Jaehyun duduk terdiam di kursi ruangannya sementara Johnny dan Yuta berdiri dihadapannya. Memastikan tidak ada orang lain yang mengganggu Jaehyun disaat ini. Sedikit saja merasa terusik saat emosinya tidak stabil bisa berakibat buruk, Jaehyun tidak akan segan membunuh orang yang dia anggap mengganggu tidak peduli orang itu bersalah atau tidak.
Johnny dan Yuta bahkan sedari tadi diam tidak berbicara, mereka sangat paham bagaimana Jaehyun disaat begini. Mereka harus tenang tanpa suara atau Jaehyun bisa mengamuk jika mereka berisik.
Ceklek
Jaehyun langsung menoleh kearah pintu, siap membunuh siapapun yang ditangkap matanya jika tidak ada hal yang penting hingga datang keruangannya dan menggangunya.
"Jae, orang yang kau inginkan sudah ada di tempat biasa, Lucas juga sudah aman dirumah sakit," itu Taeil, yang untungnya membawa kabar baik, jika tidak Taeil bisa keluar dari ruangan Jaehyun dalam keadaan sekarat.
"Lucas bagaimana?," tanya Yuta.
"Buruk, tapi bocah gila itu masih sempat tertawa riang saat menghampiriku, aku membiusnya agar dia tidak bisa menghampiri Doyoung," jawab Taeil.
"Tapi Jae, aku pikir dia tidak mungkin bertindak sendiri, pasti ada orang lain dibelakangnya. Organisasi kecil itu bisa langsung hancur saat mengusik kita, jika bukan karna dukungan seseorang apakah mereka akan seberani itu berdiri dan menantang kita?," jelas Taeil.
"Menurutmu siapa? Siapa orang yang mungkin mengusik kita?," tanya Jaehyun.
"The Camorra," gumam Johnny, semua orang diruangan itu bisa mendengarnya karna suasana yang benar - benar sunyi.
"Ingat putra salah satu petinggi organinasi itu mati ditanganmu Jay?," tanya Johnny, "Saat dia mencoba melecehkan kakakmu," lanjut Johnny.
"Cih bajingan, apa mereka dendam karena hal itu?," sahut Yuta kesal.
"Jay, aku pikir kita harus menyelesaikan ini, lupakan soal 'bukan bagian dari dunia bawah tanah lagi', jika kita diam orang terdekat kita bisa mati satu persatu," ucap Johnny.
"Masalah kita dengan mereka bukan hanya tentang pelecehan itu," celetuk Taeil.
"Jaehyun dulu merebut daerah kekuasaan mereka dan menghancurkan bisnis senjata mereka," jelas Taeil setelah Yuta dan Johnny menatap Taeil penuh rasa penasaran.
"Jay, You never told me about this," Ucap Yuta dengan kesal.
"Bukan begitu, aku merasa itu tidak penting, perebutan daerah kekuasaan itu sudah biasa bukan," balas Jaehyun.
"Kita bicarakan itu nanti, sekarang pikirkan bagaimana caranya kita bisa mengatasi masalah ini," lerai Johnny.
"Ayo temui bajingan itu, aku ingin segera menancapkan besi panas ke lidahnya," ucap Yuta.
Mereka segera pergi sebuah markas tempat bisnis bawah tanah mereka dulu, tempat yang aman untuk berunding saat akan menjual narkoba dan senjata.
Sebuah pintu besi yang menjulang tinggi terbuka otomatis saat mobil mereka mendekat, mereka memilih menggunakan satu mobil dari pada menyetir sendiri - sendiri. Setelah mobil diserahkan kepada salah satu anak buah Lucas disana, mereka bergegas masuk menuju ruang bawah tanah.
Suara teriakan kesakitan yang berasal dari anggota kelompok yang mencoba mencari masalah dengan mereka yang bersahutan langsung menyapa telinga mereka saat membuka pintu ruang bawah tanah. Mereka tidak peduli dengan itu semua, tujuan mereka adalah menemui pimpinan dari orang - orang tidak berguna itu.
Di ujung lorong, tempat penyiksaan yang khusus hanya boleh digunakan Jaehyun, Taeil, Yuta, Lucas, dan Johnny. Disana pemimpin kelompok itu selama ini, ruangan yang benar - benar seperti neraka itu adalah mimpi buruk para musuh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GIRL (JAEYONG + JOHNTEN + YUWIN + LUWOO)
FanfictionWarning⚠️ Genderswitch Kalo nggak nyaman skip aja gausah segala di report! ⚠️Konten dewasa