[ 01 ]

81 4 10
                                    

"Gue mau udahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue mau udahan."

"Aku gamau!"

Kedua manik zamrud gadis itu menatap tajam pemuda dihadapannya, hatinya benar-benar gelap ingin mengenyahkan pemuda dihadapannya, dia lelah, dia tidak ingin bertemu dengannya lagi.

"Sechan, ada apa sih?"

Pemuda bermanik Amber itu berniat memegang kedua pundak Seli, namun gadis itu lebih dulu menepisnya dan mendecak kesal.

"Gue capek sama sifat lu yang kekanakan,egois, dan posesif itu! Gue capek, jadi sekarang gue mau udahan."

"Sechan tap—"

"GAUSAH IKUTIN GUE!"

Seli buru-buru berbalik pergi, meninggalkan (mantan) kekasihnya yang kebingungan. Tsukasa terlihat ingin mengejar Seli, namun urung menyadari jika Seli akan bertambah marah jika dirinya menahannya.

— 🎂 —

Sudah seminggu, tidak, 2 minggu.

Seminggu pertama putus, Tsukasa menggunakan berbagai cara untuk menghubungi Seli namun gadis itu selalu menghindar dan sekarang sepertinya Tsukasa sudah menyerah hingga tak mengganggu Seli lagi selama seminggu belakangan ini.

Sejujurnya, Seli tidak benar-benar sudah melupakan Tsukasa, terkadang terbesit penyesalan dalam hatinya karna memutuskan Tsukasa secara sepihak, tapi rasa gengsinya mengalahkan segalanya.

Terakhir kali Tsukasa menghubunginya adalah dengan mengirimkannya banyak sekali coklat serta bonekah, tapi pada akhirnya itu semua hanya menjadi pajangan di kamarnya, tak berniat memakan tapi tak berniat membuang juga.

Beberapa kali Rose menegurnya, mencoba untuk mendengarkan Tsukasa lagi, tapi Seli masih saja mempertahankan gengsinya sampai akhirnya Rose memutuskan untuk membiarkannya.

Diluar sedang hujan, suara rintikan hujan selalu terasa menenangkan batinnya, seakan memberi embun ditengah pikiran serta hatinya yang kalut.

Sejenak, kenangannya dengan Tsukasa terlintas di kepalanya, kala itu mereka sedang pulang sekolah, hujan deras turun tiba-tiba tapi hanya ada satu jas hujan di jok motor Tsukasa.

"Sechan aja yang pake." Ucapnya kala itu sambil membenarkan jas yang dikenakan Seli, gadis itu jadi merasa tidak enak.

"Terus lu gimana?" Tanyanya, Tsukasa terkekeh menepuk-nepuk dada sambil membusungkannya, "Aku mah stronk, ga perlu jas hujan, 'kan aku lakik!"

Seli tertawa, mereka pun akhirnya kembali menaiki motornya menembus hujan deras, Tsukasa membiarkan dirinya terguyur air hujan.

"Peluk yang erat dong, nanti Sechan jatoh gimana?" Celetuk Tsukasa menarik tangan Seli agak mempererat pelukannya dikala motornya sedang berhenti di lampu merah, Seli tertawa.

"Iya iya, cepetan, nanti keburu masuk angin lu."

"Siap boss!"

Sepanjang perjalanan, mereka terus tertawa, membicarakan apapun walau terkadang tidak dengar karna terhalau suara hujan deras, tapi mereka tetap menikmatinya.

"Achoo!"

"Nahkan, dibilang juga apa, masuk angin 'kan?"

Tsukasa hanya menunjukkan cengirannya, "Hehe gapapa, daripada Sechan yang sakit? Sini aku mau keringin rambutmu."

Seli duduk dipangkuan Tsukasa, membiarkan pemuda itu mengeringkan rambut Seli menggunakan hairdryer.

Selesai mengeringkan rambut, Tsukasa tiba-tiba memeluk Seli erat dari belakang, "Tsu?!"

"Hehe, dingin, kalo meluk gini 'kan jadi hangat hehe."

Seli bersemu namun kemudian tersenyum membiarkan Tsukasa memeluknya, "Iya juga hihihi."

Seli menghela nafas mengingat kenangan itu, sekarang tak ada lagi orang yang menemaninya menembus hujan seperti dulu atau memeluknya secara tiba-tiba.

Dilirik ponselnya, benar-benar sepi, ada banyak chat disana, tapi tak ada notifikasi favoritnya yang biasanya spam.

"Bego banget sih, apasih mau lu njir." Gerutu Seli merutuki dirinya sendiri seraya membaringkan diri di ranjang, berusaha menenggelamkan diri dalam bunga tidur.

Dia tidak tahu mana yang benar, mana yang salah, semua rasanya membingungkan.

"Kak Rose gimana sih kok bisa langgeng sama Amane, padahal tu berdua juga demen cemburu-cemburuan gajelas." Gumamnya.

Semuanya karna cemburu, harusnya Seli terbiasa, tapi rasanya tetap sakit setiap melihat Tsukasa dekat dengan gadis itu.

"Lagian Tsukasa aneh, udah punya pacar, masih aja matanya jelalatan, dasar cowok prik."

Semakin diingat, semakin Seli kesal dengan (mantan) kekasihnya itu, pasalnya Tsukasa memang terkadang tidak menyadari jika dirinya terlalu dekat dengan gadis lain, mengingat Tsukasa adalah cowok terpolos sekaligus tertidak peka yang Seli kenal.

Tapi, anehnya dia mau berpacaran dengannya hingga  2 minggu lalu.

"Huft, kangen Tsukasa ...."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
生き甲斐 - Birthday GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang