01

9 1 0
                                    

Pagi itu Langit terasa mendung menandakan hujan mungkin akan segera turun. Sebagian orang mungkin akan berpikir itu adalah awal yang buruk karna yah... Hujan di pagi hari itu sedikit mengganggu,
Tetapi tidak dengan pria bermantel coklat, ia pikir hujan di pagi hari adalah anugerah, karna dengan itu menjadikannya alasan untuk membawakan Bobby secangkir kopi hangat dikampus.
.
.
.
.
.
.
.
"Minumlah, bisa sedikit menghangatkan" menyodorkan kearah Bobby.

"Ah, terimakasih, tapi aku sudah punya coklat hangat ini, kau mau??" Ucapnya dengan nada yg sedikit entahlah.. mengejek mungkin.

Donghyuk tau ini akan sia sia, semua yg dilakukannya Untuk memenangkan hati Bobby adalah nihil sejauh ini, tapi yah bukan donghyuk namanya jika apa yang dia inginkan tidak tercapai, dengan keras kepalanya, obsesinya tentu dengan arogansinya juga , menandakan bahwa dia memanglah Kim donghyuk , si anak tunggal dari CEO Xia group, perusahaan ternama di Seoul.

"Ah, baiklah, kalau begitu aku akan membuangnya ...... Ditempat yang seharusnya"

dengan tersenyum licik dia berbalik arah ke pintu.. tapi itu salah ,, dia berbelok di meja kedua dari pintu, yah itu tempat Jinhwan duduk.

"Disini.... " Menuangkan semua isi gelas dengan senyum iblisnya .

"Kau.. " Bobby menggebrak meja dengan keras,, dia tak habis pikir dengan orang disebrangnya ini..

mungkin dlu Bobby masih menyangkalnya dengan sikap yang masih dibilang lembut,, tapi semakin kesini ia tau donghyuk adalah orang yang tak pantas mendapatkan itu, bahkan secara terang-terangan menyakiti orang yang berusaha dekat dengan Bobby.

"Kenapa,, apa kau marah?? Dengan santainya donghyuk menjatuhkan cup kopi tersebut. "Aku yakin Jinhwan tidak keberatan dengan ini" tambahnya memancing emosi Bobby.

Tepat saat Bobby hendak mendekat kearah donghyuk dengan jari kuku yang memutih karna menahan diri agar tidak dengan mudah memukul orang didepannya tersebut.

"Ah kalian, " Jinhwan datang dengan melihat sekeliling dan hanya mereka berdua dengan ketegangan yang bisa ia rasakan. "A-apa yang sedang terjadi? Mencoba mencairkan suasana.

"Tidak ada ,Jinan hari ini kau duduk disebelah ku, " timpal Bobby, kemarikan tasmu,,," mengambil paksa dari pemiliknya dan menaruhnya di kursi sebelah tempat Bobby duduk, sambil melenggang dan menyeret Jinhwan keluar dari kelas.

"Ayo.. temani aku makan" Jinhwan yg hanya terbengong bengong menurut saja, sambil berpikir ada apa sih dengan mereka dipagi hari..
ah ya ampun semoga hariku terselamatkan , doanya dalam hati.

Sedangkan donghyuk hanya menatap kepergian mereka dengan raut wajah yang sulit diartikan antara rasa sakit dan kebencian dengan tangan yg mengepal.

Donghyuk tau dari awal pertemuan nya dengan Bobby , dia sudah sangat menyukainya dan untuk pertama kalinya juga dia tau orientasi seksual nya, sebab Bobby adalah orang pertama yang menghargai usahanya, dan yang terpenting membantu pekerjaannya di perusahaan ayahnya ,

yah.. waktu itu umur mereka masih 18 tahun tapi Presdir Kim ingin donghyuk juga terjun berkarir sepertinya, jadi donghyuk sering datang ke kantor untuk belajar segalanya, meski dia tidak menyukainya dia tetap harus melakukan itu, demi ibunya.

Dulu Bobby selalu mensupport nya jika dia sudah merasa muak dengan berkas". Benar, Bobby adalah anak dari wakil Presdir karna itu mereka sering bertemu dan semakin dekat.





. . . . .

Sedangkan diruang latihan musik, pria dengan suara khasnya tengah berlatih , yah june tengah mempersiapkan penampilan untuk acara wisuda nanti, sebenarnya bukan hanya dia yang akan tampil,, sebagian mahasiswa ikut andil dalam moment tersebut, dan ini juga yang membuat nya semakin bersemangat,

Selain karna hobinya, suara june memang bagus dan bukan satu atau dua orang yang menyarankannya untuk ikut audisi, tapi yah june masih berpikir dua kali untuk membuat keputusan itu, menjadi seorang penyanyi itu tidaklah mudah dan terlebih lagi dia tak ingin membebani orang tua nya.


Bruk

Suara bantingan pintu mengagetkan june, ah.. dia berniat ingin mematahkan leher orang Tersebut jika itu bukan Jinhwan.

Jinhwan datang dengan wajah kusutnya , menggeser dengan paksa tempat duduk june , tanpa melihat tampang temannya yang menatapnya malas.

"Wae,, kali ini apa jinani? Tanya june malas, sebenarnya ia tau,, pasti ini tidak jauh dari masalahnya dengan Bobby.

"Tidak ada, hanya saja , apa aku menjadi pengganggu mereka? " Lirih Jinhwan

" Tidak perlu bertanya padaku , kau tau sendiri jawabannya Jinan, lagipula selama ini yg kulihat Bobby tak pernah menanggapi anak itu,, siapa namanya... "
June lupa namanya Karna yah memang mereka tak pernah bertemu satu sama lain,, hanya mungkin sekilas.

"Donghyuk,, " timpal Jinhwan

"Yah.. itu, tapi tenang saja jika dia melakukan sesuatu padamu, aku tidak tinggal diam ,, bagaimana,, sungguh beruntung bukan punya teman seperti ku". Sambil menunjuk diri dengan bangga.

"Ckck konyol sekali,, haha tapi terima kasih juneeya" benar,, dia beruntung dipertemukan dengan june,, sahabat kecilnya dan tetangganya itu sudah sangat sering membantu nya.

"Baiklah klo begitu , kurasa aku harus pulang sekarang, sampai nanti,".. pamitnya

"He''em , salam untuk bibi yah,, malam ini aku belum bisa kesana"

June mengangguk dan mengiyakan pesan Jinhwan,, kemudian berjalan kearah pintu keluar.

.
.
.
.
.
.
.

*Karya pertama mohon koreksi dan saran nya dear...''''🙏❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang