Melampaui Diri Sendiri

41 10 29
                                    

Ketika aku membuka mata, aku tiba - tiba tidak bisa bernafas, kenapa? Ternyata aku sedang tenggelam tetapi aku tidak tahu kenapa aku bisa tenggelam, padahal terakhir aku ingat aku masih tiduran di kasur rumahku.

Aku mencoba berenang menuju permukaan air meskipun aku sedikit ragu karena aku kurang bisa berenang. Ketika aku berenang menuju permukaan, aku sadar akan beberapa hal. Bukan hanya renangku cukup cepat tapi aku juga tidak kehabisan nafas. Aku tenggelam cukup dalam namun aku hanya butuh beberapa detik untuk sampai di permukaan.

Sesampainya di permukaan aku melihat sekeliling, ternyata aku berada di laut dan aku melihat tebing di dekatku.  Entah kenapa aku merasa kalau tubuhku ini jatuh dari tebing itu sebelumnya. Aku mencari daratan di dekat situ dan berenang menuju daratan.

Aku sudah tidak terkejut dengan staminaku yang sepertinya tidak ada habisnya. Aku mampu berenang di laut di tengah ombak - ombak tinggi yang bisa saja menenggelamkan aku kembali, namun aku mampu berenang melawan ombak.

Setelah beberapa menit, aku sampai di tepi pantai. Aku tadinya mau membaringkan tubuhku tapi aku basah kuyup, jadi aku memutuskan untuk setidaknya mencoba mengeringkan kepalaku.

Saat aku menyentuh kepalaku, terkejutlah aku karena rambutku yang panjang, padahal harusnya rambutku pendek karena aku adalah pria. Masih tidak percaya, aku meraba dadaku, dan ya ada sesuatu di sana. Usaha terakhirku adalah berkaca ke laut. Pantulan wajahku memang sangat tidak jelas namun jelas sekali kalau rambutku panjang dan tubuhku seperti tubuh wanita.

"Aku perempuan?! Apa yang terjadi sebenarnya sih?!" Ucapku dengan nada tinggi, suarakupun jelas perempuan.

Aku coba mengingat apa yang aku lakukan sebelum tidur, tapi sepertinya aku hanya bermain komputer dan langsung tidur setelah selesai. Apa mungkin aku mabuk sebelum tertidur? Tidak, aku tidak suka mabuk. Apa aku sedang bermimpi?!

Biasanya jika mau memastikan mimpi atau bukan, cubitlah pipi. Kucubitlah pipiku dan sepertinya tidak terasa, apa ini benar mimpi? Aku ingat saat aku berenang ke permukaan dan ke tepi pantai, sepertinya tubuhku ini sangat kuat jadi mungkin cubitan kecil tidak terasa.

Aku memutuskan untuk mengepalkan tangan kananku dan mengayunkan pukulan sekuat tenaga ke pipi kananku. Tidak aku sangka tubuhku melayang jauh ke arah kiri sampai aku terhentikan oleh pohon kelapa. Meskipun benturannya keras, aku tidak merasakan sakit yang berarti selain di pipi kananku.

"Sepertinya tubuhku sangat kuat." Aku menatap tangan kananku.

Baru saja aku duduk santai, aku mendengar ada sebuah benda yang jatuh ke laut. Anehnya benda itu jatuh tepat di tempat tadi aku tenggelam. Beberapa detik setelah benda itu terjatuh ke air, aku melihat sesuatu muncul ke permukaan.

"Itu bukannya manusia? Tunggu dulu...." Aku mundur dari perairan dengan perasaan kurang nyaman.

Tidak salah lagi, yang jatuh tadi adalah manusia. Manusia itu adalah pria, tubuhnya cukup besar, rambutnya pendek hitam dan dia juga menggunakan kacamata. Aku merasa seperti mendeskripsikan diriku sendiri, ya memang manusia yang aku lihat itu terlihat seperti diriku sendiri, diriku yang seharusnya.

Jika itu adalah diriku, aku kira dia tidak mungkin dapat berenang ke tepian. Tapi aku salah besar, bukan hanya dia mampu  mencapai tepian namun dia juga berenang secepat aku. Sesampainya di tepi pantai, aku menjaga jarak dengan diriku secara spontan.

"Hideyoshi?" Aku memanggil namaku.

".... " Manusia itu terdiam, pandangan matanya kosong.

Belum saja aku mencoba berbicara lagi padanya, dia menghilang dari hadapanku dan muncul di sebelah kiriku. Dengan refleks aku bisa menangkis tinju yang dia  ayunkan ke wajahku dengan menggunakan tanganku, tapi aku sedikit bergeser ke arah kanan.

Melampaui Diri SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang