"Mama mau ke rumah nenek dulu jek, mau ikut?" Tanya mamanya jeka, jeka liat jiho sebentar, terus geleng-geleng."Nanti jeka nyusul ma"
"Yaudah, titip adek sekalian ya"
Jeka ngacungin jempol.
"Jiho, tante pergi dulu ya"
"Iya tante"
Iya, jiho di rumahnya jeka.
Aslinya jeka yang nawarin diri buat dateng ke rumah orang tuanya jiho.
Tapi ya mau gimana? Masa jeka dateng ke rumah orang tuanya? Lebaran gini? Pasti orang rumah bakal mikir yang enggak-enggak.
Jiho udah saliman kok tadi sama mamanya jeka.
"Mau ke pantai deket sini nggak?"
Tanpa fikir panjang jiho ngangguk.
Dan beneran ke pantai dua orang ini, habis nganterin ponakan jeka yang tadi.
Jeka itu nggak punya adik, punyanya abang dan abangnya udah nikah.
"Udah lama ya?" Tanya jeka sambil batinnya mengagumi sosok jiho yang menawan siang itu dengan rambut yang di gerai dan terbang terkena angin pantai.
"Iya" Meskipun siang ini lumayan terik, tapi jiho tetep semangat, udara pantai jiho hirup dalam-dalam.
Otaknya berasa fresh lagi.
Jeka pikir, ini udah waktunya.
"Jiho" Demi apapun dia gugup.
"Ya?" Pas liat mukanya jeka yang serius gitu bikin jiho malah mendadak ngerasain hawa nggak enak.
"Gue, "
"Suka sama lo"
Jiho bungkam seketika.
Jeka sendiri juga nggak tau kapan perasaan itu muncul, yang jelas jeka beneran tulus dan sayang sama jiho.
Suka kepikiran mulu, tingkah random jiho, jiho yang katanya galak tapi jeka rasa enggak, jiho yang sok cuek tapi aslinya peduli, jiho yang selalu bisa bikin suasana jadi ceria, dan banyak hal positif yang jeka pelajarin dari jiho.
Intinya jeka suka sama semua yang ada di jiho, jeka cinta sama jiho bukan karena.
Nggak baik nyimpen ini lama-lama.
Dan buat jiho sendiri, kalimat itu yang dulunya selalu jadi angan-angan jiho, doa jiho di setiap malam.
Baginya, jeka itu cinta pertama jiho.
Harusnya setelah sekian lama, jiho harusnya bahagia.
Tapi, pantaskah buat saat ini?
Meskipun jiho udah belajar buat nerima kenyataan, tapi rasanya tetep sakit.
Jeka, seseorang yang nggak mungkin jiho miliki.
"Jiho?"
"Sorry, jek.. " Kata jiho lirih, bahkan dia nggak berani ngeliat jeka.
Jeka nggak salah denger?
"Jiho, kenapa? Sorry? For what?" Jeka masih bingung.
"For everything" Kata jiho yang masih belum berani liat jeka, jari-jari kakinya yang telanjang meremas kuat pasir pantai.
"Jiho, maksud kamu.. "
Jiho ngangguk, "sorry"
Tes.
Tetesan air mata jiho jatuh ke pasir, tepat saat itu angin bertiup kencang.
"Liat aku" Jeka ngangkat wajah jiho, tapi jiho masih nggak mau liat jeka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Nikah sama om Jaehyun
FanfictionJiho yang dipaksa nikah sama duda beranak satu.