapi aku melihatmu tadi sepertinya sangat tidak nyaman di dekati oleh mereka."

Jisung menelan salivanya gugup, "Eum.. aku memang lebih suka berteman dengan lelaki, hehe..."

Chenle hanya mengangguk mengerti.

"Emm, Chenle, Nayeon itu siapa?"

"Kau mengenalnya?" Chenle berhenti sejenak dengan tatapan penuh tanya.

Jisung menggeleng, "Tidak, tapi tadi salah satu dari mereka ada yang mengatakan bahwa posisi Nayeon bisa tergantikan olehku."

Chenle mengangguk mengerti, ia kembali melanjutkan langkahnya. "Dia merupakan perempuan paling cantik di sekolah ini, atau bisa di bilang primadona sekolah."

Chenle melirik Jisung sekilas, "Tapi, jika di lihat lihat kau memang lebih cantik darinya. Mungkin benar perkataan mereka, kau bisa saja menggantikan posisi Nayeon."

Jisung dengan cepat menggeleng, "Ah, mana mungkin, aku masih murid baru."

"Mereka mengukur kecantikan, bukan berapa lama kau ada disini."

Jisung terkekeh canggung.

"Tapi aku laki laki."

Mereka melanjutkan perjalanan menuju kantin di temani dengan perbincangan kecil dan beberapa candaan.

"Astaga, kursi disini hampir penuh." Chenle mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin, mencari meja yang kosong.

"Tak apa. Aku yang akan mencari kursi kau ambil makanan saja, ok?"

"Yakin?" Jisung mengangguk yakin.

"Baiklah." Chenle berlalu meninggalkan Jisung untuk memesan makanan untuk mereka.

Jisung mengedarkan pandangannya, fokusnya yang sedang mencari meja yang kosong buyar ketika seseorang yang baru saja datang melewati nya begitu saja.

"Hei tampan!"

Jisung memanggil Jaemin, orang yang baru saja melewati nya, namun hampir seluruh penghuni kantin menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

Jisung yang tidak perduli dengan tatapan para penghuni kantin berlari kecil mengikuti Jaemin.

Jisung mensejajarkan langkahnya dengan Jaemin, "Wah, kita bertemu lagi, sepertinya kita memang berjodoh,"

Jaemin hanya melirik sekilas Jisung dan memilih melanjutkan langkahnya tanpa berniat menanggapi.

Litlle BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang